Sukses

Tertangkap, Pembakar Istana Siak Mengaku Dengar Bisikan Nenek

Pembakar Istana Siak itu tertangkap setelah dua hari dicari polisi.

Liputan6.com, Pekanbaru - Satuan Reserse Kriminal Polres Siak menangkap pelaku yang mencoba membakar Istana Siak pada Senin petang, 8 Januari 2018. Tersangka merupakan warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, berinisial TSA alias Faisal.

"Pelaku berumur 41 tahun dan dalam perjalanan ke Polres Siak untuk penyidikan lebih lanjut," kata Kapolres Siak AKBP Barliansyah, Rabu (10/1/2018) petang.

Barliansyah menerangkan, penangkapan dilakukan setelah penyidik menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) usai istana di Jalan Sultan Syarif Kasim itu terbakar.

Hasilnya mengarah ke Faisal dan dicari keberadaannya. Si pembakar kemudian diketahui berada di rumahnya dan dijemput pada Rabu siang, di mana Polres Siak dibantu Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau.

Hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku mendapat bisikan gaib dari neneknya yang sudah lama meninggal. Penyidik selanjutnya akan memeriksa kejiwaan pelaku.

"Pelaku menyebut membakar karena dapat pesan dari almarhum neneknya," kata Barliansyah.

Sebelumnya, istana dengan nama Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur terbakar pada Senin sekitar pukul 15.00 WIB. Di lokasi, petugas menemukan botol mineral terbakar yang berbau bensin.

Akibat kejadian ini, Barliansyah menyebut ada dua patung di istana terbakar dan gorden warna merah termakan api setengah. Namun, apinya tidak menyebar ke lokasi lain karena cepat diketahui petugas jaga.

Selama penyelidikan, polisi sudah memeriksa rekaman CCTV. Hanya saja wajah pelaku tak terekam karena kamera tak mengarah ke lokasi terbakar. Saat kejadian, ada 10 penjaga dan 15 pengunjung yang tercatat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kisah Istana Matahari Timur

Istana Siak Sri Inderapura memiliki nama lain, yakni Istana Asserayah Hasyimiah atau Istana Matahari Timur. Istana ini merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim.

Istana itu merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada 1893. Kini, istana ini masuk wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Siak.

Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari empat istana, yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak memiliki luas 1.000 meter persegi.

Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang, yaitu tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.

Sementara, lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan yang berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian kerajaan.

Di halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana. Kemudian, di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.