Sukses

Raja Yordania, Pangeran Abu Dhabi, dan Presiden Mesir Bahas Masjid Al Aqsa

Tiga pemimpin di Timur Tengah dari Yordania, Uni Emirat Arab, dan Mesir membahas situasi di Yerusalem serta Ukraina.

Liputan6.com, Kairo - Pangeran Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed (MbZ) menggelar dialog dengan Raja Abdulah II dari Yordania, serta Presiden Abdel Fatah Al-Sisi dari Mesir. Ketiganya bertemu di ibu kota Kairo pada Minggu kemarin (24/4). 

Dilaporkan Emirates News Agency (WAM), Senin (25/4/2022), para pemimpin melakukan dialog untuk membahas isu regional dan global, serta buka puasa bersama.

Isu di Masjid Al-Aqsa turut menjadi pembahasan. Beberapa waktu lalu, terjadi bentrokan antara warga Palestina dan aparat Israel. Tindakan Israel memicu kecaman dari para pemimpin Muslim dan pihak Israel akhirnya melarang warga non-Muslim masuk area tersebut hingga akhir Ramadhan 2022.

Namun, ketiga pemimpin turut membahas isu personal, seperti masalah kesehatan Raja Yordania yang baru-baru ini menjalani operasi. Pangeran Abu Dhabi dan Presiden Al-Sisi mengucapkan selamat karena operasi berjalan sukses.

"Ketiga pemimpin juga menyentuh perkembangan-perkembangan yang terjadi di kota Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa, menekankan perlunya untuk menghentikan tindakan-tindakan yang melanggar kesakralan dari masjid suci dan mengubah status quo di sana, serta menghindari eskalasi dan menenangkan situasi," tulis laporan WAM.

Ketiga pemimpin itu menegaskan bahwa perdamaian dan stabilitas diperlukan untuk pembangunan region dan mencapai aspirasi rakyat.

Isu Ukraina juga jadi pembahasan, termasuk konsekuensi ekonomi. Ketiga pemimpin meminta semua pihak agar menggunakan upaya maksimum untuk menyelesaikan konflik melalui diplomasi dan dialog.

"Mereka mengungkap kekhawatiran mereka terhadap situasi kemanusiaan yang memburuk akibat krisis itu dan menegaskan perlunya solusi politik yang urgen," tulis WAM.

Raja Yordania, Pangeran Abu Dhabi, dan Presiden Mesir pun turut berdoa bersama agar adanya kebaikan, stabilitas, dan kedamaian bagi negara-negara Arab dan Islam, serta masyarakat dunia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kemenag Kembali Buka Seleksi Imam Masjid Uni Emirat Arab, Ini Syaratnya

Kementerian Agama (Kemenag) kembali membuka seleksi imam masjid asal Indonesia untuk ditempatkan di Uni Emirat Arab (UEA). Pendaftaran seleksi imam masjid ini akan dibuka mulai 25 April hingga 7 Mei 2022.

"Kemenag kembali membuka seleksi imam masjid untuk ditugaskan di Uni Emirat Arab. Pendaftaran dibuka dari 25 April hingga 7 Mei 2022. Kita akan menjaring lebih banyak calon imam dari seluruh Indonesia," kata Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin dikutip dari siaran persnya, Sabtu (23/4).

Dia menyampaikan, pada 2021 telah lolos seleksi 50 imam, dan 30 orang di antaranya telah diberangkatkan untuk bertugas di UEA. Sedangkan 20 imam berikutnya akan diberangkatkan setelah Idul Fitri 1443 H. Mereka mendapat penempatan di beberapa negara bagian UEA.

"Tahun 2022 ini ditargetkan akan terseleksi 150 orang imam untuk ditugaskan menjadi duta Indonesia sebagai imam di masjid-masjid di UEA," katanya.

Kamaruddin menjelaskan pengiriman imam masjid ke Uni Emirat Arab merupakan bagian strategis dari kerja sama bilateral antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Uni Emirat Arab. Para imam masjid juga menjadi duta Indonesia di sana.

"Program ini ikut berkontribusi pada peningkatan kerja sama bilateral kedua negara, termasuk meningkatkan citra Indonesia di mata masyarakat UEA," ujar Kamaruddin.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib menambahkan, imam masjid asal Indonesia diminati lantaran berpaham ahlus sunnah wal jamaah. Hal ini menjadi nilai tambah, selain kemampuan dalam membaca Al-Qur'an.

