Sukses

6 Fakta Buaya Kelaparan yang Jadi Bonus Rumah di Riau

Bobot buaya kelaparan yang jadi bonus rumah di Riau itu mencapai 200 kilogram, sedangkan panjangnya lebih dari 2,5 meter.

Liputan6.com, Bengkalis - Tajudin, warga Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, terkejut bukan kepalang mendapati seekor buaya kelaparan di kolam halaman belakang rumah yang baru dibelinya. Sang pembeli rumah itu kemudian memberi tahu perihal keberadaan buaya kepada warga sekitar.

Beberapa warga yang sebelumnya tak mengetahui ada buaya itu langsung menjadikannya tontonan meski melihatnya secara hati-hati. Sebab, reptil amfibi tersebut diduga kelaparan.

Beberapa warga juga memberi buaya kelaparan itu makan supaya tenang. Tak lama kemudian, seorang warga mengunggah keberadaan buaya ini ke Facebook, sehingga menjadi perbincangan warganet.

"Akhirnya sampai informasinya ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan petugas ke rumah itu untuk mengevakuasi supaya tak membahayakan pemilik rumah baru," ucap Kepala Humas BBKSDA Riau, Dian Indriarti, kepada Liputan6.com, Kamis, 28 Desember 2017.

Evakuasi buaya kelaparan itu akhirnya sukses. Beruntung, buaya itu tak mengamuk hingga akhirnya dibawa ke Kebun Binatang Kasang Kulim di Kabupaten Kampar.

Simak enam fakta mengenai buaya kelaparan yang seolah menjadi bonus pembelian rumah di Jalan Kayangan, Duri, Kabupaten Bengkalis, sekitar 120 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ditinggal Majikan dan Berbobot 200 Kg

1. Ditinggal Majikan dan Kelaparan

Berdasarkan keterangan BBKSDA Riau dan Rimba Satwa Foundation (RSF), buaya itu sudah ada di rumah tersebut sejak lama. Tajudin yang kini menempati rumah mengakui tidak memelihara buaya itu, melainkan sudah ada saat belum lama ini membeli rumah tersebut.

"Ketika beli rumah, ternyata di belakang rumah itu ada kandang buayanya," ujar Manager Campaign RSF, Hartoni Surono, kepada wartawan di Pekanbaru, Kamis, 28 Desember 2017.

Dia menjelaskan, warga setempat sudah mengetahui bahwa pemilik lama rumah itu memelihara buaya sejak ukuran binatang itu masih kecil.

Pemilik rumah yang baru merasa tidak aman tinggal berdekatan dengan buaya. Apalagi, buaya yang kelapran, sehingga meminta bantuan RSF dan BBKSDA Riau.

2. Berat 200 Kg dan Panjang Lebih 2,5 Meter

Menurut Kepala Humas BBKSDA Riau, Dian Indriarti, sejumlah warga sekitar menuturkan bahwa pemilik sebelumnya yang tak diketahui namanya, memang sengaja memelihara buaya dan membuat kandang di kolam belakang rumah. Buaya itu dipelihara sejak kecil, di mana ukurannya saat itu masih sebesar biawak.

Ketika dibeli beberapa waktu lalu, pemilik rumah baru bingung ada buaya besar. "Perkiraan umur buaya itu tujuh tahun," terang Dian.

Menurut dia, bobot buaya tersebut cukup berat sampai 200 kilogram.

3 dari 4 halaman

Buaya Muara Dipelihara Sejak Kecil

3. Buaya Muara

Jenis reptil amfibi yang ditemukan di kolam halaman belakang rumah yang dibeli Tajudin adalah buaya muara atau Crocodylus porosus. "Jenis buaya itu Sinyulong yang biasanya memangsa ikan, panjangnya 2,5 meter," ujar Kepala Humas BBKSDA Riau, Dian Indriarti.

Menurut Dian, buaya itu dibawa ke Kasang Kulim untuk dilepasliarkan karena di sana ada penangkaran. Di sana, buaya itu akan lebih aman dan makanannya terjamin, sehingga bisa hidup lebih lama.

"Jenis buaya itu Sinyulong yang biasanya memangsa ikan, panjangnya 2,5 meter," ucap Dian,

4. Dipelihara Sejak Kecil

Dian menjelaskan, rumah itu merupakan milik warga bernama Tajudin yang dibeli dari pemilik sebelumnya. Ketika dibeli, Tajudin tidak tahu ada buaya di kolam belakang rumah karena memang tak diberitahu sebelumnya.

Menurut penuturan warga sekitar, pemilik sebelumnya yang tak diketahui Dian namanya, memang sengaja memelihara buaya dan membuat kandang di kolam belakang rumah. Buaya itu dipelihara sejak kecil, di mana ukurannya saat itu masih sebesar biawak.

"Dan ketika dibeli beberapa waktu lalu, pemilik rumah baru bingung ada buaya besar. Perkiraan umur buaya itu tujuh tahun," terang Dian.

4 dari 4 halaman

Kandang Kecil dan Sulitnya Evakuasi

5. Kandang Tak Layak Lagi

Menurut Manager Campaign RSF, Hartoni Surono, buaya itu sudah ada di rumah itu sejak lama. Tajudin yang kini menempati rumah mengakui tidak memelihara buaya itu, melainkan sudah ada saat belum lama ini membeli rumah tersebut.

"Ketika beli rumah, ternyata di belakang rumah itu ada kandang buayanya," tutur Hartoni, kepada wartawan di Pekanbaru, Kamis, 28 Desember 2017.

Dia menjelaskan, warga setempat sudah mengetahui bahwa pemilik lama rumah itu memelihara buaya sejak ukuran binatang itu masih kecil. Pemilik rumah yang baru merasa tidak aman tinggal berdekatan dengan buaya. Apalagi, buaya kelaparan, sehingga meminta bantuan RSF dan BBKSDA Riau.

"Makanya tadi bersama BBKSDA Riau melakukan evakuasi. Kandang buaya itu sudah tidak layak lagi untuk hidup buaya dalam ukuran yang sudah dewasa," katanya.

6. Butuh 11 Orang Angkat Buaya

Dian menceritakan, proses evakuasi buaya berlangsung sejak pagi setelah BBKSDA mendapat informasi ada rumah warga, di mana di kolam belakangnya ada buaya. Buaya itu merupakan peliharaan yang ditinggal pemilik rumah sebelumnya.

"Harus hati-hati evakuasinya supaya tidak melukai petugas. Dibantu 11 warga dan menjadi tontonan sekitar," katanya.

Dian mengucapkan terima kasih kepada warga yang telah membantu proses evakuasi dan tidak menyakitinya. Apalagi, warga juga membantu petugas menangkap, menutup kepala, dan mengangkatnya ke mobil.

"Buayanya cukup berat sampai 200 kilogram. Butuh 11 orang mengangkatnya ke mobil untuk dibawa ke Kasang Kulim," sebut Dian.

Tim BBKSDA sudah membawa sang buaya untuk selanjutnya dilepas di alamnya. Buaya itu dibawa ke Kasang Kulim untuk dilepasliarkan karena di sana ada penangkaran.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.