Sukses

Banjir dan Longsor Kepung 15 Kecamatan di Pantura Barat Jateng

Bukan hanya banjir, longsor juga menerjang puluhan titik di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Brebes - Hujan deras yang mengguyur wilayah pantai utara (pantura) barat Jawa Tengah sejak dua hari terakhir mengakibatkan ribuan rumah di 15 kecamatan di Kabupaten Tegal, Kota Tegal, dan Kabupaten Brebes,  Jawa Tengah, terendam banjir, Senin (12/2/2018).

Tak hanya itu, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, puluhan titik longsor terjadi pula di Kabupaten Tegal dan Kabupaten Brebes. Paling parah, sebuah vila di objek wisata Guci ambruk dan hanyut terbawa longsor akibat intensitas hujan yang tinggi.

Kemudian belasan titik longsor juga terjadi di wilayah Brebes bagian tengah dan selatan (Paguyangan, Salem, Bantarkawung).

Hingga kini, sebagian besar warga tetap bertahan di rumahnya meski tergenang banjir. Sementara, sejumlah warga lainya mengungsi. Selain menggenangi rumah warga,. banjir juga merendam beberapa sekolah, kantor desa, dan sejumlah perkantoran milik swasta ataupun pemerintah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, ketinggian banjir yang menggenangi rumah warga bervariasi mulai dari setinggi lutut orang dewasa hingga lebih dari satu meter.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Banjir Datang Jam 10 Malam

Banjir menggenangi ribuan rumah warga sejak Minggu malam sekitar pukul 22.00 WIB hingga pagi tadi. Adapun banjir juga disebabkan karena sejumlah sungai meluap hingga akhirnya limpasan air menggenangi permukiman.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Tegal, banjir terparah terjadi di Kecamatan Adiwerna dan Kecamatan Tarub. Hampir sebagian desa di dua kecamatan itu tergenang banjir.

Seperti di Desa Tembok Luwung, Lemahduwur, Kaliwadas, dan Kalijambe. Warga mengaku banjir datang tiba-tiba membuat mereka tak bisa menyelamatkan barang elektronik dan benda rumah tangga lainya.

Salah seorang warga Lemahduwur, Kabupaten Tegal, Aisyah (40), mengungkapkan banjir kali ini paling parah sejak 15 tahun terakhir.

Padahal, biasanya banjir tak masuk masuk ke rumah. "Ketinggian airnya sampai sepinggang atau satu meterlah," ucap Aisyah, Senin (12/2/2018).

Hal senada diungkapkan, Ahmad (35), warga Tembok Luwung, Kabupaten Tegal. Ia mengaku banyaknya wilayah yang tergenang banjir mengakibatkan beberapa rumah warga yang belum terjangkau tim SAR gabungan. Evakuasi belum terlaksana juga lantaran keterbatasan personel SAR.

"Tapi, karena personel terbatas, maka harus bergiliran. Sementara, warga yang rumahnya terendam banjir juga mengungsi ke rumah tetangganya," jelasnya.

 

3 dari 6 halaman

Tinggi Banjir hingga Selutut Orang Dewasa

Selain Batang dan Tegal, banjir juga menerpa Kabupaten Brebes. Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Brebes, banir terjadi di Kecamatan Jatibarang. air menggenangi pemukiman warga di Desa Kemiriamba, Klikiran, Tegalwulung, Kedungtukang, Kalipucang, Kalialang, dan Rengasbandung.

Air setinggi lutut orang dewasa ini bahkan menggenangi jalan desa tersebut.

Camat Jatibarang, Subagya mengatakan banjir yang menggenangi wilayahnya merupakan luapan sungai. "Ya memang mondisinya sama seperti banjir yang terjadi kemarin hari Jumat," ujarnya.

Sebelumnya, banjir menggenangi Desa Kemiriamba di Jatibarang, Brebes. Ia mengungkapkan, air juga menggenangi jalan depan Desa Kalipucang.

"Ini arus air cukup deras karena luapan sungai, di rumah warga lebih tinggi lagi airnya, lebih parah dari kemarin," jelasnya.

 

4 dari 6 halaman

Rumah Roboh dan Vila Ambruk

Selain di Jatibarang, banjir juga melanda desa Sindangjaya Kecamatan Ketanggungan. Hampir semua rumah terendam banjir. "Satu desa kena semua, ada satu rumah yang roboh," tutur Muhammad Rizky Ubaidillah yang juga anggota DPRD Brebes.

Menurut Rizky, banjir tersebut merupakan luapan Sungai Babakan. "Puncak banjir di Bendung Cisadap tadi tercatat 190 cm di atas Mercu Cisadap. Saat ini, 160 cm turun 30 cm berangsur-angsur wilayah selatan juga hujan sudah reda, semoga tidak semakin parah," katanya.

Banjir di Kota Tegal, terjadi di wilayah Kecamatan Tegal Barat, Margadana, dan Kaligangsa. Akses jalan antarkelurahan terendam banjir. Alhasil, aktivitas warga setempat pun terganggu. Hanya kendaraan roda empat yang bertipe mobil minimal SUV yang mampu melewati terjangan genangan banjir.

Adapun sebuah vila di Objek Wisata Guci, Kabupaten Tegal, ambruk terbawa tanah longsor, Minggu malam, 11 Februari 2018. Bangunan yang dikenal dengan Vila Janoko 2 itu ambruk setelah seharian kawasan tersebut diguyur hujan.

Kepala UPTD Objek Wisata Guci, Abdul Haris mengatakan, Vila Janoko 2 berada di dekat Pancuran 13. Bencana longsor itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. "Ya memang benar ada peristiwa itu, karena dalam beberapa hari terakhir ini hujan deras, hari ini hujan deras dari sejak sore," ucapnya.

Haris memastikan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, akibat longsor tersebut, vila yang sudah dibangun sejak 30 tahun itu rusak parah. "Kebetulan sedang tidak ada penghuninya. Ini vilanya memang jarang digunakan," ia menambahkan.

Dia mengatakan pula, bangunan itu merupakan milik pemerintah daerah yang disewakan kepada pihak ketiga. Namun, karena posisinya tidak strategis, vila tersebut jarang disewa pengunjung.

"Memang kondisinya kadang sebulan sekali disewa. Beberapa hari yang lalu kami juga sudah mendeteksi wilayah ini rawan longsor," jelasnya.

 

5 dari 6 halaman

Titik Rawan Longsor

Selain tanah longsor di dekat Pancuran 13, peristiwa serupa pada waktu yang sama juga terjadi di dua titik lainnya. Tepatnya di jalan setapak dari parkiran sebelah barat menuju Pancuran 13 dan Pancuran 5.

"Jadi beberapa titik di jalan itu tertutup longsor tebing di atasnya," Haris membeberkan.

Saat ini, pengelola sudah memasang papan peringatan di sejumlah titik rawan longsor. Langkah ini dilakukan agar pengunjung tidak mendekati wilayah tersebut.

Menurut dia, penyebab longsor terjadi karena tanah sudah tidak kuat menanggung beban bangunan. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir ini membuat kontur tanah semakin lapuk.

"Jadi begini itu di tebing (yang longsor) tanahnya kena air hujan terus menerus, jadi enggak kuat menahan. Apalagi di sana bukan jalur aliran air bukan," ungkapnya.

Apalagi, posisi bangunan persis di bibir sungai, sehingga rawan longsor.

"Beberapa hari lalu sudah terlihat tanda-tandanya," katanya.

 

6 dari 6 halaman

3 Titik Longsor Tak Ganggu Aktivitas Wisatawan

Haris memastikan, peristiwa longsor ini tidak terlalu mengganggu aktivitas wisatawan. Pengunjung masih bisa menikmati fasilitas yang ada, seperti pemandian air panas, dan wahana lainnya yang ada di Guci.

"Seperti saya sampaikan kan longsornya hanya di titik-titik tertentu saja," kata Haris.

Menurut dia, akses menuju objek wisata Guci dari bawah hingga ke atas masih aman dilewati. "Saya pastikan masih aman, jadi jangan khawatir," imbuhnya.

Kendati demikian, dia mengimbau kepada para pengunjung untuk tetap berhati-hati. Sebab, beberapa hari ke depan diprediksi cuaca seperti hujan deras dan angin kencang masih terus terjadi. Pengunjung diminta untuk tidak dekat-dekat denga areal yang sudah dipasangi papan peringatan.

"Termasuk jangan mendekati Kali Gung, yang kalau hujan itu terjadi banjir besar," dia memungkasi.

Hingga pagi tadi, tim gabungan dari BPBD, Basarnas, PMI, kepolisian, TNI, dan relawan bergotong royong mengevakuasi dan memberikan pertolongan terhadap korban banjir.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.