Sukses

Status Gunung Agung Awas, Ribuan Warga Mulai Mengungsi

Warga terlihat mulai meninggalkan rumahnya yang berada di zona merah Gunung Agung.

Karangasem - Sejak Gunung Agung ditetapkan status awas pada pagi ini, Senin (27/11/2017), ribuan warga Karangasem yang bermukim di Kawasan Rawan Bencana (KRB) II dan KRB III, kembali mengungsi ke Kabupaten Buleleng. Arus pengungsi semakin banyak karena mereka yakin Gunung Agung telah memuntahkan magma dari kawah.

Status Gunung Agung sempat diturunkan dari awas menjadi siaga pada 29 Oktober lalu, sebenarnya pengungsi sempat bertahan selama beberapa lama di pengungsian. Warga akhirnya benar-benar meninggalkan pengungsian pada Senin, 13 November 2017. Mereka beralasan aktifitas sekolah sudah buka.

Selain itu tambang galian juga sudah buka. Ditambah lagi, aktifitas kegempaan menurun. Mereka pun merasa lebih nyaman berada di rumah, ketimbang di pengungsian.

Saat erupsi freatik terjadi Selasa (21/11) pekan lalu, warga sudah mulai mengungsi di sejumlah titik. Hanya saja, titik pengungsian itu masih berada di radius sekitar 12 kilometer dari kawah Gunung Agung.

Setelah asap mereda, warga pun kembali ke rumah masing-masing. Hingga erupsi freatik kedua terjadi pada Sabtu (25/11) sore, warga memilih mengungsi.

Pasalnya asap yang keluar dari kawah jauh lebih pekat dari erupsi pertama. Secara turun temurun, warga meyakini fenomena itu adalah tanda-tanda Gunung Agung segera meletus.

Kemunculan cahaya magma dari dalam kawah pada pukul 23.00 Sabtu malam, sempat membuat warga panik. Cahaya pijar magma terlihat jelas dari sisi barat Gunung Agung.

Warga yang tadinya bertahan di rumah, bergegas turun ke pengungsian yang dipusatkan di sekitar tambang Galian C Bumi Pasir Mandiri.

"Sorenya waktu masih asap itu belum ada khawatir apa-apa. Masih pulang ke rumah. Begitu lihat ada api di gunung, itu langsung keluar rumah ke pengungsian di galian C," kata Luh Rumadani, salah seorang pengungsi.

Aparat pun memutuskan mengevakuasi warga di sekitar Kecamatan Kubu, keluar dari Kabupaten Karangasem untuk sementara waktu.

Pagi kemarin, warga dari Desa Dukuh langsung dievakuasi ke Desa Tembok. Tak kurang dari 3.100 warga memasuki kamp pengungsian secara bergelombang. Mereka menempati kamp-kamp yang dulu sudah pernah mereka huni.

 

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Status Gunung Agung Awas, Warga di Radius 8 Km Diimbau Mengungsi

Status Gunung Agung naik menjadi Awas. Masyarakat di sekitar Gunung Agung, para pendaki, pengunjung, dan wisatawan diminta tidak berada di lokasi. Mereka juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di Zona Perkiraan Bahaya.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 8 km dari kawah Gunung Agung. Ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timur laut dan tenggara-selatan-baratdaya sejauh 10 km dari kawah Gunung Agung.

"Masyarakat yang berada di dalam radius 8 km dan peluasan 10 km diimbau untuk segera mengungsi dengan tertib dan tenang," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.

Dia menambahkan, sebagian masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri sejak Sabtu, 25 November 2017 malam menyusul erupsi Gunung Agung.

Sutopo mengatakan, Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung teraktual.

Dia menuturkan, BNPB berkooordinasi dengan TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU-PR, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan, BUMN dan lainnya untuk mendampingi Pemerintah Daerah dalam penanganan erupsi Gunung Agung.

"Posko Pendampingan Nasional telah diaktivasi di Kabupaten Karangasem. BPBD bersama unsur lainnya terus melakukan penanganan darurat erupsi Gunung Agung," kata Sutopo.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.