Sukses

Pohon Bambu di Puncak Bukit Perparah Longsor Purworejo

Kesalahan memilih pohon untuk reboisasi justru memperparah longsor Purworejo.

Liputan6.com, Yogyakarta - Puluhan warga tewas akibat longsor di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Terkait hal itu, Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengirimkan tim untuk melihat kondisi terakhir dan mengetahui penyebabnya.

Meski begitu, rektor sekaligus pakar geologi UGM Dwikorita Karnawati berpendapat, longsor di Purworejo melampau kejadian longsor di Banjarnegara. Berdasarkan data pada alat yang dipasang di lokasi menyebutkan, akumulasi air di Purworejo mencapai 130 mm per hari, sebelum terjadi longsor.

"Tim kami sudah pasang alat 15 km dari lokasi longsor. Kami pasang alat pakar hujan. saat itu, akumulasi 130 mm per hari. Padahal, di Banjarnegara 113 mm per hari. Jadi itu melampaui," kata Dwikorita saat ditemui di kantornya, Yogyakarta, Selasa 21 Juni 2016.

Dia mengatakan, tim UGM memantau di atas bukit yang longsor di Purworejo. Di atas bagian bukit yang longsor ada tanaman berat, seperti pohon jati dan bambu. Tanaman itu justru membebani bukit sehingga dapat menyebabkan longsor.

"Purworejo di bagian zona merah bagian atas, ada tanaman jati dan bambu. Itu tanaman berat yang bisa membebani lereng. Kalau ada di bagian atas, maka potensi longsor jika ada tanaman berat," ujar Dwikorita.

Rektor perempuan pertama UGM itu mengingatkan agar penghijauan di kawasan perbukitan harus berhati-hati. Jika ingin mengantisipasi longsor di perbukitan, pohon yang harus ditanam haruslah berakar tunggang yang bisa menancap agar bisa menjadi paku dan bisa menahan longsor.

Selain itu, jarak tanaman juga harus diatur. Di sela tanaman berat perlu ditanam tanaman ringan, seperti semak-semak untuk makanan ternak atau manusia, sehingga energi yang terkena tanah sudah lebih dulu terkena daun-daun dan rumput.

"Akar yang menancap ke bawah itu sebagai tandon air sehingga air ditahan untuk akar. Bisa ditanam sengon, tapi dalam jarak tidak rapat sekitar sepuluh meter. Jati bisa, tapi jangan rimbun. Bambu sangat berat, harusnya ditanam di kaki lereng sebagai penahan longsor," jelas Dwikorita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini