Sukses

Ladang Rezeki Uang Kertas Lusuh Sukarno

Di antara tumpukan uang kertas lusuh yang disimpannya, Iin selalu tertarik dengan uang kertas bergambar Presiden Pertama RI Sukarno.

Liputan6.com, Palembang - Siang yang terik di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) tak membuat aktivitas di Pasar Tradisional 16 Ilir terhenti. Hilir mudik kendaraan angkutan hingga mobil pribadi pun turut menyesakkan pasar terbesar di Sumsel ini. Beragam jenis barang dagangan pun dijajakan, mulai dari barang baru hingga bekas.

Salah satu dagangan yang hanya ada di pasar tradisional ini adalah pedagang uang lama. Deretan etalase pedagang uang kuno yang tertata rapi di depan kios pasar selalu hadir setiap harinya. 

Tak seperti uang lama yang tampak lusuh, gairah para pedagang uang lama pun bergelora. Hal inilah yang dirasakan oleh Muhammad Iin Agusnadi (36), salah satu pedagang uang lama di Pasar Tradisional 16 Ilir, Palembang. Meskipun pajangan uang lama di etalase sedikit, Iin, sapaan akrabnya, menjadikan uang lusuh sebagai ladang rezeki baginya.

Di antara tumpukan uang kertas lusuh yang disimpannya, Iin selalu tertarik dengan uang kertas bergambar Presiden Pertama Republik Indonesia, yaitu Sukarno. Bukan karena ikut menelusuri sejarah sang Proklamator, namun uang dengan gambar tersebut menjadi ladang rezeki baginya.

"Sangat beruntung mendapatkan uang bergambar Sukarno, terlebih yang dikeluarkan di tahun lama. Satu lembar uang ini bisa dihargai ratusan ribu hingga jutaan rupiah," ujar dia kepada Liputan6.com, Senin (12/12/2016).

Kebanyakan pemburu uang kertas bergambar Sukarno ini tidak hanya berasal dari kalangan kolektor, tapi banyak yang menyangkut pautkan dengan hal mistis. Tak jarang, uang Sukarno dipercaya bisa membantunya untuk memperlancar ritual mistisnya.

Namun, para pelanggannya mencari uang bergambar Sukarno dengan tahun terbitan yang tidak pernah ada. Biasanya, uang kertas bergambar Bung Karno dengan tahun terbitan 1971 yang paling banyak dicari.

"Mereka sering kena tipu paranormal. Karena sampai kapan pun, mereka tidak akan pernah mendapatkan uang kertas Sukarno dengan terbitan tahun 1971," kata dia.

Kendati bentuk uang kertas bergambar Sukarno sudah lusuh, bahkan banyak bercak-bercak, namun baginya itulah salah satu yang membuat para pembeli tertarik. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Uang Kertas Hewan

Selain gambar Sukarno, beberapa uang kertas bergambar hewan pun diminati oleh pelanggannya. Seperti uang kertas Rp 50 bergambar buaya, uang kertas Rp 100 bergambar tupai dan Rp 1.000 bergambar gajah yang diterbitkan Tahun 1957.

"Satu lembar uang dengan gambar tiga hewan tersebut bisa dibeli pelanggan saya seharga Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta," ia mengungkapkan.

Namun kini, Iin sulit mendapatkan uang kertas bergambar hewan khas Indonesia tersebut. Selain langka, kesadaran warga Sumsel akan tingginya harga uang lama tersebut membuat para pelanggannya jarang menjual kembali uang lamanya.

Meskipun demikian, Iin yang sudah menggeluti usaha ini sejak 1996 sangat bersyukur dengan kualitas uang kertas Bank Indonesia yang masih awet. 

Terlebih saat ajang olahraga internasional digelar di Palembang, puluhan juta rupiah bisa dikantonginya dari transaksi pembelian para turis mancanegara.

"Baik atlet olahraga maupun para turis mancanegara menyukai uang lama rupiah dan uang asal negaranya. Setiap hari kami bisa menjual uang lama hingga mengantongi puluhan juta rupiah. Apalagi uang lama bergambar Presiden Sukarno," Iin menambahkan.

3 dari 3 halaman

Pemusnahan Uang Lama

Sementara itu, Ferdi Silalahi, Kepala Tim Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR) Kantor Perwakilan Wilayah Palembang mengatakan, setiap tahun pihaknya melakukan pemusnahan uang lama, baik uang lusuh ataupun uang yang sudah tidak berlaku lagi.

Dari data Bank Indonesia KPW Palembang, Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) atau pemusnahan di tahun 2014 sebesar Rp 2.401.302 juta, di tahun 2015 sebesar Rp 4.465.901 juta dan hingga Oktober 2016 ada sebanyak Rp 6.479.154 juta uang lusuh yang dimusnahkan.

"Berdasarkan riset Bank Indonesia, uang yang dimusnahkan tersebut yaitu uang yang memang tidak layak diedarkan lagi dan tidak digemari oleh masyarakat," kata dia.

Untuk bisa membantu masyarakat dalam penukaran uang lama dan uang lusuh, pihaknya melakukan kegiatan Kas Keliling di dalam dan di luar kota. Bank Indonesia juga melayani penukaran uang langsung ke kantor pada Kamis.

Di tahun 2016 saja, penukaran uang lama dan lusuh dari Kas Keliling Bank Indonesia sebesar Rp 5.043.000.000 dan yang menukar langsung ke Kantor Bank Indonesia KPW Palembang sebesar Rp 6.341.000.000 di bulan Oktober 2016. Sedangkan uang masuk dari perbankan pada Oktober 2016 sebesar Rp 754.148.000.000.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.