Sukses

Pasca-Letusan Sileri Dieng, Candi Arjuna Tetap Aman Dikunjungi

Kawasan wisata Dieng, termasuk Candi Arjuna, tetap aman didatangi meski terjadi letusan di Kawah Sileri.

Liputan6.com, Banjarnegara – Kawasan wisata Dieng, termasuk kawasan Candi Arjuna, tetap aman dikunjungi pasca-meletusnya Kawah Sileri di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, meletus Minggu siang, 2 Juli 2017.

Kapolres Banjarnegara, AKBP Saiful Anwar, meminta agar masyarakat tak panik. Sebab, lokasi meletusnya kawah jauh dari permukiman penduduk. Selain itu, jenis letusan freatik tersebut tak langsung membuat orang terluka.

Meski begitu, Kapolres mengimbau agar warga tetap mewaspadai kemungkinan letusan susulan di kawah ini. Polres Banjarnegara , ujar Saiful, telah menyiagakan sejumlah personel di pos pantau Operasi Ramadniya 2017 di objek wisata Dieng. Personel Polres dan Polsek Batur kemudian mendatangi lokasi kejadian.

"Letupan yang terdiri dari material air dan lumpur ini mengenai sejumlah wisatawan dari Kecamatan Paninggaran, Pekalongan, yang sedang berada di lokasi," katanya.

Sementara, Kepala Sub-Bagian Humas Polres Banjarnegara, AKP Endang Sri, mengatakan meski terdapat sejumlah korban luka dalam kejadian itu, luka itu bukan disebabkan semburan material letusan, melainkan karena banyak pengunjung yang terjatuh.

"Lukanya akibat jatuh. Yang patah tangannya itu juga sudah dirujuk ke RS Pekalongan," ujarnya.

Ketua Paguyuban Wisata Dieng Pandawa, Alif, menyatakan kawasan wisata Dieng tetap aman dikunjungi. Sebab, lokasi Kawah Sileri berada di daerah penyangga atau Zona 2 Kawasan Tinggi Dieng.

"Jarak dari kawasan utama sekitar 6 kilometer," kata Alif.

Alif menjelaskan, zona utama wisata Dieng berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, yang letaknya relatif jauh dari Kawah Sileri. Selain itu, letusan Sileri juga bukan letusan yang berbahaya. Sebab, kawah ini memang sering meletus.

"Jenisnya bukan yang membahayakan. Tapi karena banyak yang panik akhirnya jadi ramai. Ada yang terluka juga karena lari dan terjatuh," ujarnya.

Alif juga menerangkan, Kawah Sileri tak memiliki riwayat mengeluarkan gas beracun. Meski demikian, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, pengelola wisata bersama dengan instansi terkait tetap memantau dengan memasang alat pengukur gas.

"Tapi yang diukur itu bukan gas beracun, melainkan kadar belerang," jelasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.