Sukses

Top 3 Berita Hari Ini: Kondisi Anak Ditanam Hidup-Hidup bak Pohon

Top 3 Berita Hari Ini,Pasangan pasutri yang bekerja sebagai buruh di Medan secara sadis melakukan penganiayaan kepada anaknya.

Liputan6.com, Medan - Top 3 berita hari ini, bukannya kasih sayang yang diberikan, malah kekerasan yang harus diterima bocah malang ini. Pasangan suami istri (pasutri) yang bekerja sebagai buruh di Medan, Sumatera Utara, secara sadis menganiaya anak kandungnya.

Tidak hanya berupa pemukulan, keduanya bahkan menanam hidup-hidup putrinya yang berusia enam tahun bak sebuah pohon.

YAH, ibu kandung korban mengaku, kekerasan tersebut bermula dari hilangnya sepeda motor sang suami. Tanpa ada alasan yang jelas, kekesalannya tersebut ditumpahkan dengan segala bentuk penyiksaan yang harus ditanggung anaknya.

Sementara itu, Sri Wahyumi Manalip yang diberhentikan sementara sebagai Bupati Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), menjawab semua tuduhan terkait kepergiannya ke Negeri Paman Sam lewat media sosial.

Lewat akun Instagram sri_manalip, Sri Wahyumi ingin menjelaskan bahwa dirinya salah satu Duta Indonesia dari enam peserta yang didaulat mengikuti program IVLP (International Visitor Leadership Program) 2017.

Dari Tidore, pelarian tersangka pencabulan anak harus berhenti setelah dua bulan bersembunyi. Taktik jitu yang dilakukan kepolisian setempat dengan menjadi penjual pinang.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

1. Ayah Sadis, Tanam Anaknya Hidup-Hidup bak Pohon

Ayah sadis, tanam anaknya hidup-hidup bak pohon. Foto: (Reza Efendi/Liputan6.com)

Tindakan kekerasan dilakukan orangtua terhadap anak terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara. Akibatnya bocah berusia enam tahun berinisial SA kritis dan mengalami luka-luka di bagian kaki, badan, dagu, dan kepala.

Terbongkarnya kasus penganiayaan berawal pada Selasa, 9 Januari 2018. Saat itu, pemilik kebun tempat kedua orangtuanya bekerja melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib. 

Tetangga korban, Roni Siregar mengatakan, penganiayaan yang dilakukan YAH, ibu korban dan AP bukan kali ini saja. Selain dipukul, anak itu juga sempat ditanam hidup-hidup oleh kedua orangtuanya tersebut.

Kepada petugas, YAH mengaku aksi penganiayaan yang dilakukannya dan suaminya terhadap SA sudah terjadi sejak dua bulan yang lalu. Penganiayaan tersebut dilakukan berawal dari hilangnya sepeda motor milik suaminya, AP.

Selengkapnya... 

2. Bukti-Bukti Perjalanan Bupati Cantik Talaud ke Amerika Serikat

Bupati Talaud Sri Wahyumi mengunggah sejumlah foto saat dirinya berada di Amerika Serikat di akun Instagram miliknya, sri_manalip.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sudah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri dengan Nomor 131.71-17 yang isinya memberhentikan sementara Bupati Talaud, Sulawesi Utara, Sri Wayuni Manalip.

Alasannya, Sri Wahyumi terbukti meninggalkan tanggung jawab sebagai bupati selama tiga minggu karena pergi ke luar negeri, yakni Amerika Serikat tanpa izin.

Sri Wahyumi mengaku dirinya bertolak ke AS atas undangan Presiden Amerika Serikat untuk menjadi salah satu Duta Indonesia dari enam peserta yang didaulat mengikuti program IVLP (International Visitor Leadership Program) 2017.

Beberapa kegiatannya bahkan diunggah ke media sosial. Sri Wahyumi ingin menunjukkan dirinya tengah melalui rentetan jadwal dalam program IVLP.

Selengkapnya…

3. Buru Pencabul Anak, Polisi Menyamar Jadi Penjual Pinang

Kepada keluarga, tersangka kasus pencabulan anak itu pamit melaut untuk mencari ikan ke perairan Bacan. Nyatanya, ia pergi ke Sorong Papua. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Pelarian tersangka pencabulan anak, SS, berakhir di Sorong, Papua Barat. Ia menjadi buronan sejak kasusnya mencabuli gadis SMP di Kecamatan Oba Utara, Sofifi, Maluku Utara (Malut), pada November 2017, terkuak.

Sebelum menghilang, SS mengaku pada keluarganya hendak melaut untuk mencari ikan di perairan Bacan, Halmahera Selatan. Namun lewat dari dua bulan, ia tak kunjung pulang.

Untuk melacak keberadaan SS, polisi bahkan sampai menyamar jadi penjual pinang dan sageru.

Selengkapnya…

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.