Sukses

Boom, Lima Kecelakaan Pesawat Jatuh di Tanah Papua

Kondisi alam bergunung menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi kecelakaan pesawat di Papua.

Liputan6.com, Papua - Papua memiliki kondisi alam yang berbukit-bukit dan memiliki puluhan gunung dengan puncak tertinggi Jayawijaya juga berada di kawasan ini. Hal tersebut mengakibatkan Papua menjadi lokasi yang sulit dijangkau, baik transportasi darat, maupun udara.

Sering tersiar kabar jatuhnya pesawat di tanah Papua. Dalam tahun ini saja, sejumlah kecelakaan pesawat terjadi di daerah itu. Puluhan korban berjatuhan karena musibah kecelakaan pesawat ini.

Berikut 5 kecelakaan pesawat yang terjadi di tahun 2016, dimulai dari kecelakaan pesawat di Wamena hari ini, Minggu (18/12/2016).

1. Hercules TNI Jatuh di Wamena

Pesawat Hercules TNI AU yang dipiloti Mayor Pnb Marlon A. Kawer, ditemukan jatuh di Kampung Minimo, Distrik Minimo, Kabupaten Jayawijaya, setelah dinyatakan hilang kontak dengan Bandara Wamena.

Wakil KSAU Marsdya Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan, pesawat terbang dari Timika ke Wamena, dalam misi peningkatan kemampuan penerbang.

"Dari co-pilot ke pilot. Ini salah satu tes uji coba," kata Hadiyan dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (18/12/2016).

Hardiyan menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat Hercules TNI AU tersebut. Pada pukul 05.35 WIT, pesawat berangkat dari Timika dengan rencana tiba 06.13 WIT di Wamena.

Namun, pada pukul 06.09 WIT, pesawat dikabarkan hilang kontak dengan bandara Wamena. "Misi di Papua adalah salah satu tes, uji coba, latihan, yang nantinya para penerbang mampu mengoperasikan pesawat di mana pun berada. di maana pun pangkalan yang ada," beber dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pesawat Caribou Hilang Kontak di Papua

2. Angkut Bahan Bangunan, Pesawat Caribou Hilang Kontak di Papua

Empat orang dinyatakan hilang bersama dengan pesawat jenis Caribou PK-SWW milik Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Pesawat yang hilang kontak tersebut sedang disewa oleh Pemerintah Kabupaten Mimika dan sedang membawa bahan bangunan jenis plat besi gorong-gorong dengan tujuan Timika-Ilaga.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes Pol Rudolf Patrige menyebutkan pesawat yang take off dari bandara Moses Kilangin Timika pukul 07.57 WIT, seharusnya tiba di Ilaga, Kabupaten Puncak sekitar pukul 08.30 WIT.

"Ada empat orang dalam pesawat tersebut yakni pilot bernama Parhat, Co Pilot Fendi, Mekanis atas nama Steven dan FOO atas nama Endri Baringin," kata Patrige, Senin (31/10/2016).

Dalam penerbangan tersebut, pesawat membawa barang seberat 3130 kilogram. Pesawat ini sedang disewa oleh Pemkab Mimika mulai 25 Oktober hingga 1 November 2016. Selain pilot dan co pilot juga terdapat mekanik Steven dan FOO Endri Baringin di pesawat itu.

"Pesawat diperkirakan lost contact pada koordinat 04°09'27''S dan 137°32'99''E atau pada koordinat 04 10'92''S dan 137 32'76''E. Kami masih sediki penyebab hilang kontak. Tim SAR dan gabungan sedang mencari pesawat tersebut," jelasnya.

Sebanyak satu peleton anggota Brimob Polda Papua saat ini disiapkan untuk membantu operasi SAR dalam proses evakuasi pesawat tersebut. Anggota Brimob disiapkan untuk membantu bila dibutuhkan saat mengevakuasi korban pesawat nahas.

 

3 dari 5 halaman

Pesawat Tergelincir di Papua

3. Pesawat Tergelincir di Papua, Tidak Ada Korban Jiwa

Pesawat milik PT Asian One, jenis Grand Caravan PK-LTV tergelincir di Bandara Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Pesawat tergelincir pada tadi 06.25 WIT.

Kementerian Perhubungan kemudian mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) Nomor C6339/16 yang menyatakan Bandara Ilaga ditutup mulai 13 Oktober 2016 pukul 07.49 WIT sampai dengan estimasi 14 Oktober 2016 pukul 09.00 WIT karena pesawat tersebut menutup runway.

"Tidak ada korban dalam insiden tersebut. Namun pesawat yang memuat bahan sembako tersebut mengalami beberapa kerusakan yaitu propilor bengkok dan refblack rem kiri tidak aktif," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Suprasetyo dalam keterangannya, Kamis (13/10/2016).

Suprasetyo menyatakan, kemungkinan pesawat tersebut tergelincir karena cuaca berkabut dan kondisi runway yang licin. Karena itu, Kementerian Perhubungan mengimbau seluruh pilot agar tidak melakukan pendaratan di Bandara Ilaga apabila cuaca tidak mendukung.

4 dari 5 halaman

Pesawat AMA Jatuh di Yahukimo

4. Pesawat AMA Jatuh di Yahukimo Baru Terbang 53 Jam

Maskapai Assosiation Mission Aviation (AMA) mengklaim pesawat yang jatuh di daerah Lolat, Kabupaten Yahukimo, Papua, pagi tadi adalah pesawat baru yang dibuat pada 2014.

Pesawat itu baru diterima AMA pada Maret 2016 di Sentani, Kabupaten Jayapura. Jam terbang burung besi itu pun tercatat masih 53 jam.

Direktur AMA Jayapura Djarot Soetanto menuturkan, pesawat jenis Cesna 208 B Grand Caravan EE itu terbang dari Wamena pukul 07.39 WIT dan hendak mendarat di Lolat, Kabupaten Tolikara, pada pukul 07.58 WIT.

Di perjalanan, pesawat jatuh dan menabrak tiga rumah tradisional honai serta satu bangunan distrik berdinding papan dan beratapkan seng.

"Bangunan itu terletak di samping bandara. Tiga warga, dua penumpang dan satu pilot terluka," kata Djarot di Jayapura, Papua, Selasa (14/6/2016).

Kedua penumpang tersebut bernama Arifin (20) dan Tarau (50), sedangkan tiga warga setempat terdiri dari Niko Suhun (19), Yus Silak (20) dan Eret Kobak (15).

Djarot mengatakan, Eret Kobak mengalami luka di kepala dan dievakuasi ke Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura. Begitu juga sang pilot juga dirawat jalan di rumah sakit itu. Sementara, empat orang lainnya masih dirawat di RSUD Wamena.

Djarot menuturkan, pesawat itu terbang dengan tujuan Lolat membawa bahan bangunan seberat 1.190 kg dari batas maksimal angkutan 1.350 kg. "Saat landing, cuaca juga cerah, terbuka, dan ada matahari. Kami tak bisa menerka penyebab jatuhnya pesawat ini. Nanti tim KNKT akan menyampaikannya," ucap Djarot.

Pagi tadi, kecelakaan pesawat Caravan AMA PK - RKC terjadi di Lolat, Kabupaten Yahukimo. Pesawat diterbangkan pilot berkebangsaan Amerika Serikat, Brian Forest Pottinger (48).

 

5 dari 5 halaman

Pesawat Enggang Air Terperosok di Sentani

5. Pesawat Enggang Air Terperosok di Sentani

Pesawat Enggang Air jenis Caravan terperosok di Bandara Sentani, Jayapura, Papua sekitar pukul 07.00 WIT. Kecelakaan itu terjadi saat pesawat akan take off menuju Mulia.

Pesawat itu diawaki pilot Tomi, co pilot Mike Brun, dan teknisi Syahrul. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

"Pesawat dengan nomor penerbangan PK-RSD terjadi saat keluar dari taxy way berbelok menuju runway persiapan take off dengan membawa muatan sekitar 1.015 kg," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Patrige, dilansir Antara, Senin (9/5/2016).

Patrige mengatakan saat akan take off, pesawat itu tidak bisa berbelok, bahkan pilot tidak bisa mengerem sehingga pesawat terperosok. Evakuasi baru dapat dilakukan hingga pukul 08.25 WIT. Aktivitas di Bandara Sentani kini berlangsung normal.

"Belum dipastikan apa penyebab hingga terjadinya insiden tersebut," ujar Patrige.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.