Sukses

Ketika Terang Masih Ilusi di Ujung Pulau Halmahera

Untuk mendapatkan akses internet dan menelepon, warga harus mendaki menuju pos penjagaan perusahaan kelapa sawit.

Liputan6.com, Halmahera Selatan - Warga Gane Timur Selatan, Halmahera Selatan, Maluku Utara, hingga saat ini belum menikmati listrik. Sejak Indonesia merdeka hingga sekarang, warga setempat setiap malam hidup dalam kegelapan.

"Kalau gelap di sini sudah biasa, tidak bisa dihitung. Terlalu lama. Iya, sejak Indonesia merdeka sampai sekarang," kata Kepala Desa Gane Dalam, Kecamatan Gane Timur Selatan, Risman B Abdulajid, ketika disambangi Liputan6.com, di ruang kerjanya, Kantor Desa Gane Dalam, beberapa waktu lalu.

Risman mengatakan, listrik PLN di kabupaten itu hanya dinikmati warga yang tinggal di daratan Pulau Bacan. Sementara di daratan Halmahera listrik belum tersambung. Dia mengemukakan, rencana penerangan listrik negara di desa itu juga belum ada kejelasan. Sejauh ini, baru ada pemasangan tiang listrik, kabel, dan gardu.

"Proyek PLN di sini baru dua bulan. Untuk bisa menyala, saya kurang tahu. Itu karena dari kontraktor pekerja PLN di sini tidak berikan informasi. Kalau gardu itu baru terpasang empat hari lalu," kata dia.

"Untuk tiang (PLN) sendiri sudah satu bulan lebih. Itu karena tiang listrik yang dipasang tidak setiap hari. Biasanya pindah-pindah, satu hari di sini, besok pindah dan sampai sekarang. Kalau kabel Alhamdulillah saya lihat sudah mulai terpasang semua. Tetapi saya kurang tahu akan dinyalakan kapan. Kita lihat saja kalau sudah selesai," Risman menambahkan.

Risman mengemukakan, proyek pekerjaan listrik di Kecamatan Gane Timur Selatan untuk dua desa, yaitu Gane Luar dan Gane Dalam. Proyek pekerjaan pembangunan PLN itu mulai berjalan dua bulan lalu sejak akses jalan Gane Luar menuju Gane Dalam dibuka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minim Fasilitas

Risman menambahkan, selain PLN, pihaknya sampai sekarang belum memiliki akses jaringan komunikasi dan air bersih bagi warga di dataran tinggi.

"Di sini sudah dipasang speedy untuk akses internet, tetapi tidak jadi karena tower Telkom belum masuk. Kalau menelepon itu biasanya saya atau warga di sini pergi ke lokasi SMA. Di situ ada jaringan namun pakai HP pongo (jadul)."

Risman mengatakan, sebagian besar warga yang menggunakan telepon pintar memilih akses informasi di areal perusahaan kelapa sawit milik PT GMM.

"Kalau pakai HP pintar itu warga di sini lebih suka pergi ke gunung dekat lokasi pos-pos penjagaan perusahaan kelapa sawit. Itu berada di arah jalan menuju Desa Gane Luar. Di situ jaringannya bagus tapi jauh, dan kalau malam berisiko karena jalan yang dilalui juga belum diaspal (licin, terjal dan banyak kerikil)," Risman menandaskan.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.