Sukses

Sambut Pagi di Pusat Edukasi Mangrove Milik PMI Batang

Puluhan anggota PMI dan sejumlah pemerhati lingkungan tampak bersemangat menanam pohon mangrove di pesisir pantura Batang.

Liputan6.com, Batang - Pagi itu, suasana cerah tanpa awan di langit pantura menemani puluhan anggota Palang Merah Indonesia (PMI) dan sejumlah pemerhati lingkungan. Mereka tampak bersemangat menanam mangrove atau pohon bakau di pesisir pantura Batang, Jawa Tengah. Tampak Ketua PMI Pusat Letjen TNI (Purn) Sumarsono dan Wakil Bupati Batang, Suyono.

Selain untuk mengurangi risiko bencana alam, PMI Kabupaten Batang memiliki program rehabilitasi kawasan pesisir dengan menanam mangrove. Tak berhenti di situ saja, PMI juga meresmikan Pusat Edukasi Mangrove yang bertempat di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Jumat, 29 September 2017.

Ketua PMI Pusat Letjen (Purn) Sumarsono mengatakan, PMI memiliki banyak program untuk mengurangi risiko bencana seperti bencana banjir, longsor, kebakaran, dan bencana abrasi serta sunami.

Tujuannya, mengenalkan program tersebut dan agar masyarakat tertarik, maka mengajak masyrakat pesisir pantai dengan menanam mangrove dan cemara laut. "Hal ini untuk mengurangi abrasi laut," ucap Sumarsono.

Untuk itu, PMI bersama American Red Cross membentuk Sibat (Masyarakat Siaga Bencana). Terdiri dari berbagai profesi untuk secara rutin menanam dan merawat tanaman mangrove dan cemara laut.

"Dalam kegiatan tersebut juga didampingi oleh IPB untuk kajian sumber daya alam pantai, pesisir, dan laut," ia menambahkan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kurangi Risiko Bencana

Sementara itu, Wakil Bupati Batang Suyono yang meresmikan Pusat Edukasi Mangrove tersebut mengatakan, Kabupaten Batang sangat apresiasi kepada PMI yang telah berupaya membangkitkan masyarakat untuk ikut peduli dengan kawasan pesisir dalam mengurangi risiko bencana.

Menurut dia, Pusat Edukasi Mangrove sangat luar biasa bagi masyarakat Batang untuk lebih mengetahui berbagai jenis tanaman mangrove, di samping itu juga ini merupakan bagian dari pelestarian alam untuk menjaga kestabilan ekosistem yang ada, baik laut maupun darat.

Suyono juga mengatakan bahwa abrasi di Kabupaten Batang mengalami penurunan, namun juga perlu penanganan yang serius agar tidak meluas.

Sementara, Ketua PMI Kabupaten Batang, Achmad Thofik menjelaskan, peningkatan kapasitas SDM maupun rehabilitasi kawasan pesisir telah mencapai 90 kegiatan rehabilitasi kawasan pesisir yang telah dilaksanakan oleh Sibat (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat) Desa Klidang Lor dan Karang Asem Utara.

Kawasan mangrove, kata dia, sebagai sarana edukasi pembelajaran pembuatan bibit vegetasi pantai penanaman vegetasi pantai, perawatan vegetasi pantai pengolahan hasil mangrove pengenalan hutan mangrove beserta ekosistemnya (susur hutan mangrove) adopsi tanaman mangrove, dan vegetasi pantai percontohan kolam silvofishery.

Pusat Edukasi Mangrove sebagai wisata mangrove yang saling terkoneksi dengan perawatan vegetasi pantai survival rate (SR). "Tingkat hidup tanaman mencapai di atas 92 persen dari target minimal 87,5 persen," Achmad memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.