Sukses

4 Kecelakaan Kapal Fatal Hantui Awal Tahun di Berbagai Daerah

Meski seringkali menyebabkan kecelakaan fatal, perhatian atas keselamatan penumpang kapal masih minim.

Liputan6.com, Denpasar - Cuaca buruk yang terjadi di akhir hingga awal tahun ini memberikan dampak terhadap arus transportasi. Hampir semua moda transportasi terganggu, baik darat, udara, maupun laut.

Ketika hujan deras melanda, jalan bisa tergenang air atau mengalami longsor sehingga mengganggu perjalanan darat. Sementara, penerbangan pun bisa terganggu jadwalnya menunggu cuaca membaik. Begitu pun dengan perjalanan menggunakan kapal.

Begitu angin kencang terjadi, ombak pun meninggi, mengombang-ambingkan kapal yang tengah berlayar. Akhir tahun, begitu banyak kapal yang karam. Hingga awal tahun, tenggelamnya kapal masih terus terjadi.


Kapal Penumpang Nyaris Ditelan Gelombang Tinggi Laut Flores

Cuaca buruk melanda perairan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Cuaca tak bersahabat bahkan membuat Kapal Motor Penumpang (KMP) Semua Suka jurusan Lembata-Larantuka, Flores Timur, nyaris tenggelam dihantam gelombang tinggi.

Akibatnya, kapal bermuatan 20 penumpang serta delapan anak buah kapal atau ABK itu berlabuh darurat di Desa Boleng, Kecamatan Ile Boleng, Adonara, Flores Timur, NTT.

Kapolres Flores Timur AKBP Yandri Irshan mengatakan, kapal penumpang tersebut berangkat dari Lembata hendak ke Larantuka membawa 20 orang penumpang. Saat tiba di wilayah Longot, Watowoko, kapal tersebut dihantam gelombang besar dan terempas ke pantai.

Selengkapnya...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

ABK Kapal Karam Masih Hilang di Laut Obi Halmahera

Sejumlah korban kapal perahu motor pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tenggelam di Laut Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, belum ditemukan hingga sekarang.

"Sejak hilang kontak pada Jumat subuh (30 Desember 2016) hingga sore ini, tim SAR masih melakukan pencarian. Korban yang hilang masih tiga orang," ucap Kepala Sub Bagian Humas Basarnas Maluku Utara, Fahri Yosua, kepada Liputan6.com, di Ternate, Selasa, 3 Januari 2017.

Untuk mencari korban hilang kapal PM Putri Tunggal 03 yang karam tersebut, menurut Fahri, Basarnas setempat telah menambahkan satu armada laut KN SAR Pandudewanata.

"Penambahan armada dilakukan untuk memperluas wilayah pencarian korban hilang. Tim SAR saat ini sedang memperluas pencarian di beberapa titik perairan setempat," ujar dia.

"Itu terdiri dari 14 personel Basarnas, empat personel Lanal (Pangkalan TNI AL) Ternate dan warga," ia menambahkan.

Perahu pengangkut BBM itu hilang kontak di Laut Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Jumat subuh, 30 Desember 2016.

Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

Kapal Bermuatan 30 Orang Tenggelam

Belum usai pencarian perahu pengangkut BBM, kecelakaan kembali menimpa sebuah kapal 3T yang memuat 30 penumpang pada Sabtu sore, 31 Desember 2016. Kapal itu diinformasikan tenggelam di laut depan Desa Sidangoli, Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara.

"Iya. Ada bodi (perahu motor) 3 GT dengan muatan 30 orang tenggelam di depan Sidangoli," kata Kasubag Humas Basarnas Ternate Fahri Yosua, saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu sore.

Fahri mengemukakan, perahu motor tersebut bertolak dari pelabuhan pasar Swalayan, Kelurahan Gamalama, Ternate Tengah, menuju Desa Tuada, Kecamatan Jailolo. "Bodi ini dalam perjalanan dari Ternate menuju Jailolo," ucap Fahri.

Dia mengemukakan sebanyak satu unit armada laut Basarnas setempat dalam perjalanan menuju TKP atau tempat kejadian perkara. "Tim SAR sudah dalam perjalanan," ujar dia lagi.

4 dari 4 halaman

Kebakaran Kapal Penumpang di Muara Baru

Bukan karena cuaca, tetapi insiden ini juga terjadi di kapal yang tengah berlayar di lautan. Kebakaran terjadi di kapal penumpang Zahro Express tujuan Pulau Tidung di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. Sebanyak 22 jenazah sudah ditemukan.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pencegahan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Kepulauan Seribu Eko Mahendro mengatakan, kapal kayu itu bertolak dari Pelabuhan Kali Adem, Penjaringan Jakarta Utara pukul 08.50 WIB menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu Selatan dengan muat penumpang sekitar 100 orang.

"Kejadian sekitar pukul 09.24 WIB. Empat orang meninggal di tempat dan satu selamat dengan luka bakar. 95 orang lagi berhasil dievakuasi ke kapal lain," kata Eko.

Diketahui, api berasal dari ruang mesin di belakang kapal. Api cepat membesar sehingga penumpang sulit menyelamatkan diri karena kapal sudah dipenuhi asap hitam.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini