Sukses

Jangan Berenang di Pantai Selatan, Ini Sebabnya

Larangan berenang di pantai selatan sering dianggap angin lalu para wisawatan.

Liputan6.com, Bantul - Sejumlah kecelakaan menimpa wisawatan saat berenang dipantai selatan, khususnya Pantai Parangtritis. Terbaru, menimpa 3 santri Pondok Pesantren (Ponpes) An-Nur Ngrukem, Bantul, Yogyakarta. Dua korban di antaranya meninggal dunia, seorang lainnya belum ditemukan.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul, DIY sudah sering mengingatkan para wisawatan yang berkunjung ke pantai selatan. Peringatan itu menyatakan bahaya berenang di laut yang bisa mengancam keselamatan mereka.

"Selalu kita ingatkan sejak dulu, bahkan di setiap karcis masuk wisata pantai yang dibeli sudah tertera tidak boleh mandi di laut, karena bisa membahayakan keselamatan," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul Bambang Legowo, seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/3/2016).

Selain tercantum dalam karcis masuk, Bambang juga menyebutkan, peringatan bahaya berenang di laut terpasang di spanduk maupun papan imbauan di sejumlah titik yang ramai dikunjungi wisatawan. Namun, peringatan itu seringkali diabaikan.


"Akan tetapi peringatan itu seringkali tidak diindahkan dan tidak dianggap serius bagi sebagian pengunjung pantai. Karena memang karakter orang itu senang dengan air dan rata-rata mereka masih remaja," jelas dia.

Bahaya berenang di laut itu disebabkan keberadaan palung sepanjang pantai selatan. Bupati Bantul Sri Surya Widati pernah mengusulkan, agar petunjuk keberadaan palung laut di kawasan Parangtritis dicetak di karcis.

Menanggapi pernyataan Bupati Bantul itu, Bambang mengatakan, usulan Bupati Bantul itu tidak bisa dilakukan, karena keberadaan palung berpindah-pindah. Karena itu, pengumuman posisi palung laut di karcis tidak ideal.

"Misalnya hari ini di sini, besok bisa di sana. Kalau mau aman ya cetak jika sepanjang 13,5 kilometer Pantai Bantul ditulis semua palung," ucap dia.

Menurut Bambang, keberadaan palung yang selama ini membahayakan wisatawan pantai memang tidak dapat diprediksi. Namun berdasarkan pengamatan tim SAR, palung itu umumnya berada di sekitar titik yang permukaan airnya tenang.

"Orang SAR bilang di ombak yang tenang itu justru pusarannya tinggi dan itu membahayakan. Kami harapkan kejadian itu (kecelakaan laut) tidak ada lagi, paling aman pengunjung tidak usah berenang di pantai selatan," imbau Bambang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.