Sukses

Ritual Sakral Tenggelamkan Kepala Kerbau di Danau Tempe

Kepala kerbau itu merupakan primadona dalam ritual ada maccera tappareng yang digelar setiap tahun oleh nelayan di sekitar Danau Tempe.

Liputan6.com, Makassar - Sebuah kepala kerbau ditenggelamkan di Danau Tempe. Danau itu satu-satunya tempat bagi nelayan di Lajarella, Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan untuk mencari ikan.

Kepala kerbau itu merupakan primadona dalam ritual ada maccera tappareng yang digelar setiap tahun oleh masyarakat nelayan di sekitar Danau Tempe. Dalam ritual ini, mereka meminta doa agar para nelayan diberi keselamatan.

"Warga beli seekor kerbau di daerah Lise, Kabupaten Sidrap, Sulsel seharga Rp 21 juta. Ini wajib karena merupakan simbol ritual maccera tappareng ini," kata tokoh masyarakat Lajarella, H. Sau ketika dihubungi, Senin (1/8/2016).

Kerbau lalu disembelih. Kepala kerbau yang telah disembelih dimasukkan ke sebuah wadah yang terbuat dari bambu berbentuk kotak lalu ditutup kain putih. Kemudian ditenggelamkan ke tengah Danau Tempe.

"Wadah yang terbuat dari bambu tersebut namanya wala soji," ucap dia.

(Eka Hakim/Liputan6.com)

Selain kepala kerbau, makanan khas ketan juga wajib hadir dalam acara sakral tersebut. Ketannya pun tak hanya satu rupa, melainkan empat. Masyarakat Bugis Soppeng menyebutnya dengan nama songkolo patang rupa.

Ketan 4 rupa yang terdiri dari warna kuning, merah, putih, dan hitam itu dimaknai sebagai kesatuan. Selain itu, sejumlah sesajen, telur ayam, pisang, dan ayam berwarna putih juga mewarnai proses ritual maccera tappareng.

"Ayam berwarna putih itu dalam ritual akan dilempari menggunakan telur dimana bermakna melepas niat atau ikrar," tutur Sau.

Pembacaan doa sendiri hanya bisa dilakukan oleh matoa yang kebetulan masih diemban oleh H Mappi yang merupakan Matoa Pakkaja. H Mappi disebut warga sebagai pabbaca doang atau yang membaca doa dengan menggunakan dupa-dupa kemenyan di tengah Danau Tempe.

"Kemudian sesajian yang sudah didoakan direndamkan di air bersama kepala kerbau yang telah dimasukkan dalam wala soji tadi," tutur dia.

Usai proses ritual sakral telah dilaksanakan, masyarakat pun merayakan kegiatan syukuran lainnya. Salah satunya dengan menggelar lomba balap perahu dayung sebagai rangkaian kegiatan maccera tappareng.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.