Sukses

Penderita Hipertensi di Sukabumi Melonjak Drastis, Ada Apa?

Tak hanya kalangan tua, penderita hipertensi di Sukabumi juga banyak dari generasi muda.

Liputan6.com, Sukabumi - Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan saat ini warganya sangat rentan terserang penyakit hipertensi yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat.

"Dari data yang kami miliki, jumlah warga yang terserang penyakit hipertensi setiap tahunnya meningkat sangat signifikan," kata Petugas Pengelola Penyakit Tidak Menular Dinkes Kabupaten Sukabumi, Asep Taufik di Sukabumi, dikutip Antara, Jumat (8/4/2016).

Ia mengatakan pada 2014 yang jumlahnya hanya 13.036 orang di tahun berikutnya atau pada 2015 melonjak drastis menjadi 31.034 orang.

Menurut dia adapun yang menjadi penyebab tingginya warga yang terserang penyakit ini salah satunya disebabkan oleh tekanan gaya hidup. Warga Kabupaten Sukabumi yang konsumtif menjadi penyebab mudahnya terserang penyakit ini, ditambah masih minimnya angka pendidikan dan ekonomi.

Jika dibandingkan dengan jumlah penyakit tidak menular lainnya, hipertensi ini lebih mendominasi seperti asma yang jumlahnya hanya 5.660 orang, diabetes 4.648 orang dan penyakit jantung 1.374 orang.

Bahkan warga yang berusia 15- 24 tahun juga banyak yang menderita hipertensi, seperti pada 2014 ada sekitar 180 orang dan jumlahnya melonjak di 2015 menjadi 488 orang. Padahal penyakit ini biasanya menyerang warga lanjut usia, tetapi saat ini sudah menyerang warga yang berusia produktif.

Selain pengaruh gaya hidup, kurangnya olahraga, makan tidak teratur, tingginya konsumsi garam dan kalori serta tingginya angka konsumsi rokok menjadi salah satu penyebab banyak orang yang menderita hipertensi.

Bahkan, dengan banyaknya restauran "fast food" juga berdampak negatif kepada perkembangan tubuh dan kejiwaan seseorang.

"Mereka yang terserang hipertensi ini mudah terseran penyakit mematikan lainnya seperti stroke dan jantung," tambah Asep.

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Rika Mutiara mengatakan data yang dimilikinya bisa lebih tinggi jika ditambah dengan jumlah data yang di setiap rumah sakit.

Bahkan, jika seluruh warga senantiasa memeriksakan kesehatannya secara rutin maka jumlah penderita hipertensi akan lebih banyak.

"Data yang kami miliki ini berasal dari puskesmas, dan kami juga mengimbau kepada warga agar tidak menganggap sebelah mata penyakit hipertensi ini dan secara rutin melakukan pencegahan," kata Asep.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini