Sukses

Diunggah Netizen, Rumah Reyot Milik Guru Ngaji Dibongkar Warga

Rumah tersebut mendapat sorotan netizen usai seorang warga mengunggah fotonya di media sosial.

Liputan6.com, Sukabumi - Sedih bercampur bahagia tengah dirasakan Zaenal Arifin (44), seorang guru ngaji di Parungseah Lamri, Sukabumi, Jawa Barat. Rumah tidak layak huni (RTLH) yang ia tempati selama 8 tahun terakhir dirobohkan warga untuk dibangun ulang.

Sekitar 20 warga setempat secara gotong-royong membongkar rumah reyot milik Zaenal, pada Minggu akhir Oktober 2017. Rumah tersebut mendapat sorotan netizen, usai seorang warga mengunggah fotonya di media sosial.

Zaenal menuturkan, sebenarnya ia tidak memiliki rencana untuk membangun rumah. Ia belum memiliki cukup dana untuk memperbaikinya.

"Saya juga enggak tahu, fotonya buat diunggah di media sosial. Tahu-tahu banyak orang yang datang ke sini," kata Zaenal pada Senin, 30 Oktober 2017.

Postingan foto-foto tersebut mendapat perhatian para relawan sosial di Kabupaten Sukabumi, yang berinisiatif memberikan bantuan. Di antaranya berasal dari Pemuda Muhammadiyah, Persis, dan Sukabumi Sahati. Termasuk dari Pondok Pesantren Annidzom, tempat dulu Zaenal belajar agama.

Sadar rumahnya mendapat perhatian banyak orang, Zaenal berembuk bersama tokoh masyarakat dan warga di Kampung Parungseah Lamri. Warga pun bersepakat untuk merobohkan rumah Zaenal, dan ikut membantu proses pembangunan secara sukarela.

"Alhamdulillah, warga sekitar juga mau bergotong royong membantu proses pembangunan rumah," kata Zaenal yang juga bekerja sebagai buruh tani ini.

Saksikan video pilihan berikut:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kerap Dijanjikan Bantuan

Rasa syukur beberapa kali diucapkan Zaenal di sela wawancara. Meski sempat keberatan karena potret rumahnya disebar tanpa izin, ia mengaku terharu masih banyak orang yang peduli, dan memberikan bantuan.

"Total nilai bantuannya sekitar Rp 12 juta, semuanya sudah dibelikan untuk material bangunan," tutur Zaenal.

Sebenarnya, rumah Zaenal pernah diajukan untuk mendapat bantuan perbaikan RTLH dari pemerintah. Petugas pemerintah daerah setempat beberapa kali menyambangi rumahnya, sekadar mendata dan mengambil foto untuk pengajuan bantuan.

Namun, hingga akhirnya dibongkar warga, bantuan RTLH dari pemerintah tidak kunjung datang. Kendati demikian, Zaenal masih berpikir positif.

"Ya mungkin belum rezekinya aja. Alhamdulillah sekarang ada yang bantu," katanya.

Ia menuturkan, bangunan reyot berukuran 6x8 meter yang baru dirobohkan itu ia huni bersama istrinya, Ucu Iklima (32), dan kedua anaknya, yakni M Abdullah Masrury (8) dan M Zaein Taqqi Mubarok yang baru berusia 9 bulan.

Sebelum dirobohkan, kondisinya benar-benar tidak layak huni. Zaenal dan anak istrinya hanya bisa tidur di satu kamar sempit jika hujan turun.

"Soalnya ruangan yang lain bocor. Kalau saya perbaiki satu genting, yang rubuh malah lima genting," kata Zaenal.

Kini, rumah tersebut sudah rata dengan tanah dan siap untuk dibangun kembali. Untuk sementara, Zaenal dan keluarga tinggal di bangunan majelis taklim tepat di depan rumahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.