Sukses

Rahasia Cabai Tahan Hujan

Musim hujan seringkali jadi momok petani cabai meraup pendapatan.

Liputan6.com, Purwokerto – Musim penghujan selalu menjadi momok bagi petani cabai. Akibat hujan, tanaman mudah terkena penyakit sehingga produksi menurun dan harganya mahal di pasaran.

"Panen cabe di luar musim tanam yang aman bukanlah mimpi," kata Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Anisur Rosyad di sela-sela panen cabai hasil produksi mereka, Selasa, 1 Maret 2017.

Ia mengatakan, bisnis cabai tak selalu cerah seperti warnanya yang merah. Harganya pun seringkali wah.

Risiko gagal panen, kata dia, selalu menghantui petani cabai saat musim penghujan dan kemarau basah. Kelembaban tinggi di musim hujan sangat nyaman bagi patogen penyebab penyakit mudah menyerang dan mengakibatkan petani merugi jika tak siap mengantisipasi.

Salah satu penyakit pada tanaman cabai yang menjadi momok petani di musim hujan adalah antraknosa atau istilah umumnya pathek yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici. Penyakit ini menyerang saat tanaman cabai mulai berbuah, sehingga berdampak besar terhadap produksi.

Ia menambahkan, harga cabai yang melambung tinggi sejak awal 2017 dipicu oleh gagal panen akibat penyakit ini. "Fakultas Pertanian Unsoed sebagai bagian dari perguruan tinggi yang memiliki kepedulian terhadap permasalahan pertanian di masyarakat membuktikan bahwa bertanam cabai merah di musim hujan tetap bisa sukses, asalkan petani mengetahui rahasianya," kata dia.

Sekretaris Experimental Farm Fakultas Pertanian Unsoed Dyah Susanti mengatakan, rahasia tanam cabai di musim hujan yakni pemanfaatan teknologi secara tepat guna.

"Metode ini memadukan pemilihan lahan yang tepat, penggunaan varietas cabai yang tahan hama–penyakit, budidaya sehat dengan sanitasi lingkungan yang memadai, serta pengendalian hama-penyakit yang tepat," ujar dia.

Selain itu, kata dia, lahan dengan drainase yang baik mengurangi kelembaban berlebih pada lingkungan tanaman. Selanjutnya, varietas yang tahan akan menjamin agar kehilangan hasil akibat hama dan penyakit dapat ditekan.

Tips lainnya, kata dia, pembersihan gulma akan mengurangi inang bagi patogen dan hama tanaman cabai. "Penggunaan biopestisida juga bisa mengurangi intensitas serangan patogen hama," kata Dyah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini