Sukses

Orang-Orang di Balik Limbah Medis, dari Ketua RT hingga TNI

Salah satu gudang rongsok berisi limbah medis diketahui sebagai milik Ketua RT di desa setempat.

Liputan6.com, Cirebon - Kasus tumpukan limbah medis di gudang rongsok dan TPS Desa Panguragan, Kabupaten Cirebon belum berakhir. Setelah penyegelan gudang, sejumlah instansi tengah menyelidiki asal muasal limbah medis bisa berada di Cirebon.

Masing-masing instansi terkait sedang mengumpulkan bukti dalam memperkuat penyelidikan. Termasuk salah satunya keterlibatan angggota TNI berinisial TS.

"Sudah ditangani Denpom setempat nanti hasilnya juga diberitahu," kata Danrem 063 Sunan Gunung Jati, Kolonel Inf Very Sudijanto Sudin, usai menyegel enam gudang rongsok berisi limbah medis di Desa Panguragan, Selasa, 19 Desember 2017.

Very tidak bisa berkomentar banyak mengenai dugaan keterlibatan anggota TNI itu. Dia menyerahkan seluruhnya kepada Detasemen Polisi Militer.

Dalam penyegelan tersebut, pihak militer juga mencari bukti penguat lainnya. Dari informasi yang didapat, 30 saksi sudah dipanggil untuk dimintai keterangan.

Sementara itu, anggota TNI yang diduga terlibat, dikabarkan bertugas di wilayah Jawa Barat. Aparat berpangkat sersan mayor itu diketahui sebagai pengajar prajurit secapa.

Very juga belum bisa memastikan sanksi yang akan diberikan sesuai Undang-Undang Kemiliteran jika anggota TNI itu terlibat.

"Nanti ya harap bersabar yang pasti oknum yang berstatus terperiksa sudah ditangani. Lihat hasil perkembangan dari Denpom karena yang lebih berwenang," pinta dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gudang Rongsok Milik Ketua RT

Kapolres Cirebon AKBP Risto Samodra mengatakan, masih menunggu hasil penyidikan, terkait keterlibatan TNI. Namun, ada indikasi keterlibatan warga sipil.

Indikasi diduga kuat karena keterlibatan dari sejumlah warga yang bekerja hingga sebagai pemilik gudang. Salah satu gudang rongsok berisi limbah medis itu diketahui milik Ketua RT di desa setempat.

Hingga kini, polisi masih mencari tahu asal usul dan urutan orang yang terlibat sebelum diproses.

"Kalau berkembang dan ada masyarakat sipil terlibat kami terus koordinasi dengan Denpom menunggu pelimpahan dari koneksitasnya," ujar Risto.

Risto mengaku sudah koordinasi dengan Kejaksaan Sumber Kabupaten Cirebon untuk bersama menangani kasus pengolahan limbah medis di gudang rongsok itu.

Dia juga mengajak Pemkab Cirebon untuk sinergi dalam upaya menyelesaikan persoalan limbah medis tersebut. "Sinergi dengan pemda setempat untuk recovery dan ke depan agar kembali seperti semula.

Dalam penyegelan tersebut, polisi menurunkan 420 personel dan 200 personel dari TNI. Dia meminta agar warga setempat menghormati proses penyidikan dengan tidak merusak segel yang sudah menempel.

"Yang sengaja melintas atau merusak akan ditindak," ujar dia.

 

3 dari 3 halaman

Limbah Medis Dijual Lagi

Kabid Kesehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Cirebon, dr Edi menyebut limbah medis seperti tabung suntik bekas nyatanya masih dimanfaatkan kembali. Setelah jarumnya dipisahkan, tabung yang dianggap masih layak lalu dibersihkan menggunakan deterjen.

Tabung suntik bekas itu kemudian dijual untuk mainan anak-anak. Sementara, botol vaksin dan infus dibersihkan menggunakan deterjen dijual kembali ke rumah sakit yang sudah memesan.

Untuk limbah medis yang dianggap tidak layak, pengusaha rongsok tidak segan untuk membuang ke tempat penampungan sementara. Dia mengaku sudah berupaya mencegah pihak pengusaha rongsok, tapi tak kunjung digubris.

Dinkes Kabupaten Cirebon terus berkoordinasi dengan Pemprov Jabar untuk menyelesaikan permasalahan ini. Dia berharap, seluruh instansi terkait turut membantu terutama dalam upaya menyadarkan masyarakat.

"Kami tetap berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan ini," ujar dia.

Kasdim 0620 Kabupaten Cirebon Mayor Infanteri Zulkifli mengatakan akan mengambil tindakan cepat untuk mengangkut tumpukan limbah medis tempat penampungan sementara itu. Menurut dia, tumpukan limbah medis sangat mengganggu kenyamanan masyarakat dan ekosistem yang ada di sekitarnya.

"Kami akan melaporkan ke kesatuan dan segera ditindaklanjuti apapun caranya yang penting ini barang harus segera diangkut," kata dia.

Zulkifli menilai tumpukan limbah medis di tempat penampungan sementara merupakan kelalaian orang yang tidak bertanggung jawab. Dia berjanji akan segera menyelidiki asal usul penumpukan limbah hingga ke akarnya.

Informasi terbaru yang diterima, limbah medis juga berasal dari salah satu apotek yang tidak terpantau di Cirebon. Sejumlah limbah medis lain juga disinyalir berasal dari laboratorium.

"Ini perintah Pangdam III apabila ada yang mengganggu ekosistem, segera ditindaklanjuti. Yang penting kita bersihkan dulu limbah medisnya," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.