Sukses

Top 3: Sahutan di Bawah Tebing Semeru Temukan 2 Pendaki

Kedua pendaki asal Cirebon itu yakni Supyadi dan Zirli Gita Ayu Savitri.

Liputan6.com, Surabaya - Pendaki Gunung Semeru yakni Supyadi (26) warga Blok 4 Tegal Lempuyangan Lor, Tegal Gubug, Cirebon dan Zirli Gita Ayu Savitri (16) warga Desa Bojong Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon hilang sejak Kamis, 19 Mei lalu.

Tim SAR Gabungan pun dipecah dua grup untuk memudahkan pencarian.

Dari hasil penyisiran, grup kedua berhasil menemukan keduanya saat menyisir dari jalur Tawon Songo di Kecamatan Pasrujambe. Saat itu terdengar suara sahutan di bawah tebing Semeru.

Hingga malam hari ini, berita tersebut berhasil menyita banyak perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Rabu (25/5/2016).

Berita lainnya yang tak kalah menyedot perhatian adalah jejak PKI pada peristiwa Kanigoro dan  tawuran remaja di Papua yang berujung pada 6 rumah warga ludes terbakar.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Teriakan Pendaki Cirebon yang Hilang Beri Petunjuk

Sambut pergantian tahun, Gunung Semeru di Lumajang padat pengunjung, hingga even kuliner bertema Urban Street Festival 2015 di Jakarta.

Dua pendaki asal Cirebon yang hilang di Semeru sudah ditemukan Selasa sore, 24 Mei 2016. Sejumlah petunjuk, termasuk suara teriakan kedua pendaki, dimanfaatkan Tim SAR Gabungan untuk menemukan posisi penyintas.

Kedua pendaki asal Cirebon itu yakni Supyadi dan Zirli Gita Ayu Savitri ditemukan Tim SAR Gabungan yang menyisir melalui jalur Tawon Songo.

Pada pukul 12.40 WIB tim Basarnas Pos Jember mendengar suara lelaki dan perempuan bersahutan di bawah tebing di depan patok B.

Kemudian, pada pukul 14.40 WIB tim berhasil menemukan jejak berupa bivak atau tempat perlindungan di sekitar bukit dekat air terjun di Gunung Buto.

Selengkapnya...

2. Jejak PKI pada Peristiwa Kanigoro Kediri

PKI disebut bertanggung jawab dalam peristiwa Kanigoro yang dianggap melecehkan umat Islam. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Bertepatan dengan hari berdirinya Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 23 Mei, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Surabaya menggelar bedah buku "Ayat-Ayat yang Disembelih" dan mengingat kembali kekejaman PKI pada peristiwa Kanigoro.

Ibrahim Rais, Ketua Yayasan Kanigoro dan eks korban G30S/PKI, menuturkan peristiwa Kanigoro terjadi di Desa Kanigoro, Kecamatan Keras, Kebupaten Kediri.

"Semua pelajar Islam ditangkap, dilecehkan, Alquran diinjak. Pak Kiainya diludahi kepala, dibuat mainan kemudian ditendang dan kita diikat dan rencananya akan dibunuh di tengah jalan," tutur Ibrahim saat berbincang dengan Liputan6.com di Wisma Guru PGRI Surabaya, Senin, 23 Mei 2016. 

Ibrahim menyebut peristiwa Kanigoro tersebut merupakan uji coba untuk mengukur kekuatan lawan PKI atau kelompok anti-PKI. 

Selengkapnya...

3. Remaja Tawuran, 6 Rumah Jadi Korban di Timika 

Tawuran anak yang terjadi di Timika itu disebut dimanfaatkan provokator untuk merusak suasana kondusif di daerah itu. (Liputan6.com/Katharina Janur)

Sebanyak enam rumah ludes terbakar dan sembilan orang terluka akibat tertusuk panah dan benda tajam lainnya, dalam bentrokan dua kelompok warga di Kota Timika, Kabupaten Mimika.

Pemicu bentrokan yang terjadi sejak Selasa sore, 24 Mei 2016 kemarin adalah tawuran anak di bawah umur 15 tahun yang sebenarnya sudah terhenti. 

Polda Papua mengaku ada kelompok tertentu yang berniat mengacaukan masyarakat di tanah Papua dan membenturkan dengan permasalahan yang ada, baik itu nantinya akan menjurus kepada isu ras, agama dan suku tertentu. 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini