Sukses

Si Kembar Putus Sekolah Bikin Bupati Pelalawan Datang ke Rumah

Kisah bocah kembar Pekanbaru yang putus sekolah memancing kenangan masa lalu Bupati Pelalawan hingga rela jauh-jauh datang ke rumahnya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Cerita bocah kembar warga Pekanbaru yang terusir dari sekolah karena biaya SPP menarik perhatian sejumlah pihak. Anggota DPRD Riau, anggota LSM hingga Bupati Pelalawan sengaja datang ke rumah papan kediaman anak kembar itu.

Bupati Pelalawan, Muhammad Harris sengaja menempuh tiga jam perjalanan darat untuk berkunjung ke rumah si kembar pada Kamis siang, 19 Oktober 2017. Ia membawa serta bantuan untuk membantu keluarga itu membayar SPP dan seragam sekolah yang tertunggak.

"Jangan menyerah dengan keadaan, lakukan segalanya untuk anak-anak ibu. Kita nggak tahu nanti nasibnya seperti apa," ucap Harris yang duduk di lantai bersama Mega Lubis dan si kembar.

‎Melihat kehidupan Mega, Harris teringat akan masa lalunya yang hidup serba susah. Dia mengaku pernah tidak punya rumah serta harus kehilangan putranya karena tak punya biaya berobat.

"Dan saya juga harus mencari biaya angkutan serta supir untuk membawa jenazah anak saya," tutur Harris.

Harris mengetahui cerita keluarga Mega, ibunda si kembar, dari pemberitaan. Dia pun segera ke Pekanbaru tanpa dikawal banyak bawahannya. Ada amplop yang diserahkan kepada Mega dan diharapkan bisa meringankan.

"Tak banyak, ala kadarnya. Mudah-mudahan bisa membantu," kata Harris.

Atas bantuan ini, Mega mengucapkan terima kasih. Dia menyebut segera membayarkan SPP anak kembarnya, Simon dan Simeon yang menunggak Rp 2 juta sejak Juli 2017.

"Uang ini juga akan dipergunakan untuk seragam sekolah anak saya yang lain‎," kata Mega.

Sebelumnya, epasang bocah kembar terusir dari tempatnya bersekolah di kawasan Palas, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, karena menunggak SPP sebesar Rp 2 juta. Uang itu seharusnya sudah dibayarkan pada Juli 2017 lalu.

Mega Lubis, ibu si kembar menuturkan, putra kembarnya yang bernama Simon dan Simeon Sitinjak duduk di kelas berbeda. Meski usianya sama, Simon duduk di kelas 4, sedangkan Simeon di kelas 3. Sejak diberhentikan, keduanya menghabiskan hari-hari di rumah papan di Jalan Mastosan, Rumbai.

"Tiga kali diusir dari sekolah karena harus bayar Rp 2 juta untuk dua anak saya ini," kata Mega ditemui di rumahnya, Kamis siang, 19 Oktober 2017.

Untuk menutupi SPP Simon dan Simeon, Mega dan suaminya sudah mencari pinjaman ke berbagai orang tapi belum dapat. Sang suami tidak bisa menutupinya sendiri karena bekerja serabutan dan minim pendapatan.

Mega mengatakan ia bersama suami, Benri Sitinjak, memiliki lima anak. Anak pertama bernama Rosmata, bersekolah di SDN 107 Rumbai bersama anak keempatnya Vila Selvia. Kedua anak itu kini juga berhenti sekolah seperti saudara kembarnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.