Sukses

Jalur Baru bagi Pendaki Merapi Dibuka Mei 2017, Cek Syaratnya

Ada syarat ketat bagi pendaki Merapi yang hendak mencoba lewat jalur baru itu.

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi saat ini memiliki satu jalur pendakian ke gunung aktif tersebut. Namun tahun ini, para pecinta alam, khususnya pendaki gunung, akan memiliki alternatif lain untuk memasuki kawasan Gunung Merapi.

Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) akan segera membuka jalur pendakian baru lewat Sapuangin di Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Ammy Nurwati mengatakan dahulu ada beberapa jalur pendakian gunung Merapi. Setelah beberapa erupsi, jalur pendakian yang tersisa hanya dua, yakni jalur Selo, Boyolalu, Jawa Tengah dan Kinah Rejo, Sleman, Yogyakarta.

Setelah erupsi Merapi pada 2006 dan 2010, jalur pendakian Kinah Rejo ditutup. "Jalur pendakian Kinah Rejo ditutup karena tidak kondusif. Jadi, otomatis hanya ada satu jalur, lewat Selo," ujar Ammy saat ditemui di Kantor BTNGM, Senin, 27 Februari 2017.

Ammy mengatakan jalur pendakian baru ini akan diresmikan pada Mei 2017 nanti. Ia menjelaskan jalur baru ini memiliki track pendakian yang lebih panjang dibandingkan dengan di Selo Boyolali.

Jarak tempuhnya dua kali lipat lebih jauh dibandingkan jalur di Selo, Boyolali. Namun, keistimewaanya adalah pendaki bisa memandang Kota Yogyakarta dan puncak Merapi di sepanjang pendakian.

"Dalam rencana pendakian pendaki bisa melihat view dan puncak Merapi sekaligus. Kita sedang survei. Kita rencanakan pembukaan Mei 2017," kata Ammy.

Ammy mengatakan dalam pendakian jalur baru ini, ada poin penting yang harus dimengerti pendaki gunung Merapi. Sebab Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api aktif yang dikelola dalam satu kesatuan sebagai Taman Nasional.

Maka itu, diperlukan standar aktivitas pendakian. Pendaki tidak hanya harus menguasai kegiatan mendaki, tapi juga memahami konsep empati dan simpati terhadap konservasi hutan dan Gunung Merapi.

"Sehingga, membuat kami berkoordinasi dengan BPPPTKG dan SAR yang memungkinkan dibukanya di Sapuangin. Harus punya base camp sebelum ke Merapi. Sekarang dalam pembangunan. Kedua, ingin melebarkan berekspansi hobi pendakian terfasilitasi dengan gunung Merapi," Ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Syarat Ketat

Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II BTNGM, Iskandar menambahkan dibukanya jalur baru lewat Sapuangin bisa membantu konservasi. Maka itu, pendaki yang bisa melewati Sapuangin harus memenuhi syarat ketat.

"Kita harus punya list esensial untuk pendakian. Selama dia tidak memenuhi persyaratan itu, maka tidak boleh naik. Kami akan cek bersama tim SAR di basecamp," kata Iskandar.

Salah satu daftar yang harus dipenuhi pendaki adalah membawa bekal minimal 2 liter air per hari mengingat sumber mata air agak jauh. Jika tidak berpengalaman dan kurang mengenal medan, pendaki harus ditemani pemandu demi keamanan pendaki dan konservasi hutan.

"Jarak tempuhnya sekitar sembilan jam untuk naik saja. Kalo pendakian di Selo bisa berangkat pagi pulang sore, kalo di Sapuangin tidak bisa seperti itu. Nanti ada empat pos," tutur dia.

Iskandar juga menyebutkan para pendaki harus bersimpati terhadap konservasi, terutama masalah sampah. Sebab di jalur Selo sendiri pada waktu tertentu saat dibersihkan jumlah sampah mencapai 9 trash bag sampah. Hal itu juga yang mendorong jalur pendakian di Sapuangin menjadi project tentang standar pendakian benar benar diterapkan.

"Kami memang belum ada studi populasi di atas tapi kami sepakat dengan warga pendaki dan SAR kita punya batasan kita sepakat 200 orang per minggu," kata Iskandar.

Ia menegaskan standar pendakian ini akan terlihat dari posko informasi dan setiap petugas di masing-masing basecamp ditambah pusat informasi. Standar pendakian itui diharapkan dapat dimengerti para pendaki karena tujuan dibukanya jalur pendakian juga sebagai konservasi.

"Kalau gunung hanya ada satu jalur sangat tidak sehat, karena dia tidak akan pernah istirahat sepanjang tahun. Kalau ada dua, mungkin bisa bergantian, satu bisa ditutup untuk keperluan konservasi, memberikan kesempatan ekosistem memulihkan dirinya," kata Iskandar.

Ia mengaku telah tiga kali menggelar survei jalur pendakian. Pada Maret 2017, timnya berencana kembali menyurvey bersama Tim SAR sebelum akhirnya resmi dibuka pada Mei.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.