Sukses

Kisah Pasutri Lansia Cirebon, Hidup Berdua di Gubuk Reyot

Kehidupan pasutri di Cirebon ini jauh dari kata layak karena penghasilan sang suami habis hanya untuk bisa makan setiap hari.

Liputan6.com, Cirebon - Potret kemiskinan di tengah gencarnya pembangunan Kabupaten Cirebon masih terlihat nyata dan luput dari perhatian pemerintah.

Seperti yang dialami pasangan suami istri (pasutri) Rosul dan Sima asal Desa Wanakaya, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Pasutri tersebut tinggal di sebuah gubuk tua bersebelahan dengan kandang ayam miliknya.

Gubuk berukuran 4x5 meter persegi itu terbuat dari bilik bambu yang beratapkan seng bekas dan berlubang. Mereka pun menghabiskan masa tuanya bersama beberapa ekor ayam.

Di sebuah rumah panggung tak layak huni, pasutri lansia asal Cirebon tersebut mendapat pasokan listrik seadanya. Kadang, jika tidak ada listrik, mereka memanfaatkan lilin.

"Lebih dari lima tahun tinggal di sini hidup seadanya karena tidak mampu beli rumah," kata Rosul, Minggu, 4 Maret 2018.

Rosul mengaku, selama ini dia bekerja serabutan dengan ikut mencari ikan di laut bersama nelayan lain di Kabupaten Cirebon. Namun, hasil dari bekerja serabutannya itu tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga yang harganya semakin tak terjangkau.

Rosul mengatakan, upah yang didapat dari hasil kerja serabutannya itu hanya cukup untuk makan sehari. Rosul pun terpaksa berutang ke warung atau tetangga mereka jika tidak mendapat upah kerja.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Catatan Pemerintah Desa

Dari informasi yang dihimpun melalui catatan di pemerintah Desa Wanakaya Kabupaten Cirebon, pasutri lansia itu sudah lebih dari lima tahun tinggal di rumah bilik bersama ayam.

"Kami sudah mengupayakan pembangunan rumah mereka dan sudah masuk dalam Musrembang tingkat kecamatan," kata salah seorang perangkat Desa Wanakaya Kecamatan Gunung Jati Kabupaten Cirebon Giman.

Giman mengaku, hingga saat ini pasutri lansia tersebut belum dikaruniai anak. Penghasilan pasutri tersebut, kata Giman, terbilang tidak tetap.

Perangkat Desa, kata Giman, sudah bertemu dengan pasutri tersebut dan melihat kondisi rumah mereka. Giman berharap, usulan perangkat desa dalam Musrembang tingkat kecamatan tersebut bisa direalisasi sehingga dapat membangun rumah tak layak huni itu.

"Mudah-mudahan direalisasi kami terus memantau perkembangan mereka," ujar dia.

Saksikan vidio pilihan berikut ini: 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.