Sukses

Pungli di Lapas Banyuasin, dari Piring Makan hingga Pembebasan

Hampir semua aspek di dalam Lapas Banyuasin ditarik pungli. Akibatnya, lebih dari 400 napi mengamuk.

Liputan6.com, Banyuasin - Belasan sipir Lapas Narkotika Klas III Palembang yang terletak di kawasan Serong, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), berhamburan menyelamatkan diri. Itu terjadi setelah lebih dari 400 napi kompak mengamuk pada Kamis pagi, 6 Juli 2017.

Suasana sempat mencekam. Para napi tanpa dikomando merusak sejumlah fasilitas di dalam lapas. Sejumlah pot bunga pecah dan berserakan. Kasur pun dibakar. Beberapa bagian bangunan rusak, termasuk dua pintu sebelum pintu keluar utama.

"Seandainya berhasil dibuka, kami mungkin sudah kabur," ujar Fa’i, salah satu penghuni Lapas. Dari pengakuan Fa’i kepada Liputan6.com, kejadian itu merupakan puncak dari kekesalan para penghuni yang kerap menjadi korban pungli.

Mulai dari hal terkecil, seperti makan dan besuk. Sampai untuk keluar dari karantina hingga pembebasan bersyarat juga “dipalak” oleh sipir yang menurut para penghuni tak pandang bulu dalam permintaannya.

"Untuk makan kami harus saling pinjam ompreng (sejenis piring), seharga Rp 25 ribu. Kalau besuk Rp 30 ribu. Apalagi libur Lebaran kemarin, keluarga kami sampai ada yang dimintai Rp 100 ribu. Tapi, kami tak bisa apa-apa," ujarnya.

Pungli juga dialami para penghuni yang baru mendapat vonis dari pengadilan. Mereka akan dimasukkan ke dalam ruang karantina. Untuk keluar dari ruang itu, mereka dikenakan tarif Rp 1 juta. Untuk pembebasan bersyarat yang diajukan, sipir mematok tarif sampai Rp 3 juta.

Selain hal tersebut, salah seorang napi lain menyebut jika penyebab kekesalan mereka adalah adanya salah seorang napi sesama mereka yang menjadi pengadu. Jadi, apa pun kegiatan para napi dilaporkan ke sipir sebagai perpanjangan tangan.

Bahkan informasi yang dihimpun, napi yang menjadi perpanjangan tangan sipir tersebut, berinisial FR sempat terluka hingga dilarikan ke rumah sakit. Napi lain resah dengan kelakuannya yang kerap mengadu kepada sipir berinisial SF yang menurutnya juga otak pelaku pungli.

Hampir semua aspek di dalam Lapas Banyuasin ditarik pungli. Akibatnya, lebih dari 400 napi mengamuk di dalam Lapas. (Liputan6.com/Raden Fajar)

"Terluka di tangan tadi kalau tidak salah, atau di kepala kami tidak begitu jelas. Namun, saat kerusuhan diawali oleh sipir yang sempat menembak berusaha membubarkan. Akhirnya seluruh penghuni keluar dan mengejar, sampai mereka keluar," tutur Deni.

Belum lagi intimidasi sampai kekerasan fisik yang dialamatkan bagi para napi. Hal itu membuat suasana di dalam Lapas Narkotika tersebut menjadi tidak manusiawi.

Beruntung, sipir yang berhasil menyelamatkan diri langsung menghubungi Polres Banyuasin. Dibantu aparat TNI dan pasukan dari Polda Sumsel yang dipimpin Dirres Narkoba Kombes Tommy Aria, kerusuhan di Lapas Banyuasin bisa diredam. Tak ada satu pun napi yang berhasil kabur.

Petugas yang datang dengan kekuatan penuh akhirnya mengumpulkan para napi dan menginterogasi mereka satu per satu. Dari kejadian ini, polisi akan memeriksa secara intensif untuk mencari dalang kerusuhan.

Seperti yang diungkapkan oleh Kapolres Banyuasin, AKBP Andri Sudarmadi di lokasi kejadian. "Menurut informasi awal, kerusuhan karena kekesalan para penghuni. Pecah sekitar pukul 10.00 WIB. Ini masih kami dalami dan periksa. Tak menutup kemungkinan para sipir juga diperiksa agar tak berulang," ujarnya.

Sementara itu, Kalapas Narkotika Klas III Reza Yudistira mengungkapkan, ia telah lama mengantisipasi hal ini dengan terus mengingatkan jajarannya untuk tidak mengutip pungli. Dengan kejadian ini, pihaknya juga akan melakukan pemeriksaan internal.

"Secara keseluruhan ada 663 penghuni di lapas kami. Kalau kami sebagai pimpinan sudah mewanti-wanti anggota untuk tidak melakukan pungli. Ini terjadi di luar hal yang kita harapkan," ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkkumham Sumsel berjanji akan membenahi permasalahan ini, sesuai hasil mediasi dengan para napi yang sempat dikumpulkan di lapangan di dalam Lapas Banyuasin.

"Ini harus dibenahi segera karena mungkin pungli itu dilakukan untuk kantong pribadi. Dari informasi yang kami terima, dua tahanan pendamping, yang ikut jadi korban akan segera dipindahkan. Kami berharap ini tidak akan berulang," katanya.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.