Sukses

Ini yang Bikin Polisi Kesulitan Ungkap Kasus Penganiayaan Brimob

Polisi mengaku masih kesulitan mengungkap kasus penganiayaan yang menimpa angggota Brimob Polda Bali, khususnya mencari terduga pelaku.

Liputan6.com, Denpasar - Kondisi Ida Bagus Suda Suwarna, anggota Brimob Polda Bali berpangkat Brigadir yang dianiaya dan senjatanya dirampas, hingga kini belum stabil. Polisi pun kesulitan mengungkap kasus ini, khususnya mencari terduga pelaku.

"Belum ada yang diduga sebagai pelaku seperti wajah yang muncul di beberapa media yang disebut terduga pelaku warga asing asal Timur Tengah dan lainnnya," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja, di Mapolda Bali, Jumat 11 Agustus 2017.

Bagi dia, terlalu dini untuk segera menyimpulkan kasus ini. Yang baru bisa disampaikannya, yakni kasus ini bermotif pencurian dengan kekerasan. "Jadi terlalu dini untuk menyimpulkan. Tapi kalau modusnya adalah pencurian dengan kekerasan," ujarnya.

Hengky melanjutkan, penyidik Polda Bali masih fokus melakukan penyelidikan atas kasus penganiayaan anggota Brimob tersebut. Dia mengaku, pihak penyidik belum mendapat informasi valid dari korban. Sebab, korban masih belum pulih sehingga korban masih belum stabil dalam memberikan keterangan.

"Untuk sementara kami masih fokus penyelidikan, utamanya keterangan saksi korban yang sampai saat ini kondisinya masih belum stabil, masih berubah-ubah dalam memberikan keterangan," tutur dia.

Jika keterangan korban sudah pasti dan tak berubah-ubah, nantinya akan dicocokkan dengan bukti-bukti di lapangan, keterangan saksi, termasuk mencocokkan dengan kamera pengawas (CCTV) yang dimiliki.

"Jadi, kita belum mengarah pada terduga pelaku, tapi lebih kepada mendalami, benar atau tidak terjadi peristiwa itu, khususnya pencurian dengan kekerasan itu benar-benar terjadi," kata dia.

Sebelumnya, anggota Brimob ditemukan pingsan oleh seorang sekuriti bernama Merdeka Yana, tak jauh dari lokasi korban bertugas. Korban yang baru selesai bersantap siang bersama rekannya itu tak sadarkan diri dalam kondisi duduk usai keluar dari toilet.

Korban juga mengalami luka-luka lebam pada wajah bahkan sempat muntah darah. Tak hanya menjadi korban penganiayaan, senjata jenis AK 101, satu Mahasena dengan tiga peluru hampa dan 27 peluru karet miliknya dirampas pelaku.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.