Sukses

Pembunuhan Sadis Beruang di Lampung, Demi Empedu?

Pelaku mengambil taring, kuku, dan empedu beruang.

Liputan6.com, Jakarta - Seekor beruang ditemukan tewas dengan sangat mengenaskan di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)-Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Talangsimpang, Lampung.

Tim Patroli AGP Pengamanan TWNC menemukan bangkai beruang itu sekitar pukul 16.55 WIB pada Sabtu 10 Desember 2016 di koordinat 0459144, 9362687 atau sekitar 1,4 kilometer dari tapal batas yang berbatasan dengan Dusun Sugi Waras, Pekon Tirom, Kecamatan Pematang Sawu Kabupaten Tanggamus, Lampung.

"Kami temukan dada beruang itu sudah dibelah. Pelaku mengambil kantong empedu yang mengandung enzim-enzim untuk dijual," jelas anggota Patroli AGP Pengamanan TWNC, Ketut, di Talangsimpang Lampung, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Kamis (29/12/2016).

Ketut menuturkan pelaku menyiksa sangat sadis beruang itu. Setelah kaki beruang terjerat sling besi. Kemudian kuku dan gigi beruang dicabut secara paksa dan terus disiksa, sehingga adrenalin beruang naik yang menyebabkan empedunya membesar. Beruang disiksa agar enzim empedu keluar.

"Mereka menjual enzim yang harganya puluhan juta di pasaran gelap," kata Ketut prihatin menyaksikan beruang yang dadanya dikoyak-koyak.

Hasil temuan Tim Patroli AGP Pengamanan TWNC, pelaku mengambil taring, kuku, dan empedu. Dan ini lazimnya dilakukan oleh pembunuh binatang pesanan. Di lokasi yang sama, Tim Patroli AGP menemukan tiang untuk pemasangan jaring burung.

"Perburuan liar marak terjadi di kawasan TWNC. Tim Patroli AGP Pengamanan TWNC sering menemukan bukti perburuan bangkai binatang di kawasan konservasi," Ketut mengingat.

Ketut menjelaskan, sebelumnya pihaknya menemukan bangkai napu (sejenis kancil), landak, dan kaki rusa sambar yang digantung setelah diambil dagingnya. Pihaknya sangat terkejut dengan temuan bangkai beruang yang membuktikan dari hari ke hari target pemburu satwa yang dilindungi semakin meningkat. Ini perlu perhatian semua pihak serta penegakan hukum yang tegas.

"Kami juga menemukan bukti perburuan lain yaitu jerat aktif yang sering terpasang di beberapa kawasan TNBBS –TWNC," Ketut memungkasi.

Penjualan cairan empedu beruang sudah sering terjadi di Asia bagian timur. Bisnis menjual organ dan cairan beruang sangat mengiurkan.

Tiga spesies utama beruang yang banyak diambil empedu adalah beruang hitam asia (Ursus thibetanus), beruang madu (Helarctos malayanus) dan beruang coklat (Ursus arctos). Beruang hitam dan beruang madu sudah masuk dalam daftar rentan di Daftar Merah IUCN.

Cairan empedu beruang sudah digunakan sejak 2000 tahun silam yang dijual dalam berbagai bentuk seperti kantung empedu secara utuh, empedu mentah, dalam bentuk pil, bubuk, serpihan dan salep. Cairan empedu beruang mengobati wasir, sakit tenggorokan, luka, memar, penyakit otot, terkilir, epilepsi hingga membersihkan liver.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.