Sukses

Unik bin Ajaib, Pupuk Kotoran Manusia dari Gresik Tak Berbau

Pupuk kotoran manusia yang dibuat Forkems Gresik ini mampu meningkatkan unsur hara tanah.

Gresik - Begitu berbicara soal kotoran manusia, pastilah rasa jijik menggerayangi pikiran. Namun, di tangan Forum Kerja Ekonomi Mandiri Pemuda Sembayat (Forkems) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, kotoran manusia justru menjadi penyubur tanaman alias pupuk.

Ketua Forkems Gresik, Ahmad Shodiq mengatakan, ide inovasi unik untuk mengubah kotoran menusia menjadi pupuk berawal dari coba-coba. Hasilnya, pupuk tersebut ternyata bisa menyuburkan tanaman.

Shodiq menjelaskan, pemberian pupuk dengan kotoran manusia tersebut dapat meningkatkan kemampuan tanah mengikat air serta meningkatkan unsur hara tanah.

Hebatnya, pupuk hasil inovasi Forkems ini tidak akan menarik datangnya lalat dan tidak menyebabkan polusi karena tidak berbau.

"Dapat menyuburkan tanaman lebih cepat berbuah. Dibanding dengan pupuk lainya, hasil dari fases warna tumbuhanya lebih hijau," kata Shodiq, di Gresik, Rabu (7/2/2018), kepada Times Indonesia.

 

Baca berita menarik lainnya dari Timesindonesia.co.id.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Proses Pembuatan Pupuk

Untuk proses pembuatan pupuk dari tinja ini, awalnya kotoran manusia dikeringkan untuk menghilangkan bau dan bakteri. Lalu, dicampur dengan bahan seperti kulit padi dan serbuk gergaji. Kemudian, bahan tersebut dicampur menjadi satu dengan tinja manusia.

Setelah kedua bahan tercampur, kemudian dikeringkan selama dua minggu. Selama dikeringkan, setiap 4 hari sekali tinja yang sudah menjadi pupuk feses harus diurai.

"Tujuannya, supaya hawa panas tidak menguap, sehingga mudah mengundang bakteri," ujar Junaidi, salah satu anggota Forkems.

Untuk sementara, pupuk hasil karya pemuda Desa Sembayat ini hanya diaplikasikan pada tanaman tertentu seperti bunga serta tanaman lain yang tidak berbuah.

"Sedangkan pada tanaman pangan seperti padi, jagung masih belum berani. Karena fases belum layak uji coba pada tanaman pangan," tambah Shodiq.

Shodiq berharap, pemerintah Kabupaten Gresik bisa membatu penjualan pupuk. "Saat ini penjualan hanya secara mandiri dengan dititipkan ke toko-toko sekitar," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.