Sukses

Usai Cabuli Anak, Ayah Ancam Bunuh Istri Jika Lapor Polisi

Sang ayah lebih memilih menggunakan uangnya untuk membeli sabu dan minuman keras untuk mabuk-mabukan, ketimbang biayai anaknya sekolah.

Liputan6.com, Makassar - Seorang ayah di Makassar, Sulawesi Selatan, tega memperkosa anak kandungnya sendiri. Ironisnya setelah memperkosa buah hatinya itu ia mengancam akan membunuh ibu anaknya yang tak lain adalah istrinya sendiri. Terutama, bila sang anak melaporkan kejadian itu ke polisi.

Entah apa yang ada di benak HA (44), ia tega menghancurkan masa depan anak kandungnya sendiri S (17). Ayah yang tega memperkosa anak kandungnya sendiri itu, saat ini telah menjalani proses hukum di Polrestabes Makassar.

ID (39), Ibu kandung S yang ditemui di kediamannya di Kecamatan Tallo, Kota Makassar pada Jumat (14/10/2016) siang, mengungkapkan peristiwa berlangsung pada Senin malam, 26 September 2016. Saat itu, ia sedang beristirahat di kamar tidurnya,.

"Saat itu suami saya memanggil anak saya untuk membawakan dirinya kopi di kamar samping kamar tidur kami," kata ID.

Saat anak saya sampai di kamar itu, lanjut ID, suami saya lalu mengunci kamar dari dalam, lalu mengancam anak saya dengan menggunakan pisau dapur. "Dia mungkin siapkan memang pisau, karena dia ancam anakku pakai pisau lalu diperkosa," ia menuturkan.

Setelah puas, sang ayah yang tega memperkosa buah hatinya ini lalu mengancam anaknya itu agar tidak melaporkan kejadian ini kepada ibunya apalagi kepada polisi.

"Dia ancam agar tidak melapor, katanya kalau anak saya itu melapor, suami saya itu akan bunuh saya. Ya pastilah anak ini tidak melapor karena diancam akan bunuh ibunya," ID menjelaskan.

Namun SA tetap menceritakan kejadian keji yang menimpanya kepada ibunya. Sehari setelah kejadian itu, tepatnya pada Selasa, 27 September 2016, S didampingi sang tante kemudian melapor ke pihak kepolisian.

"Iya, anak saya sama tantenya ke Polrestabes Makassar melapor. Lalu besoknya datang polisi tangkap suami saya di rumah," ungkap ID.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pilih Sabu Ketimbang Biayai Anak Sekolah

Sejak kejadian keji itu, S sudah tidak pernah lagi ke sekolah. Siswi yang masih duduk di bangku kelas XI di salah satu SMA swasta yang ada di Makassar ini lebih memilih mengurung diri di rumah.

"Anakku mungkin trauma sampai-sampai dia tidak mau ke sekolah. Dia mengurung diri di rumah," ujar ID.

Bahkan sejak masuk SMA, ID mengungkapkan, memang suaminya tersebut sudah tidak pernah lagi membiayai anaknya.

Setiap kali sang anak meminta uang untuk ongkos sekolah seperti uang semester ataupun pembayarannya lainnya, sang suami malah menyuruh anaknya untuk berhenti sekolah.

Suaminya tersebut lebih memilih menggunakan uang miliknya untuk membeli narkoba jenis sabu dan minuman keras untuk mabuk-mabukan.

"Suami saya itu memang lebih memilih membeli sabu dari pada biayai anaknya sekolah. Atau dia pakai uangnya untuk mabuk-mabukan. Mungkin waktu dia memperkosa anak saya dia lagi dalam keadaan mabuk," ID mengungkapkan.

Namun saat ini, S sudah perlahan mampu melupakan trauma yang dialaminya itu. Ia sekarang bekerja di sebuah perusahaan konveksi di Makassar. Ia lebih memilih bekerja ketimbang bersekolah karena masalah biaya sekolah.

Usai HA diamankan pihak kepolisian sejak 27 September 2016, ID mengaku sering mendapat pesan singkat (SMS) teror. Isinya berupa ancaman untuk segera mencabut laporan miliknya di kepolisian.

"Katanya akan dibunuh kalian semua kalau saya keluar dari penjara. Bisa jadi ini dari suami saya," kata ID menyebutkan isi SMS yang ada di handphone miliknya yang ia duga dari suaminya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Komisaris Burhanuddin membenarkan perihal kejadian ini. Dia mengatakan bahwa saat ini pelaku pemerkosaan telah ditahan di polrestabes.

"Sehari setelah laporan diterima pelaku langsung kami amankan di kediamannya. Dan langsung digelandang ke mapolrestabes untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya," kata juru bicara Polrestabes Makassar tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini