Sukses

El Nino Diprediksi hingga Awal Maret, Petani NTT Cemas

BMKG memprediksi El Nino di NTT secara gradual mulai meluruh intensitasnya menjelang akhir Februari atau awal Maret 2016.

Liputan6.com, Kupang - Intensitas El Nino -- fenomena alam terkait dengan kenaikan suhu permukaan laut -- masih kuat dan akan bertahan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga beberapa pekan mendatang. Kendati, diprediksi secara gradual mulai meluruh intensitasnya menjelang akhir Februari atau awal Maret 2016.

"Hingga pertengahan Januari 2016 hasil foto satelit dan monitoring terhadap kolam hangat di laut Pasifik menunjukkan konsistensi kondisi El Nino masih menguat melanda wilayah berbasiskan kepulauan ini hingga akhir Februari atau bahkan awal Maret 2016," ucap prakirawan BMKG Kupang, Sti Nenotek, seperti dikutip Antara di Kupang, Sabtu (16/1/2016).

Sti mengemukakan hal itu terkait musim hujan di NTT yang semakin sulit diprediksi hingga membuat para petani mulai cemas. Sebab, tanaman hortikultura yang sudah ditanam tidak lagi mendapatkan siraman air hujan.

Menurut dia, selama El Nino kuat menekan akan dibarengi dengan hujan sporadis pada titik-titik wilayah tertentu dengan intensitas ringan dan lamanya maksimal hanya 30 menit.

"Jadi jangan salah paham, ramalan BMKG setempat bahwa terjadi El Nino tidak berarti akan sama sekali tidak turun hujan. Tetap turun hujan, hanya dengan intensitas ringan, tidak seperti bulan Januari tahun-tahun sebelumnya di mana hujan lebat dan durasinya bisa mencapai 5 jam atau lebih," papar Sti.

Dia merinci, nilai indeks El Nino saat ini 2.30 atau turun dari nilai 2.34 pada minggu sebelumnya, dan sudah 14 minggu kondisi El Nino melewati batas ambang kategori El Nino kuat, yaitu +2.

"Siklus suhu muka laut musiman telah bermigrasi dari wilayah belahan bumi Utara memasuki wilayah Pasifik Barat, merupakan pertanda awal dari proses gradual transisi kondisi El Nino ke kondisi netral," beber Sti.

BMKG Kupang telah mengumumkan, sebagian besar wilayah NTT saat ini dilanda kekeringan di musim hujan atau longresfer sejak akhir Desember 2015 hingga saat ini sebagai dampak dari menguatnya fenomena El Nino.

"Longresfer merupakan suatu kejadian di tengah kekeringan di musim hujan. Ini terkadang sangat mengganggu atau menimbulkan dampak yang sangat signifikan, terutama pola tanam para petani," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang, Apolonaris S Geru di Kupang.

Kemudian, ia mengemukakan, dampak berikutnya adalah curah hujan yang diakibatkan El Nino dengan indikator umumnya curah hujan di bawah normal. "Berdasarkan hasil analisis kami selama Desember, umumnya curah hujan di bawah normal di sebagian besar zona."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini