Sukses

Tongkol Sebabkan 111 Warga Kampung Laut Menginap di Puskesmas dan RS

Dampak keracunan massal yang diduga dari ikan tongkol dirasakan warga Kampung Laut hingga tiga hari setelahnya.

Liputan6.com, Cilacap - Kamis malam, 22 Maret 2018, Puskesmas Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah yang biasanya lengang mendadak hiruk-pikuk. Puluhan pasien berdatangan dengan kondisi serupa, pusing dan mual, diduga akibat keracunan massal.

Ruang Instalasi Gawat darurat (IGD) dan rawat inap pun penuh. Paramedis terpaksa menangani pasien dari selasar, lorong, atau ruang apa pun yang ada di Puskesmas.

Tak hanya Puskesmas Kampung Laut, beberapa warga yang diduga korban keracunan massal dilarikan ke Puskesmas Kawunganten. Beberapa lainnya, dirujuk ke Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah, Cilacap.

Tercatat hingga Jumat, 23 Maret 2018, seratusan orang lebih dilarikan ke Puskesmas atau rumah sakit. Mereka diduga keracunan makanan di jamuan hajatan khitan Ramdani, warga RT 04/3 Dusun Bondan, Desa Panikel Kecamatan Kampung Laut, Kamis siang.

Gelaran khitanan di kampung selalu meriah. Tetangga dan tamu dari tetangga desa memenuhi undangan. Beragam jamuan hajatan pun disajikan.

Yang membedakan dari hajatan di daerah luar, di daerah pesisir, terutama di Kampung Laut, sajian khasnya adalah ikan laut. Di antara beragam makanan lainnya, yang menjadi lauk utama hajatan itu adalah olahan ikan tongkol.

Saat menikmati hidangan, para tamu undangan tak merasakan masalah. Mereka pun dengan lahap menikmati sajian tuan rumah. Tak ada sama sekali tanda-tanda mereka bakal jadi korban keracunan massal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Korban Keracunan Massal Mengonsumsi Tongkol

Tetapi, bencana tiba pada malam harinya. Beberapa yang sempat menikmati tongkol, merasakan mual dan pusing yang amat sangat. Beberapa warga muntah dan selalu ingin buang air besar (BAB).

"Rata-rata yang memakan tongkol itu malamnya baru merasakan pusing, muntah dan BAB terus-terusan," kata Camat Kampung Laut. Nurindra Wahyu, Sabtu, 24 Maret 2018.

Keluarga pun melarikan mereka ke fasilitas kesehatan terdekat, terutama ke Puskesmas Kampung Laut dan Puskesmas Kawunganten. Tiba di Puskesmas, ternyata sudah ada puluhan orang lainnya yang juga dirawat dengan kondisi serupa.

Di Puskemas Kampung Laut dan Kawunganten, hingga Sabtu ini, tercatat sebanyak 38 orang masih dirawat. Tak hanya orang dewasa, balita pun menjadi korban keracunan massal ikan tongkol ini. Paling kecil berusia tiga tahun.

Pada Kamis malam hingga Jumat siang, pasien tersebar di beberapa fasilitas kesehatan lainnya. Di Puskesmas Pembantu Panikel Kecamatan Kampung Laut, 15 warga menjalani rawat jalan dengan keluhan sama.

Di Kecamatan lain, tiga orang harus menjalani rawat inap serta tujuh lainnya rawat jalan di Puskesmas Kawunganten. Selain itu, 28 warga lain harus menjalani rawat di mantri kesehatan Desa Grugu Kecamatan Kawunganten.

"Kondisinya masih lemah," ucap Nurindra.

3 dari 3 halaman

48 Orang Masih Rawat, 64 Lainnya Rawat Jalan

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Cilacap, Bahtiar Ahmad mengatakan, total 111 orang dilaporkan keracunan. Tetapi, belum dipastikan jenis makanan yang membuat warga keracunan.

Dugaan sementara, pasien yang dirawat mengonsumsi tongkol. Namun, perlu penyelidikan epidemologi untuk memastikan jenis makanan dan kontaminasi yang menyebabkan keracunan.

"Kami belum bisa memastikan apakah penyebabnya karena bakteri atau sebab lain," ucap Bahtiar, saat dihubungi Liputan6.com.

Untuk memastikan penyebab keracunan, seluruh sampel makanan yang ada di pesta hajatan, terutama tongkol di bawa ke Laboratorium Dinas Kesehatan Provinsi, di Semarang. Selain itu, sampel muntahan pasien, feses, dan air liur pasien keracunan massal juga bakal diperiksa di laboratorium.

Berdasar laporan Sabtu pagi, jumlah pasien yang masih dirawat adalah sembilan orang di RSI Fatimah, serta 38 orang di Puskesmas Kampung Laut dan Kawunganten. Adapun 64 orang lainnya hanya perlu rawat jalan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.