Sukses

Tragedi 3 Penambang Emas Liar Jambi Awali 2018

Sudah puluhan korban tewas di lokasi penambangan emas liar di Jambi. Namun, aksi pencarian emas di daerah itu tetap saja marak.

Liputan6.com, Jambi - Hari pertama 2018 menjadi tragedi memilukan bagi tiga penambang emas liar di Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Ketiga warga tersebut tewas di sebuah lubang tambang emas liar di daerah itu.

Berdasarkan informasi warga, kejadian nahas tersebut bermula pada Senin siang, 1 Januari 2018, sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, tiga orang bernama Romadhon (42), Mubaroq (35), dan Hendra (35), warga Kecamatan Siau dan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin Tengah, mencari butiran emas di sebuah lubang penambangan.

"Dari informasi, ketiganya diduga terjebak di dalam lubang tambang. Menghirup asap dari mesin genset hingga meninggal," ujar Agung, salah seorang warga Kabupaten Merangin saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (3/1/2018).

Saat itu Hendra dan Romadhon berada di dalam lubang. Sementara, Mubaroq menunggu di bibir lubang tambang. Diduga saat Agung dan Hendra terjebak di dalam lubang, Mubaroq mencoba menyelamatkan kedua temannya dengan cara ikut masuk ke dalam lubang tambang.

Nahas, bukannya berhasil menolong, justru Mubaroq ikut terpapar asap mesin genset hingga ketiganya tidak bisa keluar dari lubang tambang yang diperkirakan mencapai 70 meter lebih itu.

Warga yang mengetahui kejadian itu mencoba menolong dengan cara mematikan mesin genset terlebih dahulu. Mesin genset biasa digunakan untuk menyedot material di dalam lubang yang biasa terkandung butiran emas mentah.

"Proses evakuasi kabarnya cukup lama hingga Senin sore. Jasad ketiga penambang itu bisa diangkat dan dibawa ke rumahnya masing-masing," ucap Agung.

Sementara itu, Kapolres Merangin, AKBP I Jade Utama Wijaya melalui Kapolsek Sungai Manau, Iptu Nursan membenarkan kejadian tersebut.

Menurut Nursan, korban sudah dibawa ke rumah duka dan segera dimakamkan. Sementara lokasi lubang penambangan emas tersebut lokasinya memang sangat jauh dari permukiman.

"Kita akan selidiki lebih lanjut," ucap Nursan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Deretan Tumbal Penambangan Emas Liar

Jauh sebelum kejadian di Kecamatan Renah Pembarap, para korban penambangan emas liar di Jambi sudah banyak berjatuhan.

Sabtu, 8 April 2017 lalu, seorang penambang bernama Azrain (45), warga Desa Kasiro, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun, ditemukan tewas. Padahal, korban baru enam hari bekerja sebagai penambang emas di daerah itu.

Azrain diketahui tewas hidup-hidup karena tertimbun longsoran tanah saat berada di sebuah lubang tambang. Ada korban lain, tapi beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.

Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 1 April 2017, seorang penambang asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, bernama Warsun (40) dilaporkan tewas di sebuah lokasi penambangan emas yang berada di Desa Rantau Gedang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun.

Dari keterangan warga, Warsun tewas usai terpeleset ke dalam lubang tambang yang berisi air dalam. Nahas, saat terjebur ke dalam air, ia tidak bisa berenang hingga tewas tenggelam.

Pada 15 Februari 2017, korban lain bernama Samoel (45) juga meninggal dunia di lokasi penambangan emas liar. Warga Desa Tanjung Benuang, Kecamatan Pamenang Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, ini tewas saat mencari emas dengan cara menyelam di sungai.

Siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, ia ditemukan tewas di dasar sungai karena terjepit bongkahan batu.

Kabupaten Merangin dan Sarolangun adalah dua daerah yang bersebelahan. Dua kabupaten ini dikenal sebagai "lumbung" emas di Provinsi Jambi.

Selain di Kabupaten Merangin dan Sarolangun, lokasi penambangan emas liar juga marak di Kabupaten Bungo dan Tebo.

Para korban meninggal dunia itu makin menambah deretan tumbal penambangan emas liar di Provinsi Jambi. Kejadian paling heboh adalah meninggalnya 11 penambang liar di Merangin pada akhir 2016 lalu. Pemprov Jambi mencatat, sepanjang 2016 saja sudah ada 22 korban meninggal dunia akibat penambangan emas liar.

Saksikan video pilihan berikut:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.