Sukses

Alamat Palsu pada Kain di Lokasi Ledakan KUA Cilacap

Bagai isi lirik lagu dangdut Ayu Tingting, polisi sempat mencari-cari pemilik alamat palsu yang ditemukan di lokasi ledakan KUA Cilacap.

Liputan6.com, Cilacap – Bagai isi lirik lagu dangdut Ayu Tingting, terduga peledak Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) diduga meninggalkan alamat palsu di selembar kain berukuran 1,5 m x 1 m.

Polisi menemukan kain itu di lokasi ledakan. Di dalam kain tersebut tertulis alamat Guwalor, Kalen Suda, RT 12/RW 3, Gegesik, Cirebon. Selain itu, teruntai juga pesan bernada cabul.

Kapolres Cilacap, AKBP Yudho Hermanto mengatakan Polres Cilacap telah berkoordinasi dengan kepolisian Cirebon untuk mengusut alamat itu. Ternyata, alamat itu tak terdapat di Cirebon.

"Alamat itu fiktif, nggak ada," kata Yudho, di Sidareja, Kamis, 6 Juli 2017.

Dia juga memastikan, seorang ulama bernama Kyai Sanadi yang dihujat oleh pengirim pesan juga palsu, alias tak ditemukan. "Nama itu juga tidak ada," ujarnya.

Meski begitu, kata Yudho, tak berarti pengirim pesan adalah pelaku ledakan KUA Sidareja. Sebab, pihaknya masih harus mendalami kasus tersebut antara lain dengan mengumpulkan barang bukti di lokasi, memeriksa sidik jari, saksi, dan CCTV di sekitar lokasi ledakan.

"Semuanya masih kita dalami. Jadi belum tentu juga harus seperti itu (berkaitan)," kata Yudho.

Ia menyatakan, bukti-bukti yang sudah dikumpulkan itu juga belum bisa menjadi kesimpulan untuk mengarahkan ke seorang pelaku atau sebuah kelompok. Penyelidikan yang dilakukan masih bersifat umum.

"Penyelidikan masih global. Jadi belum mengarah kepada seseorang atau kelompok tertentu," ujarnya.

Dalam penyelidikan itu, Yudho mengaku melibatkan Densus 88 untuk mengurai peristiwa ini. "Untuk mengetahui jejaring-jejaring," katanya.

Sebelumnya, sebuah pesan yang ditulis dalam kain berukuran 1,5x1 meter ditemukan di sebelah selatan gedung KUA Sidareja Cilacap. Kain tersebut berisi tulisan dan gambar cabul. Di antara isi tulisan itu menyebut sosok Kyai Sanadi. Dia juga menghujat kiai dan ulama.

Dalam pesan itu, segala persoalan menurut pengirim pesan harus dilaporkan dan diselesaikan oleh Kementerian Agama dan presiden. Pesan dalam kain itu juga menyinggung soal etika moral Islam yang dibumbui kata-kata cabul dalam Bahasa Jawa. Ada juga penyebutan kalimat tauhid yang ditulis dengan aksara latin.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.