Sukses

Banjir Pantura, Petani Bawang Merah Rugi Rp 45 Miliar

Lahan terendam 955 hektare hanya sekitar tiga persen dari keseluruhan hamparan bawang merah Brebes yang mencapai 32 ribu hektare.

Liputan6.com, Brebes - Petani bawang merah diperkirakan merugi hingga Rp 45 miliar akibat banjir yang merendam sejumlah wilayah di pantai utara Jawa (Pantura), termasuk Brebes, pekan lalu.

Hingga awal pekan ini terdata 955 hektare tanaman bawang merah terendam di empat kecamatan di Kabupaten penghasil bawang merah terbesar di Asia Tenggara ini. Empat kecamatan tersebut yakni, Kecamatan Wanasari, Brebes, Jatibarang, dan Songgom.

Angka itu belum termasuk wilayah lain dengan spot-spot kecil yang nyaris menyeluruh di daerah dataran rendah wilayah Brebes. Tanaman bawang merah rata-rata berumur di bawah di bawah satu bulan.

Lantaran terendam, tanaman bawang dipastikan puso. Pasalnya, tanaman bawang merah busuk meski hanya terendam sehari.

"Kalau yang terdampak secara total sih, merembet ke kecamatan-kecamatan yang lain," kata Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, Selasa, 20 Februari 2018.

Menurut Juwari, jika dihitung biaya pengolahan lahan, harga bibit, biaya tanam dan perawatan, maka petani [bawang merah](3250882/ "") mengalami kerugian Rp 50 juta per hektare.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Bawang Merah Naik Usai Banjir

Dari biaya produksi itu, petani hanya mengalami kerugian Rp 10 miliar. Namun, jika diperhitungkan dengan potensi hasilnya, petani merugi lebih dari Rp 45 miliar.

"Umur tanaman bawang, kan berumur di bawah satu bulan. Ada yang berumur sehari, ada seminggu. Sekitar Rp 45 miliaran lah," dia menerangkan.

Juwari yakin, gagal panen yang dialami ratusan petani bawang merah di Brebes dan sejumlah daerah di pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura) itu diyakini tak berpengaruh banyak terhadap stok bawang merah secara nasional.

Sebab, angka 955 hektare yang terendam hanya sekitar tiga persen dari keseluruhan hamparan bawang merah Brebes yang mencapai 32 ribu hektar per tahun. Selain itu, stok bawang merah pun dipasok dari daerah-daerah lainnya, seperti Magelang, Sleman dan Wonosobo.

"Sangat kecil pengaruhnya ya, karena paling-paing hanya 955 hektare. Itu kecil sekali," dia menjelaskan.

Cuaca yang ektrem akhir-akhir ini diakuinya menyebabkan harga bawang merah di pasaran mulai merangkak naik. Pekan lalu, harga bawang masih kisaran Rp 12 ribu per kilogram di tingkat petani. Namun, mulai pekan ini harga bawang sudah mencapai Rp 14 ribu per kilogram.

Bagi petani, kenaikan harga ini adalah berkah. Pasalnya, akhir Januari lalu harga bawang merah di tingkat petani mencapai titik nadir, hanya Rp 8.000 per kilogram.

"Ada kenaikan seribu dua ribu rupiah. Alhamdulillah," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Petani Terkendala Pengadaan Bibit

Bencana banjir di Brebes menyebabkan banyak petani yang beralih ke tanaman lainnya. Pasalnya, pada musim penghujan seperti ini, sulit untuk memperoleh benih bawang merah. Lahan bawang merah pun harus diistirahatkan untuk menghindari serangan hama dan penyakit.

Dia juga berharap agar pemerintah daerah maupun pusat memperhatikan nasib para petani yang lahannya terendam. Sebab, petani kesulitan memperoleh benih.

Sejumlah petani kecil pun kehabisan modal. Tanaman bawang merah di bawah usia satu bulan diperkirakan sudah memakan modal Rp 50 juta per hektare.

Diketahui, pekan lalu sejumlah wilayah Brebes terendam banjir akibat jebolnya Sungai Pemali. Banjir menyebabkan 24 Desa di empat Kecamatan terendam. Selain merendam lahan pertanian, banjir juga mengakibatkan ribuan rumah terendam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini