Sukses

Pasca-Baku Tembak, Jenazah Anak Buah Santoso Dibawa ke Palu

Rencananya, jenazah akan dibawa ke RS Bhayangkara di Palu untuk diautopsi.

Liputan6.com, Palu - Jenazah teroris anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso, yang tewas dalam baku tembak dengan tim gabungan TNI dan Polri di Pegunungan Tineba, Desa Taunca, Poso Pesisir Utara, Poso, masih dievakuasi dari lokasi kejadian.

Berdasarkan rencana, jenazah yang belum diketahui identitasnya tersebut akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Palu untuk menjalani proses autopsi.

"Proses evakuasi masih berjalan. Rencananya memang jenazah mau dibawah ke RS Bhayangkara di Palu untuk diautopsi," kata petugas yang enggan disebutkan namanya saat dihubungi Liputan6.com dari Palu, Jumat (15 Januari 2016).

Dia mengaku, belum tahu persis kapan evakuasi berakhir. Karena diakuinya, medan TKP cukup sulit sebab jalur pegunungan.

"Mungkin personel yang lakukan evakuasi akan membutuhkan waktu cukup lama," tandas petugas itu.


Seperti diberitakan sebelumnya, aksi baku tembak itu bermula saat tim gabungan melakukan patroli di seputaran Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Saat tengah patroli, tim gabungan yang berjumlah belasan orang ditembaki sekelompok orang bersenjata dari arah pondok kebun, yang berada persis di atas Pegunungan Tineba.

Tim gabungan langsung berpencar dan membalas tembakan. Namun, kelompok tersebut malah terus membalas tembakan hingga baku tembak pun tidak terhindarkan.

Baku tembak terus terjadi hingga pukul 10.00 WITA. Bahkan kelompok tersebut melempari tim gabungan dengan bom rakitan jenis granat. Untung dalam aksi itu, personel dari tim gabungan tidak ada yang menjadi korban jiwa maupun korban luka.

"Dari tim gabungan tidak ada yang kena, hanya dari kelompok itu ada yang terkena dan langsung tewas di tempat," kata dia.

Dia juga menyebutkan, baku tembak berlangsung lama hingga kelompok tersebut melarikan diri meninggalkan TKP.

Diketahui jarak pusat perkampungan Desa Taunca dengan TKP hanya tiga kilometer. Namun demikian, belum ada laporan warga yang mendengar suara letusan senjata api dan bom rakitan. Sedangkan TKP sendiri, merupakan lahan perkebunan beberapa warga setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini