Sukses

DPRD Bengkulu Geram Siswa SMK Terobos Pengamanan Bandara

Anggota Komisi III Provinsi Bengkulu mengkritik sistem pengamanan yang diterapkan berlapis oleh pihak Bandara Fatmawati Soekarno.

Liputan6.com, Bengkulu - Lolosnya Muhammad Panji Ramadhan (17) Siswa SMK Negeri 1 Curup Rejang Lebong ke landasan pacu pesawat di Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, membuat geram kalangan anggota DPRD provinsi setempat. Panji yang mampu menerobos dan tidak terpantau petugas pengamanan bandara bahkan sempat merekam aktivitas pesawat yang mendarat maupun lepas landas di landasan pacu selama 45 menit.

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu yang bermitra dengan Dinas Perhubungan, Tantawi Dali mengkritik sistem pengamanan yang diterapkan berlapis oleh pihak Bandara Fatmawati.

Lolosnya Panji murni karena kelengahan dan kelalaian. Sebab, menurut dia, tidak mungkin orang bisa masuk secara leluasa jika pengamanan yang dilakukan sudah benar. Apalagi pada jam penerbangan sedang padat.

"Untung saja yang menerobos itu siswa SMK, bagaimana jika pihak lain yang bermaksud ingin mengacaukan situasi, teroris misalnya. Sangat berbahaya," ucap Tantai di Bengkulu, Jumat (7/4/2017).

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan jelas memberikan kekuasaan penuh kepada pihak bandara sebagai pemegang otoritas. Hal ini harus dimaknai bahwa urusan penerbangan sangat vital dan tidak boleh dianggap main main.

"Semuanya harus sempurna, tidak boleh ada celah, apalagi sistem pengamanan yang dijebol. Ratusan nyawa orang menjadi taruhannya," Tantawi menegaskan.

Adapun Humas Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu, Sarosa mengakui pihaknya kecolongan dan akan mengambil tindakan keras terhadap para petugas yang lalai. Meskipun saat ini sudah ada pengamanan berlapis dari aparat TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Laut, kepolisian, dan pengamanan internal, tapi khusus pengamanan internal yang seharusnya berada di posisi saat lolosnya Panji ke dalam lokasi akan dievaluasi.

"iIta akui lalai, tetapi kami berjanji akan meningkatkan sistem pengamanan dan melakukan evaluasi supaya kejadian ini tidak terulang lagi," kata Sarosa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.