Sukses

Ratusan Peneliti Nasional dan Internasional Kumpul di Bali

UI menggelar simposium internasional di Bali, untuk efisiensi sekaligus mendukung pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia mengumpulkan ratusan peneliti dari dalam dan luar negeri di Bali, pekan ini. Ratusan hasil riset dan inovasi telah dipaparkan dalam tiga konferensi yang berakhir, Sabtu (29/7/2017).

Para peneliti beradu pemaparan dan berdiskusi untuk ratusan penelitian dalam ajang International Symposium on Biomedical Engineering (ISBE) pada 25-26 Juli 2017, International Symposium on Current Progress in Mathematics and Sciences (ISCPMS) pada 26-27 Juli. Terakhir, International Conference on Vocational Higher Education (ICVHE) pada 27-29 Juli 2017.

Menurut Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Rosari Saleh, pemaparan hasil-hasil riset di simposium internasional seperti ini penting bagi UI agar bisa selalu memperbaiki kualitas riset.

"Hal ini juga baik untuk pertukaran ilmu pengetahuan sebagai recharge energi baru bagi para peneliti," jelas Rosari melalui keterangan tertulis, Jumat (28/7/2017).

Tiga kegiatan digelar hampir bersamaan, menurut Rosari, bukan hanya memberikan kontribusi pada pengetahuan, tetapi juga berdampak ekonomi dari promosi wisata. Universitas Indonesia, kata dia, perlu memfasilitasi lebih banyak kegiatan konferensi juga simposium internasional yang digelar di dalam negeri karena pertimbangan efisiensi dan nilai strategis promosi wisata dan budaya.

"Bentuk keberpihakan UI terhadap potensi lokal itu harus semakin menguat karena kita adalah perguruan tinggi yang dibiayai negara dari uang pajak rakyatnya. Bagaimana kita merancang setiap kegiatan riset dan inovasi itu punya dampak baik terhadap ekonomi kita," paparnya.

Tahun 2016, Bidang Riset dan Inovasi UI menggelar sedikitnya 23 konferensi dan simposium internasional di Jakarta, Malang, Depok, Bali, dan Lombok. Tahun 2017, UI sudah menyusun 37 pertemuan para peneliti kelas internasional atau meningkat lebih dari 60 persen dibanding tahun lalu.

"Indonesia itu indah. Kita punya magic untuk menarik para peneliti internasional berpartisipasi dalam kegiatan ilmiah di sini," kata Rosari.

ISBE diprakarsai oleh Pusat Riset Rekayasa Biomedis UI. Menurut Ketua Panitia Penyelenggara, Yudan Whulanza, acara yang diselenggarakan untuk kedua kalinya tersebut bertujuan meningkatkan komunikasi sains, riset, dan teknologi di kalangan mahasiswa, fakultas, dan peneliti di dalam dan luar negeri yang belajar mau pun berkarir di bidang rekayasa biomedis.

Saat ini, muncul berbagai penemuan maupun penelitian di bidang rekayasa medis yang berasal dari lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian. Sayangnya masih kurang koordinasi yang dapat mengarah pada hasil yang lebih spesifik, antara kedua lembaga tersebut.

"UI berupaya mengakodomasi hubungan keduanya dengan melaksanakan simposium sebagai ajang untuk melakukan diskusi dan kolaborasi positif di antara semua peneliti biomedis," imbuhnya.

Berbeda dari tahun sebelumnya, ISBE tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan Quality in Research yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik UI agar terjalin suasana multidisiplin yang lebih luas terutama antara rumpun ilmu teknik dengan ilmu kesehatan. Telah terangkum sebanyak 82 presentasi paper dan pembicara undangan dari berbagai negara seperti Malaysia, Philipina, Singapura, Brunei Darussalam, Taiwan, Jepang dan Amerika Serikat.

ISBE memiliki tiga komunitas besar yang terdiri dari pengembangan biomaterial, drug development and delivery serta peralatan medis. Untuk tahun ini, diadakan diskusi panel dengan topik sentral penulisan ilmiah yang menghadirkan panelis Prof. Jackie Ying (National University of Singapore) salah satu dari 500 muslim berpengaruh di dunia dan Dr. Chairul Hudaya yang merupakan editor untuk publikasi internasional dengan topik yang bervariasi.54r

Diskusi ini diharapkan dapat memicu peningkatan mutu penulisan dan pengelolaan prosiding dan jurnal internasional bereputasi internasional.

Sementara itu, ISCPMS menghadirkan sejumlah ilmuwan terkemuka dari Korea, Taiwan, dan Indonesia sebagai keynote speaker. Kehadiran mereka memperlihatkan perkembangan ilmu matematika dan ilmu pengetahuan yang penting bagi semua peneliti dalam mengembangkan bidang mereka dan juga untuk mendukung pengembangan teknologi baru. Para pembicara tersebut adalah Prof. Dr. Youngil Lee (Ulsan University Korea), Prof. Horng-Sheng Mii, (National Taiwan Normal University) dan Prof. Dr. Jatna Supriatna (UI).

Saat ini, jumlah kelompok riset yang berhasil berkontribusi terhadap matematika dan ilmu pengetahuan semakin meningkat di Indonesia. Sayangnya, kelompok penelitian tersebut tidak hanya menghadapi masalah hibah penelitian, namun juga kurangnya alat penelitian, pengalaman, keterampilan, dan juga komunikasi di antara para peneliti.

Kemajuan matematika dan ilmu pengetahuan alam sangat terbantu oleh pertukaran gagasan yang terjadi selama diskusi dalam symposium maupun konferensi.

Simposium selanjutnya adalah ICVHE diselenggarakan oleh Program Pendidikan Vokasi UI dengan mengangkat tema ‘The Importance on Advancing Vocational Education to Meet Contemporary Labor Demands’. Acara yang diselenggarakan untuk kedua kalinya tersebut menampilkan 87 riset terbaik dari berbagai perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri. Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri membawakan sambutan inti (keynote speech) dalam simposium tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini