Sukses

Bupati Dedi Sebut Sindikat Saracen Bermental Penjajah

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan ulah penebar kebencian bernada SARA seperti Saracen membahayakan bagi masyarakat luas.

Liputan6.com, Purwakarta - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengomentari penangkapan sindikat Saracen oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Kelompok itu diketahui kerap menyebarkan konten berbau SARA untuk mendiskreditkan berbagai pihak melalui akun-akun sosial media yang mereka miliki.

Dedi yang sejak awal mengusung tema Kesundaan di Purwakarta sebagai platform pembangunan mengaku sering juga menjadi korban isu tersebut hingga kini. Karena kerap dirugikan, ia menyebut sindikat tersebut bermental penjajah.

"Mereka yang hobi menyebar adu domba, fitnah, bahkan isu bernuansa SARA itu ciri mental penjajah dan tidak bertuhan," kata Dedi di sela kegiatan yang dilaksanakan di Kejaksaan Negeri Purwakarta, berlokasi di Jalan Siliwangi, Kamis (24/8/2017).

Meski geram atas ulah pengguna media sosial tak bertanggung jawab tersebut, Dedi mengaku tidak khawatir akan berdampak pada citra dirinya. ia justru lebih khawatir terhadap dampak yang ditimbulkan atas ulah penyebar hoax seperti Saracen terhadap masyarakat luas.

"Saya malah khawatir terjadi kebencian di tengah masyarakat, berkelahi satu sama lain di media sosial, beberapa malah sampai baku hantam saling pukul," ujarnya.

Dedi berpendapat, pemahaman tentang ketuhanan harus melekat dalam diri pengguna sosial media sehingga timbul kesadaran yang tinggi saat akan menyebarkan sebuah konten ke akun sosial media.

"Orang yang menghalalkan segala cara untuk menebar kebencian, sebenarnya tidak bertuhan. Kalau bertuhan, pasti mereka tidak melakukan itu karena orang bertuhan pasti tidak akan mau menyebarkan fitnah," ucapnya.

Bareskrim Polri menyebut kelompok-kelompok sejenis, termasuk sindikat Saracen, mendapat bayaran dari pihak tertentu untuk menyebarkan konten SARA melalui ratusan akun sosial media yang mereka miliki. Untuk pekerjaan ini, diduga uang puluhan juga menjadi imbalan.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.