Sukses

Usai Lebaran 2022, Kasus COVID-19 di Dunia Terus Turun

Kasus COVID-19 di dunia kini sedang terus-menerus turun.

Liputan6.com, Jakarta - Total kasus baru COVID-19 terpantau sedang sangat menurun di seluruh dunia. Bertepatan setelah Lebaran 2022, total kasus melandai setelah sempat meroket pada Januari 2022. 

Berdasarkan data Johns Hopkins University, Sabtu (7/5/2022), total kasus baru selama 28 hari terakhir adalah 19,2 juta kasus. Pada Januari lalu, ada 77,9 juta kasus per 28 hari.

Berikut daftar 10 negara dengan kasus baru virus corona terbanyak selama 28 hari terakhir: 

1. Jerman: 2,6 juta kasus baru

2. Korea Selatan: 2,3 juta

3. Prancis: 2,1 juta

4. Italia: 1,5 juta

5. Amerika Serikat: 1,4 juta

6. Australia: 1,1 juta

7. Jepang: 1 juta

8. China: 733 ribu

9. Inggris: 575 ribu

10. Vietnam: 534 ribu

Seperti diketahui, kasus COVID-19 di China sedang meningkat. Shanghai pun lockdown ketat untuk mengurangi penyebaran virus corona. 

Jumlat kasus positif di Korea Selatan masih tinggi, tetapi pemerintah justru melonggarkan aturan social distancing. Pemakaian masker di luar ruangan kini sudah tidak wajib dan jam operasional bisnis-bisnis telah semakin bebas. 

Berdasarkan data kementerian kesehatan Korsel, ada 39.600 kasus pada Sabtu ini. Sebanyak 413 kasus tergolong parah.

Secara keseluruhan, ada 516 juta kasus COVID-19 di selama pandemi COVID-19. Angka kematian mencapai 6,2 juta menurut perhitungan Johns Hopkins.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan kasus Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) usai libur Lebaran 2022 baru akan terlihat sekitar satu bulan mendatang.

"Untuk mengetahui kasus COVID-19, efek dari Lebaran, sekitar sebulan lah rata-rata, namun ini juga bergantung seberapa baik deteksi karena kembali, apapun itu bergantung pada kemampuan deteksi," kata Dicky di Jakarta, Jumat 6 Mei 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memantau Gelombang Baru

Lebih lanjut, perkiraan waktu tersebut, kata Dicky, adalah paling ideal mengingat pemerintah juga mewajibkan pemudik untuk memperoleh vaksinasi penguat sebelum melakukan aktivitas mudik Idul Fitri 1443 Hijriah ini untuk mencegah gelombang kasus, meski tidak diketahui pasti bagaimana kepatuhan pemudik pada ketentuan itu.

"Permasalahannya adalah kita tidak tahu seberapa banyak pemudik yang mendapatkan booster, namun setidaknya masih dalam durasi efektif dari dua dosis vaksinasi, yang artinya masih berada di bawah tujuh bulan pascasuntikan kedua," ucapnya yang dilansir Antara.

Meski demikian, Dicky membenarkan vaksinasi bukan menjadi satu-satunya faktor amannya perjalanan mudik lebaran 2022 ini dari ancaman COVID-19, namun juga ada pengaruh ventilasi dan sirkulasi udara, serta tingkat kerumunan.

Dicky menyebutkan meski hanya ada 10-20 persen orang yang terinfeksi COVID-19, berpotensi jadi pembawa virus ini dan menularkannya, terlebih momen mudik dan balik, adalah waktu di mana kerumunan orang akan bergerak bersamaan.

"Nah efektifitas penularan dalam arus ramai seperti ini bergantung pada seberapa banyak orang yang mendapat vaksinasi, tidak perlu 100 persen sekitar 70 atau 60 persen relatif akan menjadi barrier, terlebih jika sudah 100 persen. Karenanya kita semua berharap vaksinasi yang dilakukan beberapa waktu belakangan tidak akan sampai memberi efek negatif pada perkembangan penanganan COVID-19," ucapnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Hindari Penularan COVID-19 di Tempat Transit

Masyarakat yang tengah mudik mulai bersiap untuk kembali ke kota asal. Dalam masa arus balik mudik, epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan agar tetap menjaga diri dari penularan COVID-19 salah satunya di tempat transit.

“Dalam masa perjalanan itu biasanya kita transit dan ke toilet, usahakan cari toilet yang sirkulasinya bagus dan tidak lama di toilet,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Jumat (6/5/2022).

Ia juga mengingatkan, selama di tempat transit, pemudik perlu menghindari tempat-tempat yang banyak kerumunan. Ketika makan dan minum di tempat transit, maka perlu hati-hati pula dengan cepat mengenakan masker setelah selesai.

“Makan minum itu penting, tapi selesai makan minum segera tutup pakai masker. Jadi selama perjalanan, kepatuhan terhadap 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas) itu penting.”

Dicky juga mengimbau para pemudik untuk tidak sembarangan memegang fasilitas atau alat-alat di tempat transit yang berpotensi menjadi tempat virus menempel.

“Jangan sembarangan menyentuh permukaan barang, sering cuci tangan, kalau bisa bawa hand sanitizer.”

Di sisi lain, pemerintah juga perlu memastikan bahwa moda transportasi yang digunakan pemudik ini aman dari paparan COVID-19. Seperti dari sisi ventilasi dan sirkulasi udaranya.

4 dari 4 halaman

EMA: Meski Situasi Stabil, Pandemi COVID-19 Belum Berakhir

Situasi COVID-19 di Eropa telah "stabil", kendati demikian Badan Urusan Obat-Obatan Eropa EMA pada Kamis 5 Mei 2022 memperingatkan pandemi "masih jauh dari selesai."

"COVID-19 akan terus mempengaruhi kehidupan kita," kata Kepala Strategi Ancaman dan Vaksin Kesehatan Biologis EMA, Marco Cavaleri seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (6/5/2022).

Ditambahkannya, "kita harus tetap waspada dan siap dengan munculnya varian baru, dan kemungkinan lonjakan kasus Virus Corona COVID-19 pada musim dingin mendatang."

Cavaleri juga mengatakan prioritas saat ini adalah mengerjakan vaksin adaptif yang dapat mengatasi varian baru ini.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, penularan COVID-19 di sebagian besar negara Uni Eropa secara keseluruhan menurun; dan tidak ada negara yang melaporkan peningkatan angka kematian akibat COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir ini.

Sementara, Asian Games yang dijadwalkan akan berlangsung di kota Hangzhou, China pada bulan September telah resmi ditunda hingga 2023 karena situasi Covid-19. Hal ini telah dikonfirmasi langsung oleh Dewan Olimpiade Asia (OCA) pada Jumat (6/5/2022). 

Ajang olahraga multi cabang  empat tahun sekali ini awalnya dijadwalkan berlangsung dari 10-25 September di ibukota provinsi Zhejiang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.