Sukses

Buka Pagi dengan 'Menimang' Bayi Harimau Benggala Imut

Bayi harimau benggala imut itu dilahirkan di Kebun Binatang Bandung (Bonbin Bandung). Ia kini diasuh orangtua asuh yang berstatus mahasiswa.

Liputan6.com, Bandung - Masih ingat dengan sepasang bayi harimau benggala yang lahir di Kebun Binatang Bandung (KBB) beberapa waktu lalu? Kini anak harimau itu sudah memiliki orangtua asuh. Salah satu anak harimau yang lahir di lembaga ex-situ itu bahkan sudah dinamai, Eshan.

Adalah Alshad Kautsar Ahmad (22), mahasiswa jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran (Unpad) yang berhasil menjadi orang tua asuh bagi Eshan. Pemuda itu tampak senang mengunjungi anak asuhnya di KBB, Selasa 29 Agustus 2017, apalagi ia memang mengagumi satwa langka itu.

Melalui program orangtua asuh ini, dia dapat langsung berinteraksi dengan harimau bengggala hasil perkawinan harimau benggala jantan bernama Sharuk Khan dan Cilla sang betina.

"Begitu tahu pihak kebun binatang mem-publish di media massa, saya langsung ikut pendaftaran. Setelah itu dipanggil dan diwawancara. Setelah dilihat keseriusannya, saya akhirnya yang terpilih," kata dia.

Sejak tahun ini, Bonbin Bandung melaksanakan program orangtua asuh untuk bayi satwa langka yang menjadi koleksi di tempat ini. Selain dapat memberikan nama, lewat program ini orangtua asuh juga mendapat tiket gratis selama kunjungan.

Namun, hal itu harus dibayar dengan menunaikan kewajiban. Salah satunya memenuhi biaya makan selama setahun.

"Untuk memenuhi biaya makannya saya pakai uang tabungan. Tabungannya sebagian dari bisnis yang saya jalankan dan saya sisihkan dari uang jajan," tuturnya.

Biaya keseluruhan untuk memelihara Eshan mencapai Rp 30 juta setahun. Namun, Alshad mengaku tidak memberikan uang melainkan dalam bentuk barang atau makanan.

"Saya bukan kasih duit kepada pengelola tapi dalam bentuk makanan," katanya.

Bagi Alshad, uang bukan halangan untuk mencintai satwa langka seperti harimau benggala. Dengan mengikuti program ini dia mendapat kepuasan yang tidak bisa dimiliki orang pada umumnya.

"Masuk kebun binatang kan jadi gratis dan bisa masuk sepuasnya selama masa kontrak. Selain itu juga bisa interaksi langsung," ucapnya.

Soal waktu, Alshad mengaku tak terkendala. Saat ini, dirinya tengah menyelesaikan semester akhir perkuliahan.

"Kalau tidak ada halangan saya pasti datang. Lagi pula sudah semester akhir, jadi banyak waktu luangnya," katanya.

Tentang pemberian nama harimau benggala, Alshad mengaku terinspirasi dari nama-nama dewa di India.

"Selintas saja diberi namanya, tapi artinya memang nama salah satu dewa-dewa dari India," ujarnya.

Menurutnya, dengan program orangtua asuh ini dirinya jadi lebih banyak mengetahui soal merawat hewan.

"Program ini dibuat untuk masyarakat jadi lebih cinta pada satwa serta menyadari pelestarian harimau sudah langka," jelasnya.

Saksikan video menarik di bawah ini:



* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Program Orangtua Asuh Bonbin Bandung

Marketing Communication KBB Sulfan Syafii menjelaskan, program orang tua asuh dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar peduli dengan pelestarian satwa langka.

"Lewat edukasi ini diharapkan dapat menumbuhkan generasi yang mencintai satwa," kata Sulfan.

Secara berturut-turut, kata dia, pengelola KBB mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam program ini. Selain Eshan, rencananya akan datang satu orang lagi yang akan menjadi ortu bagi anak harimau benggala.

"Untuk yang satu lagi sudah ada pengusaha dari Medan yang berminat. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa diperlenalkan," terangnya.

Selain bayi harimau benggala, pihaknya juga membuka program orangtua asuh untuk bayi binturong dan tapir. Kontraknya sama yakni selama satu tahun.

Sebelum meloloskan siapa yang menjadi orangtua asuh, Sulfan menuturkan, pihaknya menyeleksi secara ketat mulai wawancara hingga menandatangani isi kontrak. Hal itu dilakukan agar orangtua asuh yang terpilih nantinya sungguh-sungguh untuk merawat hewan.

"Ke depan kita harapkan semakin banyak orangtua asuh yang ingin melestarikan satwa ini," ujar Sulfan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.