"Indonesia ini memiliki jumlah umat Islam terbesar di dunia. Indonesia memiliki banyak lembaga pendidikan Islam. Umat Islamnya moderat, berperilaku mulia, pahamnya ahlus sunnah wal jamaah dan cara pikirnya wasatiah (moderat)," tutur Adib.

3 dari 4 halaman

Syarat Daftar Seleksi Imam Masjid UEA

Seleksi imam masjid dilakukan secara daring dan luring. Pendaftaran dilakukan secara online. Setelah berkas administrasi calon peserta masuk, Kemenag akan memverifikasi dan memberikan pengumuman peserta yang berhak mengikuti tes seleksi pada 9 Mei 2022.

"Sementara untuk waktu seleksinya kita tetapkan selama tiga hari melalui daring, yaitu pada 10 hingga 12 Mei 2022. Hasilnya diumumkan secara daring pada13 Mei 2022," ucap dia.

"Bagi yang lulus seleksi administrasi, harus mengikuti seleksi wawancara pada 15 Mei 2022 yang digelar secara luring," tambah Adib.

Berikut syarat dan ketentuan peserta seleksi:

1. Hafal Al-Quran 30 juz

2. Sehat jasmani dan rohani

3. Menguasai ilmu tajwid (teori dan praktik)

4. Dapat berkomunikasi dalam Bahasa Arab

5. Memahami hukum fikih

6. Memiliki suara yang fasih dan merdu

7. Tidak bergabung dalam partai politik

8. Memiliki keterampilan retorika dakwah dan berkhutbah

9. Berakhlak mulia

10. Berfaham ahlus sunnah wal jamaah dengan manhaj wasathiyah

11. Usia minimal 25 tahun/sudah menikah

Calon imam yang memenuhi syarat bisa mengikuti seleksi dengan mendaftar di http://bimasislam.kemenag.go.id pada menu Seleksi Imam Masjid dengan melampirkan file berikut:

1. KTP

2. KK

3. Ijazah terakhir

4. Sertifikat/Keterangan hafal 30 juz dari Lembaga Pendidikan /Organisasi Tahfidz

5. Rekomendasi dari lembaga pendidikan Islam atau ormas Islam

4 dari 4 halaman

Haji Buka Tahun Ini

Kabar gembira lainnya dari Timur Tengah adalah dibukanya haji pada 2022. 

Jemaah asing akan menjadi bagian terbesar dari jutaan peziarah yang diizinkan melaksanakan Haji 2022. Keputusan itu diumumkan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada Selasa 12 April.

Jemaah haji dari luar negeri diperkirakan mencapai 85 persen dari total jumlah yang hadir. Sebelumnya, jemaah haji dari luar ARab Saudi dilarang hadir dalam dua tahun terakhir karena pandemi virus corona COVID-19, seperti dikutip dari laman The National, Rabu (13/4).

"Sangat penting bagi pemerintah untuk menjaga keselamatan dan keamanan jemaah haji, serta pengunjung Masjid Nabawi," kata pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

Pada 2022 ini, Arab Saudi ingin memberikan jumlah "maksimum" kepada jemaah yang berkesempatan melakukan haji dari seluruh dunia.

Ibadah Haji 2022 akan terbuka untuk warga di bawah usia 65 tahun yang telah menerima vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Jamaah yang berasal dari luar kerajaan wajib menyerahkan hasil tes PCR negatif COVID-19 yang diambil dalam waktu 72 jam sejak keberangkatan ke kerajaan.

Kementerian mengatakan semua jemaah harus mengikuti protokol kesehatan dan mematuhi tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan mereka saat melakukan haji.

Pada 2020, kerajaan menutup perbatasannya untuk menahan penyebaran COVID-19 dan haji dibatasi untuk 1.000 jemaah haji domestik. Lalu 2021, Kementerian Haji mengumumkan hanya penduduk dan warga yang diizinkan untuk melakukan haji. Jumlahnya kemudian dibatasi menjadi 60.000 karena ancaman kesehatan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 .

Ibadah haji biasanya menarik sekitar dua juta Muslim dan menghasilkan $ 12 miliar untuk Arab Saudi setiap tahun. Haji 2022 akan dimulai pada 7 Juli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.