Sukses

500 Kg Emas Palsu Pemberian Dimas Kanjeng Berlogo Palu Arit

Ratusan batang emas palsu pemberian Dimas Kanjeng Taat Pribadi itu disita Polda Jatim dan Polda Sulsel dari rumah seorang pengusaha.

Liputan6.com, Makassar - Dari seluruh barang bukti pemberian Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang disita aparat Polda Jawa Timur dan Polda Sulawesi Selatan dari rumah almarhum Najamiah, pengusaha ternama Sulsel, terdapat ratusan batang emas palsu. Beberapa di antaranya bahkan berlogo palu arit yang dijadikan lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).

Emas palsu dengan berat total 500 kilogram tersebut ditemukan dalam sebuah peti yang merupakan pemberian pemilik Padepokan Dimas Kanjeng. Peti itu berada di dalam ruang khusus di rumah almarhum Najamiah di Kompleks Perumahan Dosen Unhas Blok K, Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Makassar.

Tak hanya emas batangan berlogo palu arit yang seakan mirip peninggalan di era kejayaan PKI dulu. Tampak pula beberapa batangan emas yang tertera cetakan kaligrafi Arab saat penggeledahan pada Minggu, 2 Oktober 2016.

Selain itu, turut juga disita keris pusaka yang logamnya dikelilingi gambar naga. Keris itu merupakan pemberian Dimas Kanjeng ke Najamiah setelah pengusaha Sulsel itu tergabung dalam ajaran Dimas Kanjeng pada tahun 2013.

"Tak hanya itu, uang palsu juga diamankan tadi di antaranya mata uang negara Korea, Vietnam, Kamboja," ucap Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Charliyan, Selasa (4/10/2016).

Barang bukti pemberian Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang disita Polda Jatim dan Polda Sulsel. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Sementara, Ali yang merupakan tetangga Najamiah mengaku yang pertama kali memperkenalkan Najamiah ke Dimas Kanjeng adalah Badawiyah. Dimas Kanjeng sendiri, imbuh Ali, pernah datang ke kediaman Najamiah.

"Sudah dua kali seingat saya, Dimas Kanjeng ke rumah Bunda Najamiah setelah bergabung," tutur Ali.

Lebih lanjut Ali mengatakan, sebuah peti yang diamankan tadi oleh polisi dari dalam rumah almarhum Najamiah merupakan peti yang dia ketahui pemberian Dimas Kanjeng.

"Peti itu konon bila disimpan uang di dalamnya tak akan pernah habis. Dan saya pernah dipanggil bunda dilihatkan itu," ia mengungkapkan.

Barang bukti pemberian Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang disita Polda Jatim dan Polda Sulsel. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Korban praktik penggandaan uang milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi itu mencakup beberapa kabupaten yang ada di Sulsel. Misalnya, Soppeng dan Jeneponto. Jumlah korban pun mencapai ratusan orang.

Adapun salah satu Padepokan Dimas Kanjeng terletak di Jalan Bonto Bila I Nomor 18, Kelurahan Batua, Kecamatan Manggala, Makassar. Ajaran Dimas Kanjeng di kecamatan ini diperkirakan berlangsung sejak tahun 2013. Ia pun pernah datang ke padepokan tersebut pada tahun 2015.

Barang bukti pemberian Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang disita Polda Jatim dan Polda Sulsel. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Akhir petualangan Dimas Kanjeng usai setelah aparat gabungan dari Polres Probolinggo dan Polda Jatim menangkapnya pada Kamis, 22 September 2016. Dia diduga mendalangi pembunuhan dua anak buahnya, yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayat.

Selain itu, Dimas Kanjeng Taat Pribadi kini dilaporkan atas kasus dugaan penipuan dan pencucian uang. Tiga laporan penipuan diterima Polda Jatim dengan kerugian korban mencapai Rp 1,5 miliar dan satu laporan di Markas Besar Polri dengan kerugian korban Rp 20 miliar.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.