Sukses

Kado Untuk Delilah Demi Badak Sumatera

Badak Sumatera dibayangi ancaman kepunahan. Khalayak luas diajak melestarikannya dengan program salah satunya #KadoUntukDelilah.

Liputan6.com, Jakarta Badak Sumatera terancam punah. Saat ini Badak Sumatera tersebar di tiga taman nasional Sumatera; Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman nasional Way Kambas, serta di hutan Kalimantan Timur.

Badak Sumatera memiliki cula yang kecil dan badan yang berbulu. Populasi Badak Sumatera saat ini kurang dari 100 ekor di alam bebas.

Noviar Andayani, Country Director Indonesia Program dari Wildlife Conservation Society, mengatakan di habitat aslinya sulit memastikan jumlah karena metode kamera pengintai jarang melihat Badak Sumatera. Perambahan dan perburuan manusia untuk tanduk mereka juga merajalela.

"Sangat penting bahwa kita harus melindungi mereka di alam bebas dan mengumpulkan populasi Badak Sumatera yang diketahui untuk dibiakkan segera bila memungkinkan," katanya dalam siaran pers.

Untuk meningkatkan kesadaran dan membangun advokasi dengan masyarakat Indonesia terhadap upaya konservasi Badak Sumatera, enam organisasi nirlaba berbasis ilmu pengetahuan nasional dan luar negeri, dengan kontribusi dari The Walt Disney Company, telah membentuk Konsorsium Konservasi Badak Sumatera.

Salah satu inisiatif konsorsium ini adalah dengan meluncurkan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat, kegiatan, dan penggalan dana bertajuk #KadoUntukDelilah. Kampanye ini diluncurkan pada Selasa, 16 Mei 2017, di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta.

Konsorsium Konservasi Badak Sumatera adalah kelanjutan dari keberhasilan upaya bersama pada Suaka Rhino Sumatera di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, yang telah sukses membiakkan dua Badak Sumatera dalam empat tahun, yaitu seekor Badak Sumatera jantan bernama Andatu dan seekor Badak Sumatera betina bernama Delilah.

Kelahiran Andatu dan Delilah memberikan harapan akan masa depan Badak Sumatera, mengingat betapa sulitnya kelahiran spesies Badak Sumatera. Andatu merupakan kelahiran dalam penangkaran pertama yang berhasil setelah 124 tahun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kado untuk Delilah

Konsorsium Konservasi Badak Sumatera terdiri dari Yayasan Badak Indonesia (YABI), World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF), Wildlife Conservation Society Indonesia (WCS), Forum Konservasi Leuser (FKL), Leuser International Foundation (LIF), dan didukung oleh International Rhino Foundation (IRF). Dengan kontribusi dari The Walt Disney Company, konsorsium sepakat bermitra dalam mencapai tujuan bersama untuk menyelamatkan Badak Sumatera dari kepunahan.

Tahun ini Tim Badak, panggilan untuk Konsorsium Konservasi Badak Sumatera dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. melakukan beberapa aktivitas termasuk penelitian, upaya pembiakan, workshop, perencanaan strategi, perlindungan aktif dan rencana relokasi hingga kampanye komunikasi publik.

Sebagai bagian dari kegiatan peningkatan kesadaran menyelamatkan Badak Sumatera, Konsorsium Konservasi Badak Sumatera mendorong seluruh masyarakat Indonesia untuk bergabung bersama #TimBadak. Khalayak diajak untuk ikut berkontribusi dalam kampanye #KadoUntukDelilah.

Kampanye ini, selain bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, tetapi juga membangun advokasi melalui berbagai aktivitas dan saluran, termasuk media sosial dengan Delilah sebagai simbolnya.

Delilah adalah Badak Sumatera termuda di Suaka Rhino Sumatera. Namanya dari Presiden Joko Widodo, artinya  “hadiah dari Tuhan”.

Nama kampanye ini, #KadoUntukDelilah, dipilih sebagai panggilan untuk seluruh masyarakat Indonesia agar berkontribusi memberikan hadiah berupa harapan bagi Delilah. Sehingga dia dapat mempunyai teman dan saudara-saudara lainnya untuk bermain, dengan cara melindungi dan membiakkan Badak Sumatera.

Dalam kampanye ini khalayak diundang untuk berpartisipasi dengan mengkuti @BadakDelilah di Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube dan mengirimkan ucapan selamat yang kreatif untuk Delilah dengan #KadoUntuKDelilah.

Ke depannya, kampanye ini akan melakukan kolaborasi dengan berbagai macam pihak, termasuk penggalangan dana pada platform terpilih agar dapat memberikan perlindungan, perawatan dan upaya konservasi terbaik untuk Badak Sumatera.

“Delilah adalah harapan kami untuk menambah jumlah Badak Sumatera di Indonesia dan di dunia, Kami berharap masyarakat akan mengikuti kampanye ini sehingga kita dapat memastikan program pembiakan dan konservasi yang berhasil,” kata Ketua Yayasan Badak Indonesia (YABI), Widodo Ramono.

3 dari 3 halaman

Keunikan Badak Sumatera 

Badak Sumatera, dikutip dari situs WWF, adalah satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Badak Sumatera juga dikenal memiliki rambut terbanyak dibandingkan seluruh sub-spesies badak di dunia, sehingga sering disebut hairy rhino (badak berambut). Ciri-ciri lainnya adalah telinga yang besar, kulit berwarna cokelat keabu-abuan atau kemerahan.

Panjang cula depan berkisar antara 25 - 80 centimeter, sedangkan cula belakang biasanya relatif pendek dan tidak lebih dari 10 centimeter. Dari kecil hingga hingga remaja kulitnya ditutupi oleh rambut yang lebat berwarna cokelat kemerahan.

Bersamaan dengan bertambahnya usia satwa ini, rambut yang menutupi kulitnya semakin jarang dan berubah kehitaman. Panjang tubuh satwa dewasa berkisar antara 2-3 meter dengan tinggi 1 - 1,5 meter. Berat badan diperkirakan berkisar antara 600-950 kg.

Habitat Badak Sumatera mencakup hutan rawa dataran rendah hingga hutan perbukitan, meskipun umumnya satwa langka ini sangat menyukai hutan dengan vegetasi yang sangat lebat. Badak Sumatera adalah penjelajah dan pemakan buah (khususnya mangga liar dan buah fikus), daun-daunan, ranting-ranting kecil dan kulit kayu.

Mereka lebih menyukai dataran rendah, khususnya di hutan-hutan sekunder di mana banyak terdapat sumber makanan yang tumbuh rendah. Badak Sumatera hidup di alam dalam kelompok kecil dan umumnya menyendiri (soliter).

Badak sumatera adalah badak yang memiliki ukuran terkecil dibandingkan semua sub-spesies badak di dunia. Satwa ini termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) - dalam daftar merah spesies terancam lembaga konservasi dunia, IUCN. Populasi terbesar dan mungkin paling memadai untuk berkembang biak (viable) saat ini terdapat di Sumatera, sementara populasi yang lebih kecil terdapat di Sabah dan Semenanjung Malaysia.

Para ahli memperkirakan tidak ada satu pun populasi Badak Sumatera yang jumlah individunya dalam satu wilayah jelajah melebihi 75 ekor. Kondisi tersebut menyebabkan mamalia besar ini sangat rentan terhadap kepunahan baik akibat bencana alam, penyakit, perburuan, atau kerusakan genetik. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini