Sukses

Pelajar Sekolah Bermasalah Berulah, Korbannya Terancam Diamputasi

Sekolah itu sempat ditutup Pemkab setempat, tapi PTUN menggugurkan keputusan itu.

Liputan6.com, Purwakarta - RH (16) dan RR (16), dua pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) YKS, menjadi korban pembacokan dalam tawuran dengan pelajar SMK YPK. Keduanya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta dalam kondisi kritis.

Salah satu korban, RH, saat ini masih dirawat setelah mengalami luka robek di perut dan kaki akibat sabetan celurit. Bahkan, RH terancam harus diamputasi.

Peristiwa tawuran terjadi pada Jumat, 18 November lalu, di Jalan Raya Warung Kadu, Kecamatan Pasawahan Purwakarta. Pascakejadian, kedua pembacok My (17) dan Ad (17) diamankan Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Purwakarta.

"Dua pelajar ini terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap dua orang pelajar berinisial Rh (16) dan Rr (16)," kata Kapolres Purwakarta AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko, Senin, 21 November 2016.

"Barang bukti senjata tajam sebanyak dua unit kami sita untuk proses penyidikan dan pembuktian di pengadilan," kata dia lagi.

Kedua pelaku yang masih sekolah di salah satu SMK swasta di Purwakarta itu mendapat penanganan khusus oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Purwakarta untuk keperluan penyelidikan.

"Kedua tersangka kami terapkan Pasal 80 ayat 2 Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak," ujar Kapolres.

Menanggapi perkelahian pelajar yang kembali marak, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengungkapkan kekecewaannya. Dedi menyesalkan tindakan anarkis pelajar yang berujung pembacokan tersebut.

Tradisi Tawuran Empat Sekolah

‪Menurut Dedi, tawuran antar-pelajar selama ini dipetakan hanya dilakukan pelajar dari empat sekolah swasta, yakni YPK, YKS, Bina Taruna, dan Teknik Industri. Karena kejadian terus berulang hingga menelan korban jiwa, pemerintah kemudian mencabut izin keempat sekolah tersebut.‬

‪"Selama ini yang sering berkelahi atau tawuran pasti langganannya empat sekolah swasta itu. Dan, saya tahun 2014 lalu sudah menutup keempat sekolah itu," kata Dedi.

‪Semenjak keempat sekolah tersebut ditutup dan dicabut izinnya, para pelajar yang tersisa tidak lagi berkelahi atau tawuran. Bahkan, minat pelajar untuk masuk ke empat sekolah tersebut pun hampir tidak ada.‬

Dalam perjalanannya, yayasan keempat sekolah tersebut mengajukan gugatan ke PTUN di Bandung. Hasilnya, PTUN menggugurkan putusan pemerintah dan keempat sekolah tersebut bisa kembali buka dan beraktivitas seperti biasa.‬

‪"Dan sekarang bisa lihat sendiri, dari semenjak digugurkan oleh PTUN mereka berkelahi dan tawuran lagi. Sampai kemarin di Pasawan ada dua pelajar jadi korban lagi," tuturnya.‬

‪Lebih lanjut Dedi mengungkapkan, perkelahian atau tawuran selama ini sudah mendarah daging di empat sekolah tersebut. Keputusannya untuk menutup dan tidak lagi memberikan izin operasi adalah salah satu langkah menutup mata rantai "tradisi" perkelahian dan tawuran yang diturunkan dari kakak kelas pada adik kelas.‬

‪Langkah terebut merupakan langkah akhir karena para pelajar di empat sekolah tersebut tidak lagi mempan diberi sanksi. ‪"Sebenarnya bukan ditutup sepenuhnya, tapi menghabiskan pelajar yang masih bersekolah di situ. Target saya dihentikan dulu, dihabiskan dulu sampai semua yang sekolah selesai. Nanti baru bisa buka lagi dan lahir generasi tanpa tawuran," tutur pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.‬

‪Saat ini, kata Dedi, pihaknya sudah menerima banyak keluhan dari masyarakat agar pemerintah kembali bertindak tegas agar empat sekolah tersebut kembali ditutup. Namun, pihaknya masih mengkaji sehingga nantinya aspirasi tersebut tidak lagi terganjal di PTUN.‬

‪"Kalau tanya kenapa sekarang masih ada tawuran atau perkelahian pelajar di Purwakarta, tanyakan saja pada PTUN kenapa waktu itu digugurkan," ujar Dedi.‬

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini