Sukses

Jurus Jitu Kasatlantas Banyuwangi Redam Pengemudi Ngebut

Satlantas Banyuwangi bakal menggunakan speed gun atau alat pendeteksi kecepatan untuk membantu proses penentuan tilang bagi pengendara.

Liputan6.com, Banyuwangi - Arus mudik Natal dan Tahun Baru 2018 masih hitungan pekan. Kendati demikian, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor (Polres) Banyuwangi, Jawa Timur, bergerak cepat mengantisipasi kemacetan saat arus mudik.

Termasuk, mengantisipasi perilaku ugal-ugalan pengendara yang melintas di jalur nasional menuju Pulau Bali tersebut. Sebab itu, Satlantas Banyuwangi bakal menggunakan speed gun atau alat pendeteksi kecepatan untuk membantu proses penentuan tilang bagi para pelanggar lalu lintas.

"Speed gun diuji coba pada kemarin (Rabu, 6 Desember 2017) di sekitar Jalan S Parman, Banyuwangi," ucap Kasatlantas Polres Banyuwangi, AKP Ris Andrian Yudho Nugroho, saat dihubungi Liputan6.com melalui sambungan telepon, Kamis (7/12/2017).

Menurut Ris Andrian, pemilihan lokasi uji coba speed gun di sekitar Jalan S Parman karena lalu lintas di kawasan tersebut memang terkenal padat. Apalagi, semua kendaraan dari arah selatan, yaitu Genteng, Benculuk, Muncar, dan Rogojampi melaju satu arus menuju pusat kota.

"Tujuannya memberi pemahaman kepada para pengguna kendaraan agar sadar rambu kecepatan saat melintas di jalan," ujar mantan Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat (Kasi Binmas) Polres Perak, Surabaya, Jawa Timur.

Speed gun bakal membantu kerja polisi lalu lintas atau polantas dalam menentukan apakah pengendara melaju sesuai petunjuk rambu yang terpasang. Bila di jalur tertentu tertulis kecepatan 60 kilometer per jam, maka pengendara tidak boleh melaju di bawah maupun di atas petunjuk rambu.

Kasatlantas Polres Banyuwangi, AKP Ris Andrian dan anggota menggelar uji coba pengoperasian speed gun di Jalan Letjen S Parman, Kabupaten Banyuwangi, Jatim. (Foto: Polres Banyuwangi)

Alat tersebut, imbuh Ris Andrian, mampu mendeteksi hingga jarak 100 meter dari petugas yang memegang alat. Rincinya, cara kerjanya mirip kamera yang dihidupkan dan bidikan ke arah para pengendara yang melintas, sehingga diketahui kecepatannya.

Jika terekam speed gun, petugas bakal menilang. "Selama ini mengebut susah patokannya. Dengan adanya speed gun, kita ada bukti bahwa pengendara mengebut. Ini terekam di kamera dan ada bukti berupa print-nya pula," ujar lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2009 tersebut.

Polres Banyuwangi juga fokus mengantisipasi kecelakaan di jalur mudik sebelum penyeberangan ke Pulau Bali, yakni Pelabuhan ASDP Ketapang, Banyuwangi. "Biasanya kecelakaan terjadi sekitar lima kilometer sebelum pelabuhan penyeberangan karena jalurnya banyak tikungan," mantan Kasatlantas Situbondo itu menambahkan.

Selain itu, psikis para pengendara, terutama saat mudik, sangat terpengaruh oleh lamanya perjalanan. "Mereka umumnya capek, sehingga tidak memperhatikan kecepatan kendaraan," kata Ris Andrian.

Padahal, menurut dia, batas kecepatan kendaraan melaju di jalan nasional adalah 80 kilometer per jam, baik roda dua maupun empat. Lantaran itulah, penggunaan speed gun diperlukan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas.

"Sosialisasi dahulu di masyarakat, kemudian penindakan terhadap para pelanggar batas kecepatan akan dioptimalkan," ujar Kasatlantas Polres Banyuwangi.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aksi Simpatik Satlantas Banyuwangi

Bukan hanya menindak para pelanggar lalu lintas. Satlantas Banyuwangi pun banyak menggelar aksi simpatik.

Misalnya, membagikan paket takjil saat bulan Ramadan, aksi menambal jalan nasional oleh polwan atau polisi wanita hingga membagikan brosur dan stiker imbauan tertib berlalu lintas.

Khusus aksi polwan menambal jalan nasional itu inisiatif dari Polres Banyuwangi. Ketika itu sekitar awal April 2017, jalan berlubang di tikungan Kilometer 15,4 Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, mengganggu para pengendara yang melintas di sana.

"Polres Banyuwangi pun segera berinisiatif untuk memperbaikinya. Namun, tetap kerja sama dan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum setempat," ujar AKP Ris Andrian yang termasuk 10 besar lulusan terbaik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 2012.

Aksi simpatik lainnya adalah membagikan brosur dan stiker imbauan tertib berlalu lintas pada awal November lalu. Pembagian brosur itu dilakukan dalam rangka dilaksanakannya Operasi Zebra Semeru 2017.

Rencananya, menurut Ris Andrian, satuan yang dipimpinnya akan memberdayakan masyarakat untuk turut serta menciptakan ketertiban lalu lintas di Banyuwangi dan wilayah sekitarnya. "Apalagi, polisi tak bisa 100 persen mengawasi seluruh jalan raya, terutama jalur yang berada di pinggiran," katanya.

Untuk itu, Kasatlantas Banyuwangi akan memberdayakan komunitas yang ada, misalnya komunitas penambal jalan. Ia mencontohkan, Taman Nasional Baluran atau hutan Baluran yang berada di perbatasan Situbondo dan Banyuwangi, sering mengalami kemacetan. Kemacetan bahkan bisa mencapai puluhan kilometer.

"Komunitas penambal ban di pinggir jalan sekitar hutan Baluran itulah yang akan kita galang untuk membantu polisi mengatasi kemacetan lalu lintas," ujar pria usia 31 tahun kelahiran Yogyakarta tersebut.

3 dari 3 halaman

Perwira Polisi yang Hobi Menyelam

Sudah sekitar dua tahun, AKP Ris Andrian bertugas di wilayah Kepolisian Daerah Jawa Timur atau Polda Jatim. Mulai dari Polres Perak, Surabaya, Polres Situbondo hingga Polres Banyuwangi.

Ternyata, ayah dari dua anak ini mempunyai hobi menyelam. Menurut Ris Andrian, hobi ini ditekuni saat dirinya ditugaskan ke Ambon, Maluku, usai lulus PTIK tahun 2012.

"Ambon adalah provinsi kepulauan, sebagian besar lautan, sehingga kita harus belajar menyelam untuk menikmati keindahannya," tutur AKP Ris Andrian.

Tak hanya di Ambon, Ris Andrian kian menekuni hobi menyelamnya saat bertugas di Situbondo, Jawa Timur, sekitar Agustus 2016 hingga Februari 2017. Apalagi, Situbondo terkenal dengan kawasan wisata laut Pasir Putih, Bungatan.

Selain mempunyai nuansa pemandangan laut nan eksotik, kawasan Pasir Putih juga menyediakan tempat diving yang indah dan mengagumkan.

Beberapa waktu lalu, kepada wartawan, suami Maharani Andrian ini pun mengaku kerap melakoni hobi lainnya, yaitu menembak. Di Situbondo yang terkenal sebagai Kota Santri, ada banyak pilihan sarana untuk latihan menembak.

Ris Andrian pun mengaku terpesona dengan kehidupan di Situbondo dan wilayah sekitarnya. "Situbondo banyak menyimpan potensi yang indah, terutama untuk sarana diving dan menembak. Ini membuat saya lebih kerasan di sini," tutur mantan Kasi Binmas Polres Perak, Surabaya itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.