Sukses

Rawan Gempa dan Tsunami, Kabupaten Ini Belum Ada BPBD

Di samping gempa dan tsunami, kabupaten ini juga rawan bencana puting beliung, kekeringan, dan tanah longsor.

Liputan6.com, Jembrana - Pulau Bali yang dikelilingi pantai, berpotensi rawan terhadap bencana tsunami dan gempa bumi. Salah satu wilayah yang rawan terhadap bencana tersebut adalah Kabupaten Jembrana.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, IGN Semawa menuturkan, Kabupaten Jembrana merupakan salah satu wilayah rawan tsunami dan gempa.

Di samping gempa dan tsunami, Kabupaten Jembrana juga rawan bencana puting beliung, kekeringan, dan tanah longsor.

Semawa sendiri hadir di Jembrana untuk membuka pembentukan Sekolah Aman Bencana di SMPN 6 Negara. Menurut dia, sebagai daerah yang rawan bencana, Jembrana perlu memiliki institusi yang bertanggung jawab dalam penanggulangan bencana.

"Ancaman bencana bisa terjadi di mana saja, sehingga perlu ada institusi yang bertanggung jawab di dalam penanggulangan bencana," ucap dia di Jembrana, Jumat 15 Juli 2016.

Selama ini, ia menambahkan, persepsi yang sering mengemuka ialah penanggulangan bencana hanya dilakukan ketika terjadi bencana. Padahal, sejatinya penanggulangan bencana harus disiapkan jauh sebelumnya.

Menurut Semawa, semua jenis ancaman bencana harus dikenali oleh warga dan disiapkan penanggulangannya. "Institusi itu yang nantinya akan membuat peta rawan bencana, rambu-rambu rawan bencana, membuat peringatan dini hingga edukasi masyarakat."

Semua itu bertujuan memberikan perlindungan masyarakat. ‎"Kalau pemikiran seperti itu, institusi (BPBD) itu harus ada. Jangan berpikirnya tidak ada bencana, tidak ada kerjaan. Penanggulangan bencana sebelum dan sesudah itu perlu," ujar Semawa didampingi Kepala Kantor Satpol PP Jembrana IGN Rai Budi.

Saat ini, Kabupaten Jembrana belum memiliki BPBD kendati telah membuat peraturan daerah terkait pembentukan BPBD. Namun, menurut Semawa, edukasi kepada masyarakat penting dilakukan guna membangun kesiapsiagaan masyarakat kemungkinan terjadinya bencana.

Lebih jauh Semawa mengatakan, sekolah menjadi salah satu sasaran edukasi ini. Sebab, merupakan ruang publik yang jumlah orangnya sangat banyak. Dengan demikian, perlu dibekali pengetahuan bencana dan cara mengantisipasi bencana melalui Sekolah Aman Bencana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.