Sukses

Mimpi Ibunda Mahasiswa UII Peraih Medali Olimpiade pada Jokowi

Mahasiswa UII peraih medali olimpiade yang tewas usai mengikuti Diksar Mapala meninggalkan warisan penting.

Liputan6.com, Yogyakarta - Syait Asyam, mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, tewas usai mengikuti acara pendidikan dasar atau The Great Camping (GC), yang digelar Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi UII di Gunung Lawu Lereng Selatan, Tawangmangu, Jawa Tengah, 13-20 Januari.

Asyam tewas setelah berada di RS Bathesda Yogyakarta, Sabtu 21 Januari 2017. Menurut Sri Handayani, ibunda Asyam, anaknya termasuk siswa berprestasi sejak masih duduk di bangku SD. Namun, yang paling berkesan adalah prestasi saat bersekolah di SMA Kesatuan Bangsa Boarding School (KBBS) Sedayu.

"Dari SD itu dia sudah aktif main teater tari dan musik. Saya yang mengarahkan. Tapi menonjol itu pas di Kesbang. Bakat anak saya terasah banget," ujarnya Dusun Jetis, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu, 25 Januari 2017.

Sri mengungkapkan Asyam meraih dua medali emas bidang Kimia dalam ajang International Science Project Olympiad (ISPrO) dan Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada 2014 di Jakarta.

Prestasi tertinggi Asyam adalah menggondol medali emas bidang kimia di ajang International Environment Sustainability Project Olympiad (INESPO) 2014 di Belanda. Prestasi ini muncul karena sekolah anaknya dapat melihat potensi Asyam.

"Penelitiannya saat itu soal lingkungan di lautan. Anak saya bertemu langsung dengan Presiden Jokowi Agustus kemarin. Anak-anak berprestasi ketemu dengan presiden," tutur Sri.

Sri mengatakan sering memangil anaknya dengan sebutan Pak Menteri, sebab ia ingin anaknya menjadi seorang menteri. Diawali dengan penelitian anaknya yang sudah diakui dunia, ia ingin anaknya kelak menjadi menristek. Bahkan selesai lulus dari UII, anaknya sudah berencana kuliah di luar negeri.

"Saya sering panggil anak saya pak menteri. Itu cita-cita saya. Karena semuanya otaknya saya. Saya yang mengarahkan. Jadi setelah lulus UII, anak saya ingin melanjutkan kuliah ke London, Inggris," kata dia.

Sri berharap peninggalan anaknya berupa hasil penelitian itu bisa dilirik Jokowi jika berkunjung ke Jogja. Hal itu sekaligus menjadi penghargaan kepada anaknya.

"Penelitiannya tentang cara membersihkan laut dari limbah. Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Itu harapan saya kepada Bapak Jokowi. Bukan hanya bentuk piagam saja. Saya rasa Asyam akan suka jika penelitian dikembangkan," ujar Sri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.