Sukses

Perusahaan Asing Incar Lulusan Perikanan di Kampung Halaman JK

Negara-negara asing yang minati lulusan perikanan di kampung halaman JK itu di antaranya Australia, Jepang, Mauritius, hingga Brasil.

Liputan6.com, Makassar - Sebanyak 47 persen dari 186 lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) tahun ajaran 2015-2016 di kampung halaman Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, langsung diserap bekerja di perusahaan asing di luar negeri.

Kepala SUPM Bone Nurdin Kasim menyebut persentase itu yang tertinggi dibanding alumni tahun sebelumnya.

Negara penyedot tenaga kerja alumni SUPM itu di antaranya Australia, Jepang, Mauritius, Fiji, Guam, Afrika Selatan, Taiwan, Venezuela, Uruguay, Spanyol, Peru, Brasil, Korea, Brunei Darussalam dan Malaysia.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Efendi Hardijanto mengapresiasi prestasi itu. Namun, ia meminta agar para alumni SUPM Bone kembali pulang dengan membawa bekal pengetahuan dari luar negeri.

"Dengan demikian, sekembalinya mereka dapat mengembangkan usaha kelautan dan perikanan dengan menerapkan ilmu dan pengalaman mereka selama di luar negeri," kata Rifky kepada Liputan6.com usai acara wisuda siswa SUPM Bone, Rabu, 25 Mei 2016.

Di antara para alumni yang diterima bekerja di luar negeri itu terdapat dua siswa SUPM Bone telah berangkat lebih awal ke Jepang. Kedua pelajar jurusan Nautica Praktek Laut itu bernama Ferdi Muchtar dan Ismail.

Jurusan Nautica Praktek Laut (NPL) adalah salah satu dari sembilan SUPM lingkup Kementerian Kelautan Perikanan yang kini menerapkan sistem pendidikan vokasi dengan pendekatan teaching factory atau 70 persen praktek dan 30 persen teori.

Sebagian siswa yang tidak direkrut perusahaan asing telah direkrut perusahaan perikanan dalam negeri, seperti PT Nuansa Cipta Magello, PT Usaha Central Jaya Sakti, PT Prima Indo Tuna, PT Dinar, dan BPSLP. Hingga kini, jumlah lulusan SUPM Bone mencapai 2.655 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini