Sukses

Berat Bayi Kembar Siam Ciamis Kini 4,9 Kg

Dalam pemantauan statistik gizi sudah terlihat adanya peningkatan dan menunjukkan perkembangan yang ke arah lebih baik.

Liputan6.com, Bandung - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Jawa Barat, menyatakan bayi kembar siam asal Ciamis yang bertahan, Gisya Bizanty Ramadani atau Gina 2, telah mandiri dalam beraktivitas. Dengan demikian, bayi itu tak memerlukan bantuan alat lagi.

Berdasarkan hal itu, tim dokter RS Hasan Sadikin memperbolehkan bayi berusia 4 bulan yang kini memiliki berat badan 4,9 kilogram tersebut dapat dirawat di rumahnya.

Menurut Ketua Tim Dokter Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS Bandung, Dadang Sjarief Hidajat, berbagai indikator kondisi kesehatan Gisya yang diberikan oleh selama perawatan menunjukkan grafik membaik.

"Pemberian nutrisi yang memadai, sehingga bayi ini bisa tumbuh dengan baik dan juga imunisasi sudah diberikan. Serta melihat keadaan luka operasi sudah membaik. Peredaran darahnya juga baik," ujar Dadang di RSHS Bandung, Kamis, 3 November 2016.

Dadang mengatakan, dalam pemantauan statistik gizi sudah terlihat adanya peningkatan dan menunjukkan perkembangan yang ke arah lebih baik. Meski begitu, bayi Gisya tetap harus menjalani pemeriksaan rutin setiap bulan.

"Pemeriksaannya oleh Dinas Kesehatan yang berkoordinasi dengan dokter anak setempat secara berkesinambungan seperti pemeriksaan mata dan tumbuh kembang lainnya," ujar Dadang.

Dia menyebutkan, berdasarkan tim dokter tumbuh kembang anak, pemantauan kepandaian bayi yang ditinggal meninggal oleh kembarannya itu sudah optimal. Hal itu disebabkan para dokter tersebut sudah menstimulasi secara maksimal.

Sebelumnya, pada 27 September 2016, bayi kembar siam yang lahir dempet pada bagian dada sampai perut dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, berhasil dipisahkan melalui tindakan operasi oleh gabungan tim medis di RSHS Bandung dan RS dr Soetomo Surabaya selama lebih dari lima jam.

Sebanyak lebih dari 70 dokter spesialis dikerahkan dalam operasi pemisahan bayi kembar siam yang mengalami kelainan dengan istilah medis conjoined twin omphalopagus tersebut. Namun, salah satu di antaranya meninggal dunia akibat gangguan jantung bawaan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.