Sukses

Apa Kabar Putri Tidur Banjarmasin?

Echa kembali tidur nonstop selama empat hari. Bagaimana kondisi terbaru remaja pengidap sindrom putri tidur asal Banjarmasin itu?

Liputan6.com, Banjarmasin - Masih ingatkah Anda dengan Siti Raisa Miranda alias Echa, remaja asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), yang mengidap sindrom putri tidur? Ternyata, beberapa hari lalu, remaja putri berusia 13 tahun itu kembali tidur nonstop meski kali ini terlelap hanya empat hari.

"Alhamdulillah, setelah tidur selama 4 hari nonstop atau 90 jam kurang 5 menit Echa bangun...pertama yang dia cari adalah HP...Pada tidurnya yang ke 4 ini, kami sekeluarga lebih rileks merawat Echa karena secara medis, fisik dan otak/saraf Echa tidak ada penyakit...Seperti tidurnya yang ke 1, 2 dan 3...Echa akan bangun dengan sendirinya...sehingga langkah-langkah ke rumah sakit atau pengobatan nonmedis selalu kami tunda...wait and see...," tulis Muliyadi, ayah Echa, dalam akun pribadi di Facebook, Moel Ya Lo Ve, Minggu, 7 Januari pukul 16.58 Wita.

Muliyadi juga mengunggah foto saat putrinya yang merupakan siswi kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin itu bangun dari tidur nonstop untuk keempat kalinya tersebut. Ia pun menambahkan keterangan dalam foto Echa yang kemudian banjir komentar dari warganet. Mereka umumnya turut bahagia dan bersyukur atas terbangunnya Echa.

"Saat di foto ketika bangun dari tidur, Echa menutup muka karena malu mukanya terlihat lusuh.Terima kasih buat: 1. Rekan-rekan yang mencoba membantu mengobati melalui jarak jauh (bahkan ada dari Malaysia) 2. Rekan-rekan yang memberi saran pengobatan melalui nonmedis. 3. Rekan-rekan yang memberikan doa dan jempolnya, doa kalian turut membantu mempercepat pemulihan Echa," tulis Muliyadi.

Siti Raisa Miranda alias Echa, pengidap sindrom putri tidur asal Banjarmasin, Kalsel, terbangun setelah kembali tidur nonstop yang kali ini selama empat hari. (Foto: Istimewa/Facebook/akun Moel Ya Lo Ve)

"Pada tidurnya yang ke-4 ini, Echa cuman tidur empat hari. Echa bangun Minggu sore lalu, sekitar pukul 16.40 Wita," ucap Muliyadi, saat dihubungi Liputan6.com melalui telepon selulernya, Rabu malam, 10 Januari 2018.

Menurut dia, Echa yang diduga mengidap sindrom putri tidur itu belum sempat dibawa lagi ke dokter. "Begitu bangun, Echa sudah bisa beraktivitas seperti biasanya," Muliyadi menambahkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Secara Medis Tak Terdeteksi

Echa terbangun setelah tidur nonstop selama empat hari atau sekitar 90 jam. Muliyadi pun bersyukur atas kondisi anak tercintanya tersebut.

Beberapa hari lalu, tepatnya Kamis, 4 Januari 2018, sekitar pukul 14.00 Wita, ia membuat status dan mengunggah foto mengenai kondisi sang anak yang telah tidur selama 32 jam.

"Hingga saat ini Echa sudah tidur selama 32 jam 5 menit, belum ada sekalipun membuka mata dan belum ada aktivitas ke toilet...Akankah Echa kembali melakukan tidur panjangnya...kita tunggu aza yach...," tulis Muliyadi di akun Facebook-nya.

Sehari kemudian, sekitar pukul 21.45 Wita, ia kembali membuat status dan mengunggah kondisi terbaru sang putri. "Setelah 33 jam 02 menit tidur, Echa dipapah ke toilet buang air kecil dalam keadaan mata terpejam, balik lagi ke ranjang dan kembali melanjutkan tidurnya," tulis Muliyadi.

"Ini adalah tidur nonstop Echa yang keempat. Sebelumnya, bulan Oktober 2017, Echa 13 hari tidur nonstop. Hari 14 bangun, hari 16 dibawa ke Rumah Sakit Ansari Saleh, Banjarmasin," ujar Muliyadi, saat ditelepon Liputan6.com, Jumat, 5 Januari 2018.

Selama enam hari, Echa menjalani serangkaian pemindaian CT Scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Kendati semua alat medis canggih di sejumlah rumah sakit di Kalsel telah dicoba, ternyata para dokter tak menemukan gangguan kesehatan dalam diri Echa.

Siti Raisa Miranda alias Echa, remaja putri asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kembali terlelap pulas, sehingga membuat keluarganya khawatir. (Foto:   Istimewa/Facebook/akun Moel Ya Lo Ve)

"Secara fisik tidak terdeteksi ada penyakit, ternyata gangguan psikologis," tutur Muliyadi.

Ada empat dokter spesialis yang menangani Echa, yaitu dokter anak, dokter saraf, dokter gizi, dan psikiater. "Echa kemudian ditangani psikiater," imbuhnya.

Sebelum mengalami tidur nonstop belasan hari pada Oktober 2017, Echa akan mengikuti lomba kategori dance sport di tingkat daerah. Namun, menurut Muliyadi, putrinya tersebut tidak sempat bertanding lantaran mengalami tidur nonstop.

Sang ayah menuturkan pula, berdasarkan riwayat kesehatan keluarganya, tidak ada yang pernah mengalami kondisi seperti Echa, yakni sindrom putri tidur. "Bingung, beberapa pengalaman di beberapa rumah sakit, yang membangunkan Echa karena diri sendiri bukan karena obat," katanya.

Dalam kondisi tidur nonstop, Echa biasanya siang malam tetap disuapi makanan dan minuman meski dalam kondisi mata tetap terpejam. Termasuk, aktivitas ke kamar mandi, Echa tetap dituntun meski matanya tetap terpejam. "Setelah itu, Echa kembali berbaring di tempat tidur.

Lantaran itulah, Muliyadi sempat berniat akan membawa Echa kembali ke rumah sakit bila sang putri masih tetap tidak bangun. "Rencananya, besok atau lusa akan dibawa ke rumah sakit," ujar Muliyadi.

 

 

3 dari 4 halaman

Tidur Nonstop Belasan Hari

Tiga bulan yang lalu, fenomena tidur nonstop belasan hari yang dialami Siti Raisa Miranda alias Echa, remaja putri berusia 13 tahun, menjadi perhatian banyak pihak, terutama kalangan medis.

Sebelum masuk ke Rumah Sakit Ansari Saleh, Banjarmasin, Kalsel, pada Kamis, 26 Oktober 2017, Echa sempat diperiksa oleh dua dokter spesialis jiwa dan saraf puskesmas.

Namun, dokter spesialis jiwa Siti Khairiyah menyatakan belum bisa menyimpulkan penyebab dugaan penyakit hipersomnia yang diderita Icha. Pemeriksaan teliti dan observasi intens diperlukan untuk menentukan penyebab gangguan yang diderita Echa.

Selanjutnya, ia menyarankan orangtua Echa membawa putrinya ke rumah sakit, tempat tim dokter dengan berbagai bidang keahlian bisa memeriksanya secara seksama dan mendiagnosis masalah yang membuat remaja putri itu sering tertidur dalam waktu lama.

Adapun di Rumah Sakit Ansari Saleh, Echa dirawat di ruang UGD dan diberi infus. Hanya saja, tim dokter rumah sakit belum menyampaikan keterangan resmi mengenai kondisi terkini Echa.

Namun, Muliyadi mengungkapkan bahwa anak perempuannya pada Jumat, 27 Oktober 2017 pagi sekitar pukul 07.00 Wita, membuka mata. Meski membuka mata, Echa belum merespons ajakan bicara. Hanya berkedip sesekali.

"Kalau dibanding hari kemarin-kemarin, saat ini ada kemajuan, sebab diberi makan lebih mudah. Kalau hari lalu tidak, sulit sekali," ucap Muliyadi, Jumat, 27 Oktober 2017, dilansir Antara.

Ia menambahkan, tim dokter rumah sakit sudah mengadakan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan CT Scan, serta memberikan pengobatan kepada putrinya. Namun, ia mengaku belum mendapat informasi dari dokter mengenai penyakit Echa yang tidur nonstop belasan hari.

4 dari 4 halaman

Echa Akhirnya Terbangun

Remaja putri berusia 13 tahun, tidur nonstop sejak 10 Oktober 2017. Keluarga "putri tidur" itu pun khawatir. Mereka lalu membawa siswi kelas 1 SMPN 15 Banjarmasin itu ke Rumah Sakit Ansari Saleh, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), untuk mendapat perawatan medis, pada Kamis, 26 Oktober 2017.

Sang ayah, Muliyadi yang merupakan warga Jalan Pangeran, Kota Banjarmasin, mengatakan dia dan istrinya tetap memberi Echa makan dan minum.

Menurut Muliyadi, respons Echa saat diberi makan itu ada, meskipun sambil tidur. Demikian pula saat mau buang air kecil maupun besar, Echa bisa pergi ke toilet.

"Tapi, habis itu langsung berbaring tidur lagi," ujar Muliyadi, dilansir Antara, Jumat, 27 Oktober 2017.

Ia mengatakan, anak perempuannya tahun ini sudah ketiga kalinya mengalami hal yang demikian. Namun, kali ini adalah yang terparah.

Menurut Muliyadi, Echa beberapa kali tidur tanpa henti setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Dokter menyatakan Icha tidak mengalami luka dalam parah akibat kecelakaan itu mesti harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Hanya saja, kata dia, Echa beberapa kali tidur dalam waktu lama dan terlihat seperti tidak sadar, meski terbangun.

Muliyadi mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit Echa, baik perawatan medis maupun nonmedis. Terutama, supaya Echa yang tidur nonstop belasan hari itu sehat kembali dan bisa belajar dan bermain dengan teman-temannya tanpa gangguan.

"Saya berharap dengan perawatan medis kali ini dan banyaknya doa masyarakat, anak saya akan bisa sembuh sedia kala," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.