Sukses

Peringati HUT ke-71 RI, 1.000 Lampion Air Dilarung

Pelarungan lampion air bermakna persatuan dalam perbedaan.

Liputan6.com, Temanggung - Sebanyak 1.000 lampion air mewarnai malam tirakatan 17 Agustus 2016 di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Kegiatan yang diselenggarakan para pemuda Desa Traji tersebut berlangsung di kawasan Sendang Lanangan desa setempat, Selasa malam, 16 Agustus 2016. Mereka menyalakan obor dan lilin di kawasan itu, termasuk jalan menuju sumber air tersebut.

Selain itu, para pemuda dan pemudi juga menyalakan lampion air yang dihanyutkan di sepanjang aliran sungai di kawasan Sendang Lanangan.

Sebelum menyalakan lampion air, ratusan masyarakat yang hadir berdoa bersama, dilanjutkan menyanyikan lagu Syukur dan Lestari Alamku sambil di tangan mereka memegang lilin yang dinyalakan.

Tarmadi, anggota panitia malam tirakatan 17 Agustus Desa Traji, berharap kegiatan tersebut bisa menimbulkan rasa kebersamaan di antara warga.

Ia menuturkan, lampion air ini menggambarkan api dan air yang selama ini tidak bisa bersatu. Tetapi dengan modifikasi sedemikian rupa, keduanya dapat bersatu dalam keharmonisan dan keindahan.

"Begitu makna yang bisa kami ambil dari kegiatan ini, jika ada perbedaan atau permasalahan pasti bisa terselesaikan dengan baik jika ada koordinasi," kata Tarmadi, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan kegiatan ini dilakukan di sendang dan sungai sebagai bentuk kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

"Kita harus mencintai alam sehingga hidup bisa nyaman. Tanpa air, tidak ada pertanian bahkan kehidupan," ujar dia.

Seorang warga Traji, Juwartinah mengatakan sangat senang dengan kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut.

"Meskipun baru pertama kali diselenggarakan, ternyata cukup ramai sehingga bisa menjadi ajang silaturahmi warga," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini