Sukses

Mimpi Kabupaten Batang Punya Rumah Singgah untuk Orang Telantar

Sejumlah pengemis dan orang telantar terpaksa diinapkan di rumah sakit karena ketidaktersediaan rumah singgah yang bisa menampung mereka.

Liputan6.com, Batang - Hari pertama kerja di tahun 2018 ini dimanfaatkan Bupati Batang Wihaji menjenguk pasien Pengemis, Gelandangan dan Orang Terlantar (PGOT) di Rumah Sakit Umum Daerah Kalisari Batang, Selasa, 2 Januari 2017.

Adapun pasien PGOT itu, sudah satu bulan dirawat di RSUD Kalisari Batang, dan sudah diperbolehkan pulang. Namun, karena Pemkab belum memiliki rumah singgah, sehingga sementara masih menginap di rumah sakit.

"Ini menjadi tanggung jawab pemerintah walaupun PGOT identitasnya tidak diketahui. Kita harus selamatkan orang tersebut sambil mencarikan solusi dengan berkoordinasi dengan dinas provinsi terkait untuk selanjutnya, karena Pemkab belum memiliki rumah singgah," ucap Waihaji.

Melihat kasus tersebut, Wihaji berencana akan membangun rumah singgah pada tahun depan. Namun, karena keterbatasan anggaran sehingga alternatifnya menggunakan kantor yang tidak terpakai sebagai rumah singgah.

"Kita akan merumuskan untuk pembangunan rumah singgah, melihat kasus ini, Batang membutuhkan dan harus dipikirkan serius," Wihaji menegaskan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bangunan Mangkrak RSUD Kalisari

Tidak itu saja, saat mengunjungi RSUD Kalisari Batang, Pemkab juga melihat secara langsung kondisi rumah sakit dan pasien yang memerlukan atau butuh penanganan khusus untuk segara ditangani. Bupati Batang Wihaji mengharapkan RSUD dapat memperbaiki pelayanan ke depan.

"Kita akan menuntut pelayanan prima RSUD, namun juga kita akan berusaha memberikan kesejahteraan, jangan sampai kita menuntut pelayanan prima, tapi tidak diimbangi dengan fasilitas sehingga yang melayani nyaman, yang dilayani nyaman," dia menegaskan.

Wihaji pun meminta kepada direktur RSUD Kalisari, Bhekti Mastiadji yang baru saja dilantik agar memberikan sesuatu yang baru sebagai bentuk terobosan pelayanan kepada masyarakat.

"Ini tahun baru dengan direktur baru pula, kami harap ada sesuatu yang baru juga sehingga perlu ada komunikasi awal untuk lebih kreatif dan inovatif dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," dia menuturkan.

Bupati dan rombongan juga menyempatkan inspeksi mendadak (sidak) melihat kondisi bangunan ruang radiologi dan laboratorium RSUD yang mangkrak pembangunannya.

"Melihat kondisi mangkraknya pembanguan ruang radiologi dan laboratorium harus ada solusi, karena pembangunan ini kepentinganya untuk pasien, jangan sampai membangun karena ada sesatu sehingga mangkrak," Wihaji mengatakan.

"Kami akan melihat perencanaannya seperti apa persentasenya sampai seberapa, jikalau memang harus di anjutkan dan tidak menyalahi aturan. Kita akan lanjutkan," dia menambahkan.

Sementara itu, Direktur RSUD Kalisari Batang, Bhekti Mastiadji menjelaskan, bahwa pembangunan RSUD yang pembangunannya belum selasai ada dua unit yaitu ruang radiologi, laboratorium, dan ruang rawat inap.

"Untuk rencana ke depan akan kita lanjutkan pembangunannya, untuk ruang laboratorium dan radiologi tahun ini akan mendapatkan kurang lebih Rp 5 miliar dari APBD. Dan untuk satu unit ruang rawat inap akan menjadi tanggung jawab BLUD RSUD," Bhekti Mastiadji memungkasi.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